Banyak kisah cinta sejati yg kita dengar dr bermacam-macam sumber. Namun, yg paling utama bagi kita yakni menggandakan & meneladani kisah cinta sejati dr Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam & para pendahulu umat ini dr kelompok shahabat & orang-orang yg tiba setelah mereka.
Empat khalifah pertama yg diketahui dlm pemerintahan Islam merupakan menantu atau mertua Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam menikah dgn putri khalifah pertama & kedua, & menikahkan putri-putri ia dgn khalifah ketiga & keempat.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menikahi Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq & Hafsah binti Umar bin Khattab. Sementara itu, Utsman bin Affan menikahi dua putri Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, Ruqayyah & Ummu Kultsum.
Ali menikah dgn Fathimah binti Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Semua shahabat memiliki keistimewaan masing-masing, tergolong pula empat khalifah yg mulia, Abu Bakar, Umar, Utsman, & Ali Radhiyallahu Anhum.
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memuliakan mereka semua dgn beragam cara sesuai dgn keadaan mereka.
Terkait Ali bin Abi Thalib, sungguh ia dimuliakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dgn pernikahannya dgn putri beliau, Fathimah, pemimpin kaum perempuan ahli nirwana. Saat itu usia Fathimah meraih 15 tahun lewat beberapa bulan.
Ali meriwayatkan bahwa pelayannya mendatanginya & berkata padanya,
“Apakah kamu-sekalian sudah tahu bahwa Fathimah dilamar pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam?”
Jawab Ali, “Tidak.”
Pelayannya berkata,
“Dia telah bisa dilamar. Maka kenapa ananda tak tiba pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam semoga dia menikahkannya denganmu?”
Ali bercerita,
“Demi Allah, pelayanku terus mendorongku sampai gue pun tiba ke rumah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Setelah saya duduk di hadapan dia, saya melamun. Demi Allah saya tak mampu berbicara dengan-cara jelas.
Rasulullah pun mengajukan pertanyaan padaku,
“Apa yg membuatmu datang ke sini? Apakah ananda ada perlu?”
Saya terus membisu.
Rasulullah berkata, “Apakah ananda datang untuk melamar Fathimah?”
Saya mengiyakan.
Beliau bertanya, “Apakah ananda punya sesuatu untuk menjadikannya halal bagimu?”
Saya menjawab, “Demi Allah, tak wahai Rasulullah.”
Beliau bertanya lagi, “Ke mana baju besi yg saya berikan padamu dulu?” –Demi yg jiwa Ali berada dlm genggaman-Nya, baju besi itu buatan Huthamiyah yg harganya cuma empat ratus dirham- Saya jawab, “Ada padaku.”
Beliau berkata, “Saya nikahkah kamu-sekalian dengannya dgn mahar baju besi itu. Maka halalkanlah ia dengannya.” Itulah mahar Fathimah binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Kisah Cinta Sejati dr Pernikahan Ali Dengan Fathimah (Bagian 2)