Jika Lakukan 4 Hal Ini, Umat Islam akan Diliputi Kehinaan

Al Islamu ya’lu wa laa yu’la ‘alaih. Islam itu tinggi & tak ada yg lebih tinggi darinya. Namun, umat Islam tak demikian. Satu masa umat Islam berada di masa kejayaan & penuh kemuliaan. Di masa yg lain umat Islam bisa jatuh terpuruk diliputi kehinaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah menunjukkan suatu rumus, bila empat hal sudah dikerjakan oleh umat Islam, maka mereka akan diliputi kehinaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

“Apabila kalian telah berjual beli dgn cara ‘inah, berpegang pada ekor lembu, puas dgn cocok tanam & meninggalkan jihad, pasti Allah akan mencakup kalian dgn kehinaan yg mana ia tak akan mencabutnya hingga kalian kembali pada agama kalian” (HR. Abu Dawud; shahih lighairihi)

Jual beli dgn cara ‘inah

Dalam Shahih at Targhib wa at Tarhib dijelaskan bahwa ‘inah ialah tata cara riba; seseorang menjual barangnya dgn harga tertentu pada pembeli dengan-cara kredit, lalu ia membeli kembali barang itu dengan-cara tunai dgn harga yg lebih murah.

Secara biasa , ‘inah pula mempunyai arti semua bentuk riba. Jika demikian, kita jadi khawatir kenapa umat Islam ketika ini meskipun jumlahnya sungguh banyak -meraih 1,7 milyar- tetapi dihinakan di sana sini. Dicabik-cabik, diadu domba, berpecah belah, bahkan dijajah. Rupanya riba sudah begitu luas melanda.

Berpegang pada ekor lembu

Ketika mayoritas umat Islam membangga-banggakan hewan ternak, mengandalkan & bergantung padanya atau pada harta, pada saat itulah kehinaan akan menyelimuti umat Islam. Hati mereka terpaut pada harta; demikian sibuk mencari harta sampai meninggalkan ibadah. Demikian sibuk menghimpun harta sampai menjauh dr Allah. Padahal Allah-lah Yang Mahakaya. Allah yg Maha Pemberi rezeki.

Puas dgn cocok tanam

Selain bergantung pada harta, umat Islam pula merasa puas dgn mata pencaharian mereka. Kepuasan yg membuat terlena. Kepuasan yg tak mengundang syukur ketika kaya & justru menghidupkan sombong di saat jaya. Jika ini terjadi, Allah akan menyelimuti umat Islam dgn kehinaan.

Meninggalkan jihad

Tiga hal di atas umumnya akan melahirkan hal keempat ini. Di ketika insan menghalalkan segala cara, bergantung pada harta & terlena pada kekayaan, dikala itu muncul cinta dunia. Tatkala cinta dunia, orang tak akan siap berjihad. Sebab berjihad, resikonya yakni mati.

Dalam konteks ke-kini-an & ke-di sini-an, jihad tak mesti berkonotasi perang. Merujuk Fikih Jihad Syaikh Yusuf Qardhawi, jihad yakni membela agama Allah dgn beragam cara; mulai dgn verbal sampai dgn senjata. Maka dakwah adalah jihad. Namun, mirip jihad yang lain, banyak orang meninggalkan dakwah. Asyik dgn dunia & tak ada lagi komitmen untuk berdakwah.

Di final hadits ini Rasulullah memberikan solusinya. Bahwa jika kita ingin kehinaan itu diangkat oleh Allah & digantiNya dgn kemuliaan, umat Islam harus meninggalkan riba, tak lagi bergantung pada harta & tak terlena oleh kekayaan. Dakwah mesti kembali dihidupkan. Dan bila dihadapkan pada kafir harbi mirip yg dikerjakan Israel atas Palestina, umat Islam harus berjihad menghadapinya. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]

  Mengapa Orang yang Sakaratul Maut Melihat ke Atas?