“Mengapa ujian ini menimpaku, Ya Allah?”
“Saya ‘kan sudah beriman. Tiap hari sudah rajin shalat & berdoa. Kenapa Allah masih saja menawarkan bencana alam & ujian kepadaku? Seharusnya hidup saya tanpa gangguan-tanpa kendala saja! Orang yg rajin sholat mirip saya semestinya tak perlu mengalami bencana alam apapun.”
Mungkin demikian banyak manusia yg sering berkata seperti itu.
Siapa bilang orang yg beriman tak akan diuji & diberi petaka?
Salah besar!
Malah sebaliknya, semakin tinggi tingkat kepercayaan tersebut, akan kian besar ujian yg diberikan oleh Allah kepadanya. Semuanya ini bergotong-royong adalah untuk kebaikan orang itu sendiri serta untuk menguji sampai di mana sebetulnya tingkat keimananya. Jika imannya betul-betul tulen, maka petaka apa pun tak akan menjatuhkan mentalnya tetapi malah akan memperbesar iktikad & takwanya pada Allah. Tetapi kalau imannya hanya polesan saja, petaka sedikit saja akan menjadikannya ringkih mental & kembali kufur.
“Apakah insan itu menerka bahwa mereka dibiarkan (saja) menyampaikan: “Kami sudah beriman”, sedang mereka tak diuji lagi?” (QS. Al Ankabuut: 2)
“Apakah ananda menerka bahwa ananda akan masuk surga, padahal belum positif bagi Allah orang-orang yg berjihad diantaramu & belum konkret orang-orang yg sabar.” (QS. Ali Imran: 142)
“Apakah ananda menerka bahwa ananda akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka & kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan beragam cobaan) sehingga berkatalah Rasul & orang-orang yg beriman bersamanya: “Bilakah datangnya derma Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat akrab.” (QS. Al Baqarah: 214)
Oleh alasannya itu Allah menimpakan ujian pada hamba-Nya. Semuanya untuk menyeleksi & menunjukan, apakah dogma Anda cuma betul-betul sejati atau hanya di verbal saja. Anda ingin dicap sebagai orang yg beriman tulen?
Anda ingin menerima balasan surga di akhirat nanti? Semuanya itu tak mudah. Anda mesti menjalani segala kehidupan dunia yg berat ini. Jika Anda lulus, itu baru boleh Anda miliki.
Kawan, bahu-membahu airmata itu yaitu permata & musibah itu adalah pahala. Berkah tersamar ini yakni suatu rahmat yg besar sekali dr Allah bagi orang-orang yg mengetahuinya.
“Tidaklah seorang muslim menderita karena kesedihan, kedukaan, kesulitan, kepayahan, penyakit & gangguan duri yg menusuk tubuhnya kecuali dgn itu Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Bukhari)
Makara bahu-membahu Anda harus bersyukur jikalau diberi kemalangan. Itu tandanya Allah telah menentukan Anda untuk diberikan pahala yg sangat besar. (pm)
*sehabis membaca Ya Allah Tolong Aku-AK