Aisyah, Wanita Cerdas Pendamping Nabi (Bagian 3)

Lanjutan dr Aisyah, Wanita Cerdas Pendamping Nabi (Bagian 2)

Aisyah pula sering bertanya pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam perihal makna-makna Al-Qur`an, atau apa yg dimaksud oleh sebagian ayat.

Sehingga, dgn demikian Aisyah memadukan kehormatan mampu mendapatkan Al-Qur`an pribadi dr Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sempurna setelah ia turun pada dia.

Pada ketika yg sama, Aisyah menerima klarifikasi maknanya dr Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Semua itu ditambah dgn pengetahuan Aisyah wacana bahasa Arab, kefasihan lisannya, & kemampuannya dlm menjelaskan sesuatu.

Jika kita tengok sisi periwayatannya terhadap hadits Nabi yg mulia, kita akan mendapatinya tergolong di antara tokoh penghafal sunnah dr golongan shahabat.

Aisyah Radhiyllahu Anha menduduki peringkat kelima dlm hafalan hadits & periwayatannya, di mana berturut-turut sebelumnya adalah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, & Ibnu Abbas.

Sungguh pun demikian, Aisyah mempunyai keunggulan atas mereka, yakni bahwa sebagian besar dr hadits yg diriwayatkannya meliputi sunnah-sunnah fi’liyah atau sunnah-sunnah yg dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di masa hidupnya.

Begitu pula hal-hal yg berhubungan dgn kehidupan suami istri & rumah tangga, serta sisi-sisi khusus dr kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yg tak bisa dikenali kecuali oleh istri-istri beliau sendiri.

Namun demikian, janganlah ada yg menduga bahwa Aisyah meraih semua itu hanya dgn ilmunya saja. Akan tetapi amalnya justru lebih mendahului ilmunya.

Kita akan takjub dikala membaca kisah hidupnya, bagaimana ia bersabar dlm mengajarkan umat Islam.

Bagaimana keteguhannya dlm beribadah pada Allah Ta’ala, & bangun di hadapan-Nya.

  Kalimat yang Membakar Umar bin Abdul Aziz dari Anak 17 Tahun

Keponakannya, Al-Qasim bin Muhammad bercerita tentangnya,

“Jika pagi tiba, gue senantiasa mulai berjalan dr rumah Aisyah Radhiyallahu Anha untuk mengucapkan salam kepadanya.

Lalu sebuah hari gue ke rumahnya & ternyata ia tengah bangkit, bertasbih & membaca firman Allah Ta’ala,

فَمَنَّ اللهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ-إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ

“Maka Allah menawarkan karunia pada kami & memelihara kami dr azab neraka.

Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yg melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.(QS. Ath-Thur: 27-28)

Lalu ia berdoa, menangis & terus mengulang-ulang ayat itu.

Aku berdiri menanti hingga merasa jenuh, & kemudian gue pergi ke pasar untuk sebuah keperluan.

Dan tatkala gue kembali ternyata ia masih tetap dlm kondisi berdiri.”

Subhanallah, Maha Suci Allah, betapa besar kesabarannya dlm beribadah.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Aisyah, Wanita Cerdas Pendamping Nabi (Bagian 4)