Di bulan Ramadhan, orang-orang yg beriman wajib berpuasa. Ibadah istimewa yg pula merupakan rukun Islam ketiga. Nah, bagaimana lafadz niat puasa Ramadhan, doa buka puasa, & doa sahur? Berikut ini penjelasannya.
Alhamdulillah Ramadhan kembali datang. Dan istimewanya, Ramadhan 1443 ini pandemi mulai mereda. Maka, kita panjatkan syukur pada Allah Subhanahu wa Ta’ala yg sudah memanjangkan usia kita untuk beribadah di bulan pahala dgn situasi yg lebih normal dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Kita bersyukur atas nikmat bertemukembali dgn bulan suci yg penuh spesialisasi & keistimewaan. Bulan yg di dalamnya Allah melipatgandakan pahala seluruh ibadah & kebaikan. Bahkan ada satu malam yg lebih utama dr seribu bulan.
Karenanya, kita perlu memaksimalkan ibadah di bulan ini. Khususnya puasa yg menjadi keharusan utama kita. Karenanya kita perlu menata niat & melengkapi dgn doa-doa. Meskipun tak wajib melafadzkan niat, tetapi banyak ulama yg beropini melafadzkannya ialah sunnah. Dalam rangka menguatkan niat di hati.
Mungkin alasannya adalah itulah, banyak kaum muslimin yg mencari niat puasa Ramadhan, doa buka puasa, & doa sahur. Maklum, sudah 11 bulan berlalu dr membaca doa-doa itu sebelumnya. Karenanya, Wargamasyarakat berusaha untuk menyajikannya pada seluruh pembaca.
Daftar Isi
Apakah Niat Puasa Harus Diucapkan
Niat merupakan hal yg sungguh fundamental dlm setiap ibadah. Termasuk dlm puasa. Seluruh ulama sepakat, tanpa niat puasa Ramadhan, puasa Ramadhan menjadi tak sah.
Imam An Nawawi rahimahullah menerangkan, dengan-cara bahasa, niat (النية) dlm bahasa Arab berarti mengingini sesuatu atau bertekad untuk menerimanya. Sedangkan Imam Al Baidhawi menjelaskan bahwa niat yakni dorongan hati untuk melakukan sesuatu sesuai dgn tujuan.
Dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, Prof Dr Wahbah Az Zuhaili menerangkan bahwa berdasarkan ungkapan syara’, niat yaitu tekad hati untuk melaksanakan amalan fardhu atau yg lain.
Lebih jauh dia menerangkan, semua ulama setuju bahwa tempat niat yaitu hati. Niat dgn hanya mengucapkan di mulut belum dianggap cukup. Melafadzkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tak harus mengucapkan niat. Namun menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dlm rangka menolong hati mendatangkan niat.
Sedangkan berdasarkan madzhab Maliki, yg terbaik adalah tak melafadzkan niat alasannya tak ada contohnya dr Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kapan Niat Puasa Ramadhan
Kapan niat puasa Ramadhan? Haruskah tepat sebelum mulai puasa sebagaimana niat sholat? Prof Dr Wahbah Az Zuhaili menerangkan, makna niat yakni keinginan dengan-cara lazim (al iradah al kulliyah). Sehingga niat dr malam hari tetap dianggap sah & niat tak disyaratkan harus bersamaan dgn terbitnya fajar. Bahkan menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan serentak dgn terbitnya fajar tak sah.
Karena sulitnya menepatkan niat puasa menjelang terbitnya fajar, maka boleh niat puasa Ramadhan pada malam hari & boleh pula berniat pada waktu sahur. Yang tak boleh jikalau melaksanakan niat sesudah terbitnya fajar. Berbeda dgn puasa sunnah yg niatnya boleh di pagi hari.
Dalam Fikih Empat Madzhab, Syaikh Abdurrahman Al Juzairi menerangkan bahwa menurut madzhab Syafi’i, Hanbali, & Hanafi, niat puasa Ramadhan mesti diperbaharui setiap hari puasa, pada malam hari sebelum tiba waktu fajar. Sedangkan menurut madzhab Maliki, niat puasa Ramadhan cukup sekali di awal asalkan tak terpotong sakit atau safar yg menjadikan tak puasa.
Menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan tak mampu diwakili dgn makan sesuatu pada ketika sahur kecuali jika saat makan sahur terbetik dlm pikirannya bahwa besok akan berpuasa. Sedangkan berdasarkan madzhab Hanafi, niat puasa Ramadhan mampu diwakili dgn makan sahur kecuali jikalau dikala makan itu bermaksud bukan untuk berpuasa.
Lafadz Niat Puasa Ramadhan
Dalam madzhab Syafi’i (termasuk secara umum dikuasai umat Islam di Indonesia), lafadz niat puasa Ramadhan ialah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhisy syahri romadhooni hadzihis sanati lillaahi ta’aala)
Artinya:
Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini alasannya adalah Allah Ta’ala.
Sedangkan berdasarkan Madzhab Hanbali (Hanabilah), siapa yg hatinya terbersit cita-cita bahwa besok akan puasa, maka itu sudah dianggap niat.
Doa Buka Puasa
Di antara sunnah puasa ialah menyegerakan berbuka, memperbanyak doa menjelang buka, & membaca doa buka puasa. Ada beberapa doa buka puasa yg mampu kita dapatkan dlm kitab-kitab hadits. Antara lain selaku berikut:
Doa Buka Puasa Dzahabazh Zhoma’u
Berikut ini doa buka puasa yg paling shahih. Lengkap tulisan Arab, goresan pena latin, & terjemah artinya dlm bahasa Indonesia.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
(Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruq wa tsabatal ajru insyaa Allah)
Artinya:
Telah hilang rasa haus & urat-urat telah berair serta pahala akan tetap insya Allah.
Para ulama menilai doa riwayat Abu Dawud & Daruquthni ini paling baik derajat haditsnya sehingga banyak ulama menyimpulkan bahwa doa inilah yg paling utama sebagai doa buka puasa.
Doa Buka Puasa Allahumma Laka Shumtu
Doa ini berdasarkan hadits hasan. Menjadi alternatif doa buka yg bersumber dr sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
(Allohumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu)
Artinya:
Ya Allah, untuk-Mu gue berpuasa & dgn rezeki-Mu gue berbuka.
Doa tersebut bersumber dr hadits riwayat Abu Dawud. Syaikh Nasiruddin Al-Albani menghasankannya dlm Misykatul Mashabih, tetapi mendhaifkannya dlm Shahih wa Dhaif Al Jami’u Ash Shaghir & kitab-kitab yang lain.
Doa Buka Puasa Panjang
Doa buka puasa ketiga lebih panjang daripada yg pertama & kedua. Berikut ini goresan pena Arab, goresan pena latin, & terjemah artinya dlm bahasa Indonesia.
اللَّهُمَّ إِنِّيْ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَ بِكَ آمَنْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اغْفِرْلِىيْ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِيْ فَصُمْتُ وَرَزَقَنِيْ فَأَفْطَرْتُ
(Allohumma innii laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu wa ‘alaika tawakkaltu wa bika aamantu, dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruq wa tsabatal ajru insyaa-aLlahu ta’ala. Yaa waa si-al fadhli ighfirlii, alhamdulillaahil ladzii a’aananii fashumtu wa rozaqonii fa-afthortu)
Artinya:
Ya Allah, bantu-membantu gue berpuasa alasannya-Mu & gue berbuka dgn rezeki-Mu. Kepada-Mu gue bertawakal & terhadap-Mu gue beriman. Dahaga telah lenyap, urat-urat sudah basah & pahala sudah niscaya ditemukan, insya Allah. Wahai Tuhan yg luas karunia-Nya, ampunilah dosaku. Segala puji bagi Allah yg telah membantuku sehingga ku mampu berpuasa & memberiku rezeki sehingga gue dapat berbuka.
Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili mencantumkan doa ini dlm Fiqih Islam wa Adillatuhu. Beliau menyebutnya sebagai doa buka puasa yg ma’tsur.
Kapan waktu terbaik membaca doa buka puasa di atas? Jika doa-doa yang lain biasa dibaca sebelum memulai sesuatu, seperti doa makan & doa naik kendaraan, doa buka puasa di atas dibaca sesudah berbuka (bisa sesudah makan kurma atau minum air). Ada pun sebelum berbuka, membaca basmalah.
Lebih lengkap, silakan baca: Doa Buka Puasa
Doa Sahur
Dalam kitab-kitab hadits, tak ada doa khusus tatkala makan sahur. Demikian pula kitab-kitab fiqih terkemuka (Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fiqih Empat Madzhab, Fiqih Manhaji), hanya mencantumkan doa buka puasa namun tak mencantumkan doa sahur.
Dengan demikian, doa sebelum makan sahur sama dgn doa sebelum makan. Yakni membaca:
بِسْمِ اللَّهِ
(Bismillah)
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah.
Sedangkan doa yg lebih populer tetapi dipersoalkan keshahihannya yakni:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(Allohumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar)
Artinya:
Ya Allah, berkahilah untuk kami apa yg Engkau karuniakan pada kami & peliharalah kami dr adzab neraka.
Doa tersebut bersumber dr hadits riwayat Imam Malik dlm Al Muwatha’.
Sebagaimana klarifikasi di atas, waktu sahur sangat bagus untuk berencana puasa. Niat puasa Ramadhan seharusnya dijalankan saat sahur semoga tak terdahului terbitnya fajar.
Sebab menurut jumhur ulama selain madzhab Syafi’i, makan sahur sudah dianggap niat puasa, kecuali ketika makan sahur berniat tak puasa. Sedangkan menurut madzhab Syafi’i, makan sahur tak dianggap niat puasa kecuali bila makan sahurnya diikuti niat puasa.
Lebih lengkap, silakan baca: Doa Sahur
Demikian pembahasan ihwal Niat Puasa Ramadhan, Doa Buka Puasa, & Doa Sahur. Semoga berfaedah. Wallaahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]