50+ Contoh Pantun Orang Tua : 2 4 Bait Berisi Tentang Nasehat

Pantun Orang Tua – Pernah mendengar sebuah pantun? Beberapa kalimat yg akhirannya mempunyai pola yg sama, atau di dlm sastra disebut dgn pola.

Jenis dr pantun sendiri beragam, salah satunya pantun orang renta yg disampaikan pada orang yg lebih renta. Berbagai maksud dr pantun yg dilontarkan pula bermacam-macam, berikut penjelasannya.


Pantun Tentang Orang Tua

Sebenarnya pantun merupakan sebuah sajak atau prosa lama yg asalnya dr Minangkabau, Sumatera Barat. Dalam terjemahan kata orisinil dr pantun yaitu penuntun atau petunjuk.

Pantun orang bau tanah sendiri merupakan bentuk dr perkataan seseorang lebih sepuh atau akil balig cukup akal pada yg muda. Pengucapannya pun biasanya akan bernada dgn akhiran rima yg mempesona dr setiap yg mengucapkannya.

Umumnya pantun orang renta berisi ihwal usulan atau petuah terkait budpekerti istiadat yg mempunyai makna mendalam. Pemilihan kata serta kalimatnya pun seringkali sulit untuk dipahami oleh orang yg lebih muda.

Baca Juga: Pantun Pahlawan


Contoh Pantun Orang Tua

Menjadi kalimat atau sajak yg memiliki arti mendalam & tak sembarang asal menyebabkan pantun orang tua sungguh bermakna. Di zaman dulu bahkan setiap orang bau tanah senantiasa melontarkan pantun untuk berkomunikasi pada yg lebih muda. Berikut pola pantunnya yakni:


1. Pantun Orang Tua Terkait Adat

1. Pantun Orang Tua Terkait Adat

Kentalnya adat istiadat di hampir seluruh Nusantara, menciptakan banyak sastra berupa prosa usang mirip pantun. Namun pantun orang renta yg diucapkan oleh seorang sesepuh umumnya mempunyai arti yg lebih bermakna. Terlebih lagi tentang budpekerti yg tak mampu dibentuk dengan-cara asal, misalnya yakni:

Asam kandis asam purut

Kedua asam amatlah kecut

Badan terasa terbang-layang

Mengingat diri tak pernah sembahyang

 

Melihat langit jangan heran

Banyak bintang bertaburan

Kitabullah yaitu anutan

Bagi mereka yg beriman

 

 

Angin berhembus di parak-parak

Namun gubuk takkan goyah

Adat bersendikan syara’

Syara’ bersendikan kitabullah

 

 

Teramat manis air nira

Dalam gelas dibuatkan

Jikalau akhlak buat sengsara

Tak usahlah ia kerjakan

 

 

Burung merpati terbang melayang

Terbang tinggi hingga ke dahan

Ada sunnah bertentangan

Segerakan sunnah selaku bimbingan

 

 

Lari marathon di pagi hari

Pergi lari hingga ke sungai

Adat budaya punya jati diri

Sebab itu tak dapat dijual beli

 

 

Di semak-semak banyak kelawi

Sering habis dimakan burung

Pantun orisinil punya betawi

Pasti menang kalau bertarung

 

 

Berangkat sekolah gak boleh lambat

Kalau lambat mampu terlambat upacara

Hargailah akhlak istiadat

Dengan itu budaya terpelihara

 

 

Si baju merah namanya mawar

Di sore hari memetik bunga

Hormatilah adab budaya sekitar

Jika ingin hidup rukun dgn sekitar

 

 

Tuhan itu paling kuasa

Jangan letih untuk berdoa

Sudah jadi peran keharusan kita

Miliki etika untuk dijaga

 

 

Kecap itu manis rasanya

Bagaikan rasa gula Jawa

Nusantara dibangun beragam budaya

Jadi kewajiban warga untuk menjaganya

Berdasarkan pantun adab yg sudah dicontohkan, beberapa di antaranya memiliki maksud untuk mempertahankan budaya. Selain itu pula sebagai pinjaman atau pun peninggalan budaya dlm bentuk prosa yg diucapkan.

Zaman dahulu pepatah budbahasa sering disampaikan dlm aneka macam program resmi mirip akad nikah, budpekerti pergelaran suatu daerah & lainnya.


2. Pantun Orang Tua Terkait Keagamaan

2. Pantun Orang Tua Terkait Keagamaan

Berikutnya pantun yg membicarakan perihal nilai-nilai agama atau yg sifatnya religious. Terdapat banyak makna perihal kehidupan baik yg seharusnya dikerjakan menurut syariat agama. Supaya tak melanggar nilai & pula norma pastinya, berikut beberapa contoh di antaranya yaitu:

Buah pepaya buah sukun

Jadikan membaca penangkal pikun

Shalat jamaah haruslah tekun

Dengan begitu hidup akan menjadi rukun

 

 

Hari raya memakan rakik

Rakik udang dr Padang

Perlurus syahadat jauhkan syirik

Menjadikan hati tentram & tenang

 

 

Pohon kelapa jatuh menimpa

Dibangun rumah dr kerikil bata

Sholat yg 5 janganlah lupa

Untuk bekal darul baka kita

 

 

Perayaan kemerdekaan banyak bendera

Bendera berkibar berukuran banyak rupa

Tak terasa hidup untuk sementara

Mau tidak ingin pasti mati juga

 

 

Hujan turun di atas kebun

Sawi di tanam di atasnya

Kaprikornus manusia banyak bersyukur

Atas segala nikmat yg diberikan-Nya

 

 

Ketika langit masih senja

Cepat-cepat segera berangkat

Mumpung usia masih muda

Cepat secepatnya pergi bertobat

 

 

Sedari kecil bertanam biji

Ketika besar menjadi pepohonan

Mulai dr kecil pergi mengaji

Hingga berpengaruh dlm beriman

 

 

Pergi ke toko membeli meja

Jangan lupa membeli papan

Perdalami ilmu dunia boleh saja

Namun ilmu agama jangan hingga ditinggalkan

 

 

Ayo kita pergi ke sawah

Melihat petani sedang bekerja

Ayo kita rajin beramal

Tidak perlu menunggu hingga kaya

 

 

Pulau Mandeh jauh ditengah

Di pulau tak nampak jua

Menangis badan dikandung tanah

Mengingat tubuh tak sembahyang juga

 

 

Datang ke sawah untuk menyemai

Padi tinggi disiram sudah

Kalau ingin hidup damai

Jangan hingga lewati ibadah

Contoh dr pantauan orang renta yg sudah disebutkan memiliki pesan yg mendalam untuk diri seorang hamba pada tuhannya.

Pesan-pesan yg tersirat di dalamnya mengingatkan akan sikap & tingkah laku. Hidup tak akan selamanya terus berlangsung, hal itulah yg menjadi salah satu tujuan pantun tersebut dibentuk.

Baca Juga: Pantun Palembang


3. Pantun Orang Tua Terkait Nasehat

3. Pantun Orang Tua Terkait Nasehat

Penggunaan pantun selaku kalimat rekomendasi pula sering digunakan oleh para orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya. Tidak jarang dlm memberikan pantun menggunakan rima & majas yg yummy untuk didengar. Berikut acuan dr pantun yg mampu menjadi referensi dr pantun saran yaitu:

Jika si burik yakni kendi

Maka yg manis yakni tentu celaka

Jika yg baik yakni kebijaksanaan

Pasti akan disayang keluarga

 

 

Bikin minuman dr buah sirsak

Diperdagangkan bermacam harga

Makara anak berbaktilah pada ibu bapak

Supaya kelak masuk surga

 

 

Ke kebun dapat kepompong

Jatuh ke tanah diinjak pak Sugi

Kalau gak mau gigi ompong

Jangan malas sikat gigi

 

 

Mandi di sungai banyak batunya

Pergi ke ladang banyak serangga

Jikalau main jangan lah lupa

Sholat mengaji mesti dijaga

 

 

Monyet bermain lempar gelas

Tikus mengkonsumsi bekas kuliner

Ayolah kawan bersihkan kelas

Agar berkelas & pula tenteram

 

 

Jauh-jauh berbelanja Ulos

Beli Ulos bermacam warna

Rajin melakukan pekerjaan janganlah bolos

Agar kelak menjadi kaya

 

 

Satu dua gambar diadu

Mainnya di rumah si Erda

Kalau kalah jangan mengadu

Biarkan hati berlapang dada

 

 

Anak itik turun satu

Mati seekor tinggal sembilan

Pelajarilah ilmu dgn benar-benar

Agar terwujud semua harapan

 

 

Pergi ke ladang memetik jambu

Jalannya jauh berputar-putar

Jika tekun membaca buku

Yakinlah jadi anak yg pandai

 

 

Malam-malam makan ayam bumbu

Jangan hingga lupa pakai kuah kaldu

Belajar tak perlu untuk menanti

Jika berguru hal-hal bermutu

 

 

Satu ekor monyet tengah termangu

Pisang hilang dicuri si pemburu

Dengarlah nasihat guru

Mereka pula orang tuamu

 

 

Ke Surabaya berbelanja batik

Pergi berdua bersama Rama

Jadilah anak berbudi baik

Menjadi penolong untuk sesama

 

 

Hujan turun basahi pipi

Dingin terasa hingga ke hati

Ayo siapkan diri menjangkau mimpi

Kini pula tak perlu nanti

 

 

Pergi ke pasar membeli supaya

Pulang siang menyantap bakwan

Siapa yg tekun mencar ilmu

Pasti akan berhasil mitra

 

 

Hari ini adalah jumat

Besoknya yakni hari minggu

Siapa bersungguh-sungguh melaksanakan sholat

Maka nirwana sudah menanti

 

 

Gadis kecil pipi merona

Menggunakan gelang bermanik mutiara

Supaya hidup terasa bermakna

Pedulilah pada saudara

 

 

Ayahku seorang petani.

Tiap pagi bekerja diladang

Mari mencar ilmu di pagi ini

Supaya sukses di masa mendatang

 

 

Sudah lama menahan rindu

Bertemu mitra bawa gulali

Hidup kaya miskin ilmu

Pasti hanya merugi & menyesali

Pantun tentang usulan pula sering sekali dipakai oleh orang renta untuk menasehati orang-orang yg lebih muda darinya. Hal tersebut dikarenakan orang renta sudah lebih terlatih dgn penuh lika-liku.

Kondisi tersebutlah yg melahirkan pantun saran, selaku pengingat pada generasi muda. Pesan tersebut untuk mencegah lalainya seseorang.

Baca Juga: Pantun Pembuka Acara


4. Pantun Orang Tua Tentang Saling Mengasihi

4. Pantun Orang Tua Tentang Saling Mengasihi

Selanjutnya pantun orang bau tanah yg lazimnya digunakan oleh sebagian banyak orang dewasa untuk menunjukkan rasa saling menyayangi. Memakai pantun untuk menyatakan sayang sangat terasa mendalam & sarat arti. Ungkapan tersebut tentu bisa diberikan pada siapa pun, berikut contohnya yaitu:

Sore hari surya menghilang

Bumi sarat dgn kegelapan

Kasih ibu tak pernah lekang

Kepada kami yg sering melupakan

 

 

Abu-debu warna kayu rengat

Diwarnai hitam pekat

Kasih ibu sangatlah hangat

Hanya dialah yg selalu dikenang

 

 

Jalan-jalan ke Jogjakarta

Pergi ke kampung ke para lembah

Kasih sayang bagaikan bunga

Jika mekar tampakindah

 

 

Amat tinggi pohon kelapa

Ambil satu lezat terasa

Kasih sayang tak pernah lupa

Terkenang hingga sepanjang masa

 

 

Baju muslim penuh renda

Jeruk manis terperas sudah

Jika ayah bunda tiada

Akankah kemana rindu tertumpah

 

 

Suku rimba suku berpindah

Punya tubuh kuat bertenaga

Berlian yg paling indah

Adalah suatu keluarga

 

 

Teramat lezat buah berduri

Dipetik dr tanah Bali

Perjuangan ibu setiap hari

Tubuh lesu pun tak peduli

 

 

Kebun indah terdapat kolam

Mawar dipetik dr hutan

Cinta ibu amatlah dalam

Jauh dlm hingga lautan

 

 

Panjangnya segi ikan pari

Berenang jauh hingga ke tepi

Jika harta mampu dicari

Tapi kasih susah dicari

 

 

Piring beling akan mudah pecah.

Belanja ke pasar membeli lima

Jika hati terasa sukar

Terimat diri pada sang mama

 

 

Bogor jadi kota tanah

Terdapat taman sarat rusa

Kasih ibu takkan berganti

Hidup terus sepanjang masa

 

 

Dari maritim mengambil ikan

Sungguh bertumpuk di pelabuhan

Semoga bunda dimaafkan

Dari segala dosa & ampunan

 

 

Tubuh merah si ular naga

Kekar namun tak berbisa

Bahagia kalau punya keluarga

Genap sudah dunianya

 

 

Bambu diraut untuk tangga

Makan mie dikasih lada

Tulang punggung untuk keluarga

Jadikan senang hingga ke dada

 

 

Rumah kotor sarat serangga

Serangga dating dr para-para

Jangan pernah tinggalkan keluarga

Agar hidup tak sengsara

 

 

Suara bersiul penuh riang

Bersuara merdu hingga ke puncak kelapa

Rindu pada adik pastilah sayang

Kepada abang pastilah cinta

 

 

Enak sekali air selasih

Diminum untuk menyanggupi dahaga

Cintai ibu yg penuh kasih

Terletih-letih menjaga kita

 

 

Burung dara burung kutilang

Terbang semua diganggu angkasa

Rasa kasih janganlah hilang

Untuk keluarga yg setia


Penutup

Penyampaian rasa saling mengasihi tak cuma diucapkan dgn kalimat serius atau impulsif mengatakan sayang. Namun pula bisa memakai pantun sebagai kalimat kasih sayang yg menyisipkan pesan yang tersirat di dalamnya.

Hal tersebut memungkinkan pengesahan sayang pun tak canggung & lebih variatif. Nah, itulah klarifikasi wacana pantun orang renta beserta dgn misalnya.

Banyak contoh yang lain yg mampu dipakai sebagai referensi pantun yg sesuai dgn keperluan. Pastikan untuk menunjukkan makna atau esensi yg berarti bagi penerimanya. Jadi jangan asal saja dlm menciptakan sebuah pantun.

Pantun Orang Tua

  Pantun Belahan Jiwa - Adyra