Kerajaan Pontianak : Sejarah, Peninggalan dan Masa Kejayaan

Kerajaan Pontianak – Dalam sejarah Kerajaan Pontianak merupakan kerajaan atau kesultanan yg didirikan pada sekitar tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri, Di mana letak Kerajaan Pontianak? tepatnya berada di kawasan Sungai Kapuas kecil & pula Sungai Landak, Kalangan Barat.

Lalu bagaimana dongeng dr sejarah kesultanan Pontianak, penyebab runtuhnya kesultanan, serta dongeng dr kehidupan & raja beserta peninggalannya? Simak penjelasan berikut ini!


Sejarah Kerajaan Pontianak

Kesultanan Pontianak merupakan kesultanan yg diresmikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qodri pada tahun 1771 dimana pada saat itu beliau sudah berjuang untuk melawan penjajah & pula turut berbagi agama Islam di tempat Kalimantan.

Sejarah Kerajaan Pontianak
Sejarah Kerajaan Pontianak
@https://media.bunyi.com/

Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri merulakab putra dr Al-Habib Husni Al-Qadri, beliau merupakan seorang penyebar pedoman agama Islam & berasal dr Arab. Sedangkan ibunya adalah seorang putri yg berasal dr Kerajaan Matan, & istrinya adalah putri dr Kerajaan Mempawah.

Kerajaan Pontianak berduri dikarebakan pada saat itu Sultan Abdurrahman Al-Qadri yg berusia 32 tahun melangkahkan kakinya ke wilayah tepian konferensi Sungai Kapuas Kecil, Sungai Kapuas & Sungai Landak.

Di tempat tersebut Sultan Syarif membuka hutan & menimbulkan hutan tersebut menjadi sebuah pemukiman, sehingga dia dikenal sebagai pendiri dr Kota Pontianak. Sehingga dia dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Pontianak, dimana Kota Pontianak sendiri menjadi kota jual beli & pula pelabuhan.

Hingga jadinya kesultanan Pontianak berafiliasi dgn Belanda pada tahun 1779, dimana kerjasama tersebut berisi tentang Pemerintahan dr Tanah Seribu harus bersedia bekerja sama apabila Belanda memberi laba bagi masyarakat Pontianak.

  • Keruntuhan Kerajaan Pontianak

Masa runtuhnya dr Kesultanan Politik terjadi pada dikala masa pemerintahan dr Sultan Syarif Muhammad Alkadrie tepatnya terjadi pada sekitar tahun 1930-an, sedangkan pada tahun 1942 Pontianak pula didatangi oleh Jepang. 

Pada ketika itu Jepang tiba ke sejumlah Kerajaan yg berada di Kalimantan Barat untuk dihancurkan, salah satunya adalah Pontianak.

Pada ketika itu Jepang terus menangkap & pula menyiksa bahkan membunuh penduduk asli dr Pontianak, pembunuhan & penyiksaan tersebut terjadi selama bulan September tahun 1943 sampai Januari 1944. 

Hal tersebut menciptakan Jepang sukses menduduki pemerintahan yg berada di Pontianak, sehingga Kesultanan Pontianak hancur lebur, dimana semua pemuka etika dr Pontianak dibantai oleh Jepang. Peristiwa tersebut dinamakan selaku insiden Mandor. 

Karena adanya Peristiwa Mandor itulah penduduk Pontianak murka & kemudian munculah Perang Dayak Desa. Pada perang tersebut Sultan Syarif Muhammad tewas alasannya dibunuh oleh penjajah dr Jepang, sedangkan putranya yg berjulukan.

Sultan Syarif Abdul Hamid Alkadrie atau nama lainnya adalah Hamid II berhasil selamat dlm peristiwa perang & kemudian dibawa ke Batavia untuk menjadi tawanan dr Jepang. Pada tahun 17 Agustus 1945 tepatnya pada dikala Indonesia Merdeka Hamid II dibebaskan. 

Karena adanya proklamasi kemerdekaan, Sultan Hamid I memutuskan untuk memadukan wilayah kesultanannya menjadi serpihan dr Indonesia & disertai oleh beberapa kerajaan lain yg berada di Kalimantan.

Dimana pada saat itu Sultan Hamid II menjabat selaku Presiden Negara Kalimantan Barat tepatnya pada saat pembentukan Republik Indonesia Serikat. Beliau pula pernah menduduki beberapa jabatan yg ada di pada pemerintahan. Jabatan tersebut mencakup menteri negara pada masa perdana Menteri Mohammad Hatta.


Kehidupan Kerajaan Pontianak

Kehidupan yg ada pada masyarakat Kesultanan Pontianak dibagi menjadi 3 aspek yakni, Aspek Politik, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial Budaya. Berikut ini merupakan penjelasan dr masing-masing faktor yg ada!

  • Kehidupan Politik Kerajaan Pontianak

Kehidupan Politik Kerajaan Pontianak
Kehidupan politik kerajaan 
@http://tpa-bustanul.blogspot.com/

Syarif Idrus Abdurrahman merupakan raja Pontianak yg dinobatkan oleh Sultan Raja Haji, beliau ialah penguasa dr Kesultanan Riau. Penobatan tersebut didatangi oleh beberapa pemimpin dr sejumlah kerajaan yakni dr Kerajaan Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas & pula Banjar. 

Pada tahun 1778, VOC datang ke wilayah Kalimantan Barat & kemudian mengganggu kestabilan dr Kesultanan Pontianak. Pada saat itu Syarif Idrus Abdurrahman alAydrus dihujat semoga mau untuk menguasai kerajaan-kerajaan sekutu dr kerajaan Pontianak.

Sehingga pada tahun 1787 Kerajaan Pontianak berhasil menguasai Kesultanan Tanjungpura & pula Mempawah, hal itu berkat pemberian yg diterima dr VOC. 

Tak usang berselang Syarif Idrus Abdurrahman  alAydrus wafat pada tahun 1808. Hal tersebut menyebabkan adanya kudeta yg terjadi antara kedua putranya yg bernama Syarif Kasim & Syarif Usman.

Perebutan tersebut dimenangkan oleh Syarif Kasim, dimana ia berhasil terpilih menjadi raja Pontianak. Tetapi sebelum Syarif Idrus meninggal beliau ternyata sudah menunjuk Syarif Usman sebagai penggantinya. 

Hal ini menyebabkan pada abad kepemimpinan dr Sultan Syarif Alkadrie (1807-1819), kesultanan Pontianak senantiasa bergantung dgn pihak-pihak asing, pihak abnormal tersebut yaitu Belanda & Inggris (1811).

Kemudian Sultan Syarif wafat pada 25 Februari 1819 yg kemudian tahtanya beralih digantikan oleh Syarif Usman Alkadrie (1819-1855).

Pada masa kekuasaan dr Sultan Syarif Usman, dia banyak menciptakan kebijakan yg berguna, salah satunya yaitu dgn meneruskan pembangunan dr Masjid Jami’ pada tahun 1812 & pula ekspansi yg dikerjakan kepada istana Kadriah pada tahun 1855. Beliau wafat pada tahun 1860 sehabis menaruh jabatannya pada bulan April 1855. 

Tahta berikutnya dilanjutkan oleh Syarif Hamid Alkadrie (1855-1872) yg merupakan anak tertua dr Sultan Syarif Usman. Beliau dinobatkan menjadi Sultan Pontianak pada tanggal 12 April 1855, & kemudian wafat pada tahun 1872. Sementara tahta dilanjutkan oleh putra tertuanya  yg berjulukan Syarif Yusuf Alkadrie (1872-1895). 

Sultan Syarif Yusuf dikenal selaku satu-satunya Sultan yg paling sedikit untuk mencampuri persoalan dr pemerintahan. Beliau lebih aktif dlm bidang keagamaan & pula merangkap menjadi penyebar dr agama Islam.

Masa pemerintahan dia berakhir pada 15 Maret 1895 & digantikan oleh Putranya yakni Syarif Muhammad Alkadrie (1895-1944), pada masa pemerintahan ia dikala itu mempunyai koordinasi dgn Belanda yg terjalin sungguh erat.

Baca Juga: Kerajaan Bima

  • Kehidupan Ekonomi Kerajaan Pontianak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Pontianak
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Pontianak
@https://wartakayong.files.wordpress.com/

Kehidupan ekonomi dr Masyarakat Pontianak yaitu dgn jual beli, dimana aktivitas tersebut dapat berkembang dgn pesat. Hal tersebut dipengaruhi alasannya adalah wilagah Pontianak yg berada di Persimpangan 3 sungai. Pontianak pula membuka sebuah pelabuhan yg dipakai untuk tempat interaksi dgn penjualyg berada di luar. 

Komoditas dr kesultanan Pontianak meliputi, garam, berlian, emas, lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, Gambir, pinang, sarang burung, kopra, lada, & pula kelapa. 

Pontianak pula memiliki kekerabatan jual beli yg luas, selain dgn VOC pedagang pula melaksanakan kekerabatan jual beli dgn pedagang yg berasal dr berbagai daerah. Hal ini pula menciptakan kerajaan Pontianak menerapkan pajak bagi penjualyg ada di luar tempat, sehingga banyak pendatang yg kemudian bermukim di Pontianak.

  • Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Pontianak

Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Pontianak
Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Pontianak
@https://wartakayong.files.wordpress.com/

Kesultanan Kadriah merupakan kerajaan terbesar yg ada di wilayah Kalimantan. Kesultanan Kadriah pula berkembang pesat alasannya adalah adanya jalur pelayaran & pula perdagangan, sehingga hal tersebut menciptakan banyak kapal Nusantara & asing yg tiba ke pelabuhan untuk menjual aneka macam jenis barang jualan . 

Proses tersebut mensugesti kehidupan sosial dr masyarakat yg ada. Sehingga banyak yg mengembangkan acara ekonomi baik itu pertanian, & pula jual beli. Para pendatang pula banyak yg memutuskan untuk bermukim di tempat ini. 

Pendatang yg tiba dr suku berlainan akan diberikan tempat tersendiri untuk berdomisili. Sehingga nama-nama kawasan atau kampung lebih banyak menunjukkan karakteristik dr ras & pula etnisitas.

Seperti Kampung Bugis, Melayu, Tambelan Sampit, Banjar, Bali, Bangka Belitung, Kuantan, Kamboja, Bansir, Saigon, Arab, Tanjung, Kapur, Parit, Mayor & masih banyak lagi. 

Kampung tersebut menunjukkan bahwa terdapat komposisi penduduk di Kesultanan Kadriah, baik terdiri dr keturunan Pribumi, Arab, Cina, Eropa & sebagainya.


Raja Kerajaan Pontianak

Siapa raja Kerajaan Pontianak? Kesultanan Pontianak pula dipimpin oleh raja-raja. Berikut ini merupakan daftar dr raja-raja Kesultanan Pontianak. 

Raja Kerajaan Pontianak
Raja Kerajaan Pontianak
@https://pecihitam.org/

Silsilah Kerajaan Pontianak

  1. Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah dr tahun (1771-1808)
  2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dr tahun (1808-1819)
  3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dr tahun (1819-1855)
  4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dr tahun (1855-1872)
  5. Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dr tahun (1872-1895)
  6. Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dr tahun (1895-1944)
  7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dr tahun (1944-1945)
  8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dr tahun (1945-1950)

Baca Juga: Kerajaan Pagaruyung 


Peninggalan Kerajaan Pontianak

Kesultanan Pontianak meninggalkan beberapa peninggalan-peninggalan yg bersejarah & tentunya masih dirawat & dijaga sampai saat ini. Lalu apa saja peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut? Simak klarifikasi dibawah ini!

Peninggalan Kerajaan Pontianak
Peninggalan Kerajaan Pontianak
@https://d99i6ad9lbm5v.cloudfront.net/

Peninggalan Kerajaan Pontianak

  • Keraton Kadriah

Keraton Kadriah merupakan keraton yg terletak di Kampung Beting, Kelurahan Bugis Dalam, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Peninggalan ini masih mampu kita jumpai sampai dikala ini. 

  • Masjid Jami Pontianak

Masjid Jami merupakan masjid yg dibangun pada sekitar tahun 1771. Masjid tersebut merupakan masjid selaku tanda berdirinya dr Kesultanan Pontianak. 

  • Makam Batu Layang

Makam Batu Layang merupakan kompleks makam yg dikhususkan untuk Sultan beserta keturunannya. Makam ini terletak di wilayah tepi Sungai Kapuas.


Penutup

Demikian penjelasan ihwal Kerajaan Pontianak, pembahasan yg dimulai dr sejarah,  masa runtuhnya kerajaan, kisah ihwal kehidupan penduduk yg ada pada ketika itu, silsilah raja & pula peninggalan dr kerajaan Pontianak.

Semoga artikel ini bisa berfaedah & mampu menyertakan pengetahuan buat kalian semua terutama pada bidang sejarah, sebab sejarah bukan untuk dilupakan, namun sejarah untuk dijaga & dirawat!


Kerajaan Pontianak
Sumber Refrensi:

@http://blogkuamet.blogspot.com/2016/10/kerajaan-pontianak-mata-kuliah-sejarah.html
@https://politik.rmol.id/read/2021/06/14/492031/kisah-kesultanan-pontianak-diresmikan-sultan-syarif-abdurahman-al-qadri-sampai-jadi-kepingan-nkri
@https://kalbar.suara.com/read/2021/06/03/171254/sejarah-kesultanan-pontianak-8-sultan-peninggalan-dan-penyebab-runtuhnya-kerajaan

  Kerajaan Bima : Sejarah, Raja, Peninggalan dan Masa Kejayaan