Kisah Unik Penyambutan Tamu Arab (Bagian 2)

Lanjutan dr Kisah Unik Penyambutan Tamu Arab

Sebuah pesantren yg tumbuh dgn sangat pesat di sebuah daerah mendapat kabar gembira bahwa seorang syaikh dr negeri Arab akan datang untuk menyampaikan pertolongan dr sebuah yayasan terkemuka.

Hal ini membuat salah seorang santrinya, sebut saja Rozan, sungguh bersemangat & menyiapkan diri untuk mengajukan pertanyaan pada syaikh itu.

Singkat cerita, Syaikh Arab itu menyampaikan ceramah lazim di aula pertemuan santri.

Para santri yg hadir tampakbersemangat mendengarkan ceramah syaikh dlm bahasa Arab. Mereka tak perlu penerjemah, alasannya sehari-hari sudah mampu menggunakan bahasa Arab dlm pergaulan di sekolah & di asrama.

Ketika tiba saatnya sesi tanya jawab. Rozan yg sedari awal sudah duduk di barisan paling depan eksklusif mencungkan tangannya & berdiri. Setelah dipersilahkan Rozan pun mengajukan pertanyaan.

Ya syaikh, Antum shara madza hunaka? Syukran,” ungkapnya sambil tersenyum.

Sontak saja, para guru & santri senior tertawa terpingkal-pingkal mendengar pertanyaan Rozan.

Syaikh Arab yg menyaksikan hadirin tertawa pun ikut tertawa.

Kenapa orang-orang tertawa? Bukankah yg dibilang Rozan yakni bahasa Arab?

Jawabannya memang iya. Jika kalimatnya diiris-potong kemudian diartikan, maka maknanya mampu diketahui oleh orang Indonesia, tetapi susunan kata tersebut tak digunakan dlm bahasa Arab.

Mari kita terjemahkan satu demi satu kalimat yg ada. Ya artinya wahai. Syaikh artinya guru atau syaikh. Antum artinya Anda. Shara artinya jadi. Madza artinya apa. Hunaka artinya di sana. Syukran artinya terima kasih.

Kaprikornus, maksud Rozan yaitu “Wahai syaikh, Anda di sana jadi apa?” Bekerja selaku apa?”

  Utsman Thaha, Penulis Mushaf yang Tak Dikenal Banyak Orang

Karena sudah biasa dlm bahasa Indonesia yg diterjemahkan per kata dlm bahasa Arab, maka ia mengatakan hal demikian.

Seharusnya Rozan menyampaikan, “Ma Mihnatukum ya Syaikh?” Apa profesi Anda wahai syaikh?

Pesan moral dr kisah ini ialah pelajarilah bahasa Arab sesuai dgn dialek yg dituturkan orang Arab biar mampu dipahami.

*****

Dua kisah di atas terinspirasi dr kisah nyata. Hanya saja, nama tokoh, tempat, & alur cerita disamarkan tanpa meminimalisir pesan yg akan disampaikan. Penulis mohon maaf jikalau ada kesamaan nama.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]