Aisyah, Wanita Cerdas Pendamping Nabi (Bagian 4)

Lanjutan dr Aisyah, Wanita Cerdas Pendamping Nabi (Bagian 3)

Urwah pula bercerita ihwal Aisyah, ia berkata,

“Tidaklah Aisyah Radhiyallahu Anha memegang rezeki yg dianugerahkan Allah kepadanya, melainkan ia niscaya menyedekahkannya.

Aisyah pernah bederma sebanyak tujuh puluh ribu dirham, sementara ia rela menambal cuilan tepi pakaiannya.”

Sungguh, Allah Ta’ala menguji siapa saja hamba-Nya yg dicintai-Nya, & ujian itu sesuai dgn kadar keimanan seseorang.

Aisyah pernah difitnah dlm kejadian haditsul ifki (isu bohong), sementara umurnya saat itu gres dua belas tahun.

Ia berkata,

“Aku menangis sampai sulit tidur & air mata pula tak berhenti mengalir, sehingga kedua orang tuaku menerka bahwa air mataku itu akan membelah jantungku.”

Ibnu Katsir dlm tafsirnya berkata,

“Allah pun merasa cemburu untuk Aisyah, lalu menurunkan kebebasannya dlm sepuluh ayat yg akan tetap dibaca sepanjang zaman, & meninggikan nama & kedudukannya, kesuciannya telah didengar semenjak masa mudanya.

Allah Ta’ala bersaksi bahwa Aisyah tergolong perempuan yg baik, serta menjanjikannya ampunan & rezeki yg baik pula.”

Allah meridhai wanita yg suci & selalu menjaga kehormatan dirinya ini, seorang perempuan terhormat, Aisyah Ummul Mukminin istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Aisyah Radhiyallahu Anha wafat pada usia enam puluh enam tahun, sehabis meninggalkan jejak yg sangat dlm di dlm kehidupan fikih, hadits, & sosial.

Ia sudah menghafal beberapa ribu hadits dr Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Aisyah Radhiyallahu Anha tetap menjalani kehidupan wajar setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk meluruskan pemahaman manusia tentang perempuan arab & muslimah.

Aisyah bisa menggabungkan seluruh segi keilmuan islam, mulai dr fikih, hadits, & tafsir, dgn pengetahuannya ihwal kedokteran, syair, & nasab. Sehingga Urwah bin Zubair berkata tentangnya,

  Penaklukan Thabaristan, Negeri Kapak Persia (Bagian 2)

“Tidak pernah gue temukan seorang pun yg lebih mengetahui ihwal Al-Qur`an, hal-hal yg wajib, halal & haram, syair, perihal orang-orang arab, atau pun perihal nasab yg melampaui Aisyah.”

Adz-Dzahabi dlm buku Siyar A’lam An-Nubala` menyampaikan,

“Aisyah ialah seorang perempuan berkulit putih yg anggun, & alasannya adalah itu ia dijuluki Al-Humaira`.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak pernah menikah dgn seorang gadis selain dirinya, & tak pula mencintai perempuan lain sebagaimana ia mencintainya.

Saya tak mengetahui di dlm umat ini, & tak pula di antara seluruh kaum wanita dengan-cara keseluruhan, seorang wanita yg lebih akil darinya.”

Semoga Allah meridhainya & menjadikannya ridha.

Sebagai epilog, boleh kiranya kita bertanya,

Di manakah wanita-wanita kaum muslimin yg berkiprah di dlm bidang tersebut pada hari ini?

Bidang ilmu, Al-Qur`an, hadits, & pemahaman dlm duduk perkara agama?

Apakah mereka masih ada atau tidak? Jika tidak, apakah kita mampu untuk mendidik bawah umur perempuan kita semoga bisa meneladani Aisyah?

Disarikan dr tulisan Sayyid Hasan Al-Husaini dlm buku Uzhama’ min Ahlil Bait.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]