Pembelaan terhadap pejawat gubernur Ibu Kota terus menggaung & menjadi-jadi. Para pembela penista agama akan melakukan apa saja agar junjungannya tak ditahan atau tak dibully. Anehnya diantara mereka ada yg beragama Islam. Lho, orang Islam kok mendukung orang yg mencemooh agamanya?
Allah memasangkan perangkap jujur dlm diri insan. Tiap kali kita berbuat melenceng, perangkat itu akan mengingatkan, memberikan sinyal ‘itu tak benar, sob’. Semakin diabaikan sinyal perangkat tersebut kian tebal menutup perangkat.
Kalau ingin kamar mandi higienis itu digosek. Kalau ingin hati bersih, gosek itu timbal-timbal yg mengotori hati. Makin tebal kotoran, makin susah dibersihkan. Makin tebal kotoran, makin gelap, cahaya illahi akan susah tembus.
Dalam kitab suci pun, Allah menyindir mereka yg suka nyinyir dgn perjuangan umat Islam menuntut keadilan ditegakkan, yg mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an. Allah menyindir dgn sindiran yg menohok.
“Dan bacakanlah pada mereka gosip orang yg telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami, Kemudian ia melepaskan diri dr pada ayat-ayat itu, kemudian ia dibarengi oleh syaitan (hingga ia termakan), Maka jadilah ia termasuk orang-orang yg sesat. Dan kalau kami menginginkan, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dgn ayat-ayat itu, tetapi ia cenderung pada dunia, & menurutkan hawa nafsunya yg rendah, Maka perumpamaannya mirip anjing jika ananda menghalaunya diulurkannya lidahnya, & jikalau ananda membiarkannya ia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah ungkapan orang-orang yg mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (terhadap mereka) kisah-kisah itu supaya mereka berfikir.” (QS. al A’raf 175-176)
Dan di antara orang yg dibenci Allah Swt. ialah, Mereka rela berada bareng orang-orang yg tak pergi berperang (QS. At-Taubah: 87)
Mengapa? Karena mereka mencampakkan jauh-jauh impian tertinggi yakni bersahabat dgn Allah Swt & enggan turut berjuang di jalan Allah.
FirmanNya,
“Dan jikalau mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, namun Allah tak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan harapan mereka, & dikatakan pada mereka: “Tinggallah ananda bersama orang-orang yg tinggal itu.” (QS. At-Taubah: 46)