Inilah Orang Mati Syahid yang Masuk Neraka

Jihad yakni amal yg sungguh berat. Bisa dibilang paling berat dibandingkan dgn amal-amal yg lain.

Cobalah sebutkan satu per satu amal yg kita hafal. Shalat? Shalat ialah ibadah yg memerlukan pengorbanan waktu, gerakan fisik & bacaan ekspresi serta hati. Sedangkan jihad, pengorbanan waktunya lebih usang. Jika shalat cuma hitungan menit, jihad bisa menyantap waktu dlm hitungan hari hingga bulan. Jika shalat membutuhkan gerak untuk bangkit, ruku’ & sujud; jihad bahkan membutuhkan tenaga untuk berlari, memakai senjata & bertempur melawan musuh. Dalam berjihad pun, seorang mujahid tetap melakukan shalat.

Zakat? Zakat ialah ibadah maliyah, mengeluarkan harta. Sedangkan jihad, pengorbanannya lebih besar. Jika zakat berkisar antara 2,5% – 10%, orang yg berjihad bisa menghabiskan separuh hartanya untuk perbekalan & persenjataan.

Haji? Haji yakni ibadah yg memerlukan dana & kemampuan fisik. Namun, jihad lagi-lagi memerlukan dana & kemampuan fisik yg lebih besar. Ada puluhan jamaah haji yg meninggal alasannya adalah sakit atau kecapekan. Tetapi dlm jihad, potensi untuk meninggal jauh lebih besar alasannya adalah langsung berhadapan dgn senjata musuh.

Karenanya, jihad merupakan amal paling berat dibandingkan dgn amal-amal yg lain. Jihad mempunyai arti mengorbankan harta sekaligus rawan nyawa. Maka sangatlah pantas kalau orang yg berjihad kemudian syahid, ia mendapatkan surga.

Namun, ternyata ada orang yg berjihad & dlm persepsi insan mati syahid namun masuk neraka. Siapa beliau? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunjukan:

إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ

“Sesungguhnya manusia pertama yg diputuskan perkaranya pada hari kiamat adalah seorang pria yg mati syahid. ia dihadapkan, lalu Allah memberikan kenikmatan-kenikmatanNya kepadanya, maka ia pun mengenalnya. Allah mengajukan pertanyaan, ‘Apa yg telah ananda kerjakan padanya?’ Orang itu menjawab, ‘Aku berperang karenaMu sehingga gue mati syahid.’ Allah berfirman, ‘Kamu dusta, akan tetapi ananda berperang semoga dibilang ‘fulan pemberani; & itu sudah ananda peroleh.’ Kemudian ditugaskan (semoga ia diseret di atas parasnya). Lalu ia pun diseret di atas wajahnya sampai dicampakkan ke dlm neraka.” (HR. Muslim)

  Empat Tingkatan Bersuci, Nasehat Imam Ghazali

Duhai betapa nestapanya. Amal yg begitu berat, mengorbankan harta & jiwa, tetapi justru masuk neraka. Dan kita sekarang tahu penyebabnya: tak lapang dada, tak mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Berjihad, tetapi niatnya ingin disebut sebagai pemberani. Berjuang, namun niatnya ingin disebut sebagai jagoan.

Maka marilah kita periksa hati kita. Jangan-jangan kita lebih jelek dr orang yg disebut dlm hadits Nabi tersebut. Beramal karena riya’. Beramal alasannya adalah ingin disanjung orang. Beramal sebab mengharap tepuk tangan.

Jika amal seberat jihad & pengorbanan nyawa saja menjadi sia-sia sebab riya’, apatah lagi amal-amal kita yg tak sehebat jihad & jauh dr resiko nyawa. Tanpa niat tulus, sungguh betapa nestapa. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]