“Ah, muna kau!”
Kalimat mirip tak jarang kita jumpai dlm kehidupan sehari-hari kita. Kadang orang salah kaprah memaknai munafik. Orang yg berupaya untuk menjadi orang sholeh kadang dimaknai sebagai orang munafik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik itu tiga apabila dia berucap berdusta, jika menciptakan kesepakatan berdusta, & jikalau dipercayai mengkhianati” (HR Al-Bukhari, Kitab Iman, Bab Tanda-tanda Orang Munafik, no. 33 & Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).
Seharusnya ciri tersebut tak untuk menunjuk ke seseorang dgn mulut, tapi cukup untuk diketahui saja atau barangkali orang munafik itu diri kita?
Petunjuk untuk mengidentifikasi kaum munafik yaitu dr ucapan ekspresi. Lihat QS Muhammad:30.
“Dan kalau Kami harapkan, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga ananda betul-betul dapat mengenal mereka dgn tanda-tandanya. Dan ananda benar-benar akan mengenal mereka dr kiasan-kiasan perkataan mereka & Allah mengetahui perbuatan-tindakan kamu.”
Baca ayat itu berkali-kali.
Kalimat syahadat pula memiliki konsekuensi yg mesti dijalani. Perhatikan, munafik pula bersyahadat, tapi mereka menikam umat dr belakang.
Orang munafik kerap mengaku orang beriman. Tapi ternyata tak ada keyakinan di dlm dadanya.
Kaum munafik membohongi Allah. Cek QS. An-Nisa:142.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak membohongi Allah, & Allah akan membalas tipuan mereka[10]. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka kerjakan dgn malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan insan. Dan mereka tak mengingat Allah kecuali sedikit.”
Bagaimana dgn kita?
Sudahkah kita terjauhkan dr perbuatan mendustai Allah?
Bersikap netral dlm pertandingan antara haq & batil, itu pula salah satu ciri munafik.
Kaum munafik enggan menampakkan kekafiran mereka. Maka mereka menyerang anutan agama dengan-cara tak langsung. Kita pun menjumpai itu zaman masa sekarang.
Adanya kaum munafik sungguh menolong kaum kafir dlm bermanuver. Kaum munafik senantiasa bersembunyi. Jika orang kafir menang, mereka bermunculan menampakkan diri.
Orang munafik pun bangga tatkala kaum muslimin kalah. Senang tatkala musuh menang. Al Auza’i berkata: orang beriman sedikit bicara & banyak amalnya. Orang munafik banyak bicara & sedikit amalnya.
Cek kembali, tergolong ke dlm ciri di atas kah kita? Semoga kita tak klaim netral tapi sejatinya berpihak pada kelaliman. Ia tak tegas pada kebenaran.
Wallahua’lam. [@paramuda/Wargamasyarakat]