Lanjutan dr Inilah Cara Berbuat Baik Pada Tetangga
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sangat menekankan pada umatnya untuk melaksanakan hak-hak tetangga & berbuat baik kepadanya, sebagaimana yg diriwayatkan dr Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
”Barangsiapa yg beriman pada Allah & hari selesai; maka ia harus berkata baik atau diam saja. Barangsiapa yg beriman pada Allah da hari tamat; maka ia harus memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa yg beriman pada Allah & hari selesai; maka ia mesti memuliakan tamunya.” (HR. Muslim)
Syaikh Abu Muhammad bin Abi Jamrah menandakan hak-hak tetangga & cara berbuat baik kepadanya, ia menyampaikan,
”Menjaga tetangga termasuk ciri kesempurnaan akidah. Orang-orang jahiliyah dahulu selalu menjaga hak tetangganya, menawarkan sesuatu yg berkhasiat sesuai dgn kemampuan, seperti menunjukkan hadiah, paras yg berseri tatkala bertemu, mengetahui keadaannya & menolongnya jikalau ia memerlukan dukungan, & lain sebagainya. Begitu pula dgn menjaganya dr hal-hal yg membahayakan, dengan-cara lahir maupun batin.
Bahkan, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menafikan keimanan seseorang yg tak membuat aman tetangganya, sebagaimana hadits yg akan disebutkan dlm bagian ini pada tempatnya tersendiri. Hal itu sangat menegaskan betapa besarnya hak tetangga & membahayakannya termasuk dosa besar.”
Di antara cara berbuat baik pada tetangga ialah tak menyakitinya, baik dgn perkataan maupun perbuatan, sebagaimana yg diriwayatkan dr Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِي جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَسْكُتْ
”Barangsiapa yg beriman pada Allah & hari final; maka janganlah ia menyakiti tetangganya. Barangsiapa yg beriman pada Allah & hari selesai; maka ia mesti memuliakan tamunya. Dan barangsiapa yg beriman pada Allah da hari simpulan; mesti berkata baik atau diam saja.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain dr Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
”Barangsiapa yg beriman pada Allah & hari akhir; maka ia harus berkata baik atau membisu saja. Barangsiapa yg beriman pada Allah da hari akhir; maka ia harus memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa yg beriman pada Allah & hari tamat; maka ia mesti memuliakan tamunya.” (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi Syarh Shahih Muslim menyampaikan, ”Al-Qadhi Iyadh membuktikan, ’Makna hadits yakni siapa yg menjalan syariat Islam, maka harus memuliakan tetangga & tamunya, serta berbuat baik pada keduanya. Semua itu ialah pemahaman hak bertetangga yg dianjurkan untuk selalu menjaganya.”
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Inilah Cara Berbuat Baik Pada Tetangga (Bagian 3)