Berbuat ihsan (baik) sudah diperintahkan oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur`an, & dipraktikkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam & para shahabat dlm kehidupan mereka.
Di antara bentuk berbuat ihsan ialah pada semua makhluk ciptaan Allah, baik pada insan, hewan & tumbuh-flora. Berikut ini adalah penjelasannya dengan-cara biasa seperti dikutip dr kitab Haditsul Ihsan karya Prof. Dr. Falih Ash-Shughayyir.
- Berbuat ihsan dlm muamalah dgn orang renta ialah berbuat baik & menaatinya selama tak menyimpang dr pemikiran Islam, senantiasa memberikan kebaikan serta menjauhi hal-hal yg dapat menyulitkan mereka, mendoakan & memohonkan ampunan bagi mereka, melaksanakan akad-janjinya & menghormati karib kerabatnya.
- Berbuat ihsan pada karib kerabat yakni dgn berbuat baik & berlemah-lembut pada mereka, melaksanakan apa yg menggembirakan mereka serta meninggalkan segala yg menyulitkan mereka.
- Berbuat ihsan pada anak yatim yakni dgn mempertahankan harta & hak-hak mereka, serta mendidik & mengajarkan mereka akhlak-budbahasa yg baik serta selalu mengusap kepala mereka dgn usapan kasih sayang.
- Berbuat ihsan pada kaum dhuafa yakni dgn menyanggupi keperluan pangan, sandang & papan mereka agar tak dihina, tak melakukan hal-hal yg menyengsarakan mereka & senantiasa menunjukkan hal-hal yg berguna bagi mereka semampunya.
- Berbuat ihsan pada Ibnu Sabil (musafir) ialah dgn menawarkan apa yg mereka butuhkan, mempertahankan harta & kehormatannya serta memperlihatkan jalan jika beliau kesasar.
- Berbuat ihsan pada pembantu yakni dgn menawarkan upah pada waktunya, tak menambah beban pekerjaan yg bukan pekerjaannya, atau menambah beban dgn pekerjaan yg tak bisa dilaksanakannya, mempertahankan kehormatannya & menghormati hal-hal yg menyangkut problem pribadinya.
- Berbuat ihsan pada semua insan yaitu dgn berlemah-lembut tatkala bicara dgn mereka, beramah-tamah dlm berinteraksi, memperlihatkan jalan kebenaran, mengajarkan ilmu kalau mereka terbelakang, mengakui serta menghormati hak mereka, memberikan apa-apa yg bermanfa’at & mencegah kejelekan yg mampu menimpa mereka.
- Berbuat ihsan pada binatang yakni memperlihatkan kuliner apabila lapar, mengobati bila terluka, tak menambah beban & menunjukkan beban lebih dr kemampuannya, berlemah-lembut jika memperkerjakannya & mengistirahatkannya jika capek.
- Berbuat ihsan terhadap sesuatu yg menyangkut dgn raga & pekerjaan yakni melakukan pekerjaan dgn baik & profesional, menjauhi segala tipu muslihat dlm melakukan pekerjaan .” Demikianlah klarifikasi Syaikh Al-Jazairi.
Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mendidik para shahabatnya atas dasar sifat yg mulia ini disertai dgn adab yg mulia, sehingga mereka mencapai derajat tertinggi dlm hal ihsan, mendapatkan kehidupan yg baik, bahkan sifat itu pula menjadi salah satu alasannya dr tersebarnya agama Islam.
Mereka menjadi mulia karena sopan santun yg terpuji & perbuatan ihsan yg diikuti dgn ketawadhuan.
Sebuah pertanyaan pada setiap juru dakwah guru & pendidik, apakah kita telah menerapkan sifat yg mulia ini, di mana tak seorang pun yg mengamalkannya kecuali akan menghadirkan kebaikan & kemulian? Begitu pula barangsiapa yg melewatkan & meninggalkannya akan mendapatkan kehinaan? Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam,
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
“Tidaklah seseorang berlaku berlemah-lembut pada sesuatu kecuali hal itu akan menjadi dekorasi bagi dirinya, & tidaklah seseorang mencampakkannya kecuali beliau akan terhina.”
Semoga sifat yg mulia ini tertanam dlm hati & menjadi dekorasi diri kita semua. [Abu Syafiq/Wargamasyarakat]