Kala sebagian orang munafik berpura-pura menampakkan keislamannya bemaksud membuat pecah belah barisan kaum muslimin–satu diantaranya, dgn mendirikan masjid yg nampaknya penuh belas kasih sayang, namun hakikatnya yakni tipu akal kancil untuk mencelakakan kaum muslimin, maka Rasulullah SAW menginstruksikan supaya masjid tersebut dirobohkan.
Insiden ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dlm sirahnya. Dalam sirah tersebut Ibnu Ihsak menceritakan kala Rasulullah SAW hingga di Dzi Awan, sebuah negeri yg jaraknya tak jauh dr sentra kota Madinah, para penghuni masjid Dhiror mengunjungi Rasulullah SAW. Kala itu Rasulullah sedang bersiap ke Tabuk.
Para penghuni masjid itu berkata, “Ya Rasulullah, kami sudah membangun masjid selaku tempat berlindung bagi orang yg sakit & miskin di ketika malam hujan & acuh taacuh. Kami sungguh senang bila kau-sekalian berkenan mengunjungi kami & shalat di dlm masjid tersebut untuk mengimami kami.”
Rasulullah SAW menjawab, “Sesungguhnya gue sedang dlm perjalanan & sedang sibuk.”
Atau seperti yg dibilang Rasulullah, “Kalau kami sudah kembali , Insya Allah akan mengunjungi kalian & shalat bareng kalian di dalamnya.”
Perintah untuk Merobohkan
Kala Rasulullah SAW singgah di Dzi Awan, tiba isu kepadanya wacana masjid tersebut, maka dia memanggil Malik bin Dukhsyum, saudara Bani Salim bin ‘Auf & Ma’n bin ‘Ady atau saudaranya, ‘Ashim bin ‘Ady saudara Bani ‘Ajlan.
Rasulullah SAW bersabda pada keduanya, “Berangkatlah ke masjid yg penghuninya berbuat zhalim itu, kemudian robohkanlah & bakarlah!”
Tak usang, keduanya bergegas berangkat hingga hingga di Bani Salim bin ‘Auf yg menjadi kerabat Malik bin Dukhsyum. Malik berkata pada Ma’n, ‘Tunggulah, hingga gue datang kepadamu menjinjing api dr keluargaku.’ Lantas ia memasuki rumah keluarganya, lalu mengambil pelepah kurma & memperabukan serta merobohkannya hingga orang-orang yg di dalamnya berlari lintang pukang. Terpencar. [Paramuda/Wargamasyarakat]