Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur – Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yg terkenal akan keindahan alamnya, dimana provinsi ini berada pada penggalan tenggara Indonesia.
Bukan cuma keindahan alam saja, melainkan provinsi Nusa Tenggara Timur pula mempunyai kebudayaan yg unik, salah satunya yakni busana etika. Penasaran bagaimana busana budpekerti Nusa Tenggara Timur? Yuk simak ulasan berikut ini!
Daftar Isi Artikel
Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur
Seperti yg telah saya jelaskan di atas, bahwa Nusa Tenggara Timur terkenal akan keindahan alamnya yg sungguh menakjubkan. Dimana pada Nusa Tenggara Timur ini pula mempunyai 7 suku yg berbeda, diantaranya yaitu suku Rote, suku Dawan, suku Helong, suku Sabu, suku Sumba, suku Lio & pula Suki Manggarai.
Pada setiap suku tersebut tentunya mempunyai suatu kebudayaan yg membedakan antara satu dgn yg yang lain, salah satunya yaitu busana adab. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur ini mempunyai bentuk yg berbeda pada setiap dulunya, dimana pastinya pula mempunyai ciri khas tersendiri.
Nama Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur mempunyai banyak suku dgn latar belakang budaya masing-masing, sehingga budaya yg adat di NTT ini pula mengalami akulturasi antara budaya yg satu dgn yg lainnya. Seperti yg sudah disebutkan diatas, bahwa Nusa Tenggara Timur ini mempunyai suku yg berbeda-beda.
Dimana setiap suku pula mempunyai kebudayaan unik tersendiri, salah satunya yakni busana akhlak. Daripada semakin penasaran wacana pakaian adab Nusa Tenggara Timur, maka semestinya eksklusif saja yuk simak penjelasan masing-masing busana adat tersebut dibawah ini!
No |
Macam-Macam Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur
|
1 | Pakaian Adat Suku Rote |
2 | Pakaian Adat Suku Dawan |
3 | Pakaian Adat Suku Helong |
4 | Pakaian Adat Suku Sabu |
5 | Pakaian Adat Suku Sumba |
6 | Pakaian Adat Suku Lio |
7 | Pakaian Adat Suku Manggarai |
1. Pakaian Adat Suku Rote
Suku Rote merupakan suku yg pernah bermigrasi dr pulau Seram, Maluku & sekarang telah menjadi penduduk asli dr pulau Rote. Suku ini pula mendiami beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara Timur ini, mirip pada pulau Timor, pulau Ndao, pulau Pamana, pulau Nuse, pulau Heliana, pulau Manuk, pulau Landu & masih banyak lagi pulau yg yang lain.
Pakaian akhlak Nusa Tenggara Timur suku Rote ini ternyata dijadikan selaku ikon dr pakaian adat kawasan untuk wilayah NTT. Hal tersebut dikarenakan memang busana yg ada di suku Rote ini mempunyai versi yg unik dgn banyak sekali ciri khas & pula sejarah serta nilai filosofis yg tinggi pada baju adat tersebut.
Keunikan baju ini terletak pada penutup kepalanya atau topi yg disebut dgn ti’i langga. Dimana topi ini mempunyai bentuk yg unik dikarenakan topi tersebut ibarat dgn topi yg digunakan oleh masyarakat Meksiko yakni topi sombrero.
Topi ti’i langga ini terbuat dr bahan daun lontar yg telah kering. Dimana daun tersebut pula menjadi simbol kewibawaan & pula keyakinan diri bagi kaum laki-laki yg berada di suku Rote.
Topi ini pula merupakan salah satu aksesoris utama dlm pakaian akhlak suku Rote yg disebut dgn pakaian tenun ikat, dimana pakaian tersebut yang dibuat dr kain tenun. Pakaian ini merupakan variasi dr kemeja putih dgn lengan panjang & pula variasi antara sarung tenun ikat yg mempunyai warna gelap, sarung tersebut nantinya digunakan untuk penggalan bawah.
Kemudian untuk epilog dada, para kaum laki-laki akan menggunakan sebuah selendang kain yg mempunyai motif sama pada cuilan pundak. Sedangkan busana yg akan digunakan oleh perempuan suku Rote yaitu kebaya dgn bawahan dipakaikan sarung tenun yg terbuat dr tangan.
2. Pakaian Adat Suku Dawan
Suku Dawan merupakan suku yg tinggal di beberapa wilayah yg ada di Nusa Tenggara Timur, seperti Belu, Kupang, & pula Timor. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Dawan ini dinamakan dgn baju Amarasi.
Dimana baju Amarasi merupakan baju yg digunakan oleh kaum wanita & terdiri dr beberapa komponen, diantaranya yakni kebaya, sarung tenun yg digunakan sebagai bawahan, selendang yg akan diselempangkan untuk menutupi dada.
Bukan cuma itu, para kaum perempuan pula akan memakai berbagai macam aksesoris mirip sisir emas, tusuk konde yg berhiaskan tiga join emas & pula sepasang gelang dgn bentuk kepala ular.
Sedangkan pada serpihan pria, baju amarisi ini terdiri dr kemeja bodo & pula sarung tenun yg diikat pada pinggang. Biasanya para kaum laki-laki pula akan memakai aneka macam macam aksesoris perhiasan seperti kalung muti salak, kalung habas, gelang Timor & pula memakai ikat kepala dgn dekorasi tiara.
3. Pakaian Adat Suku Helong
Suku Helong merupakan suku dgn secara umum dikuasai penduduk orisinil dr pulau Timor. Dimana kebanyakan suku Helong ini berada di wilayah Kupang, tepatnya di Kupang Tengah & pula Kupang barat, tapi ada pula suku Helong yg berada di pulau lain, seperti pulau Semau & pula pulau Flores.
Pakaian budpekerti Nusa Tenggara Timur suku Helong ini dibagi menjadi dua jenis, yakni busana adab yg dikhususkan untuk perempuan & pula busana etika yg dikhususkan untuk lelaki.
Untuk wanita, busana budpekerti ini terdiri dr aneka macam komponen diantaranya yakni atasan yg berupa kebaya atau kemben dgn bawahan yg berupa sarung dgn cara penggunaan diikat menggunakan ikat pinggang emas atau pending.
Tentunya pula para wanita dr suku Helong ini akan menggunakan aksesoris ekstra, yakni berupa bula molik atau dekorasi kepala dgn bentuk mirip bulan sabit. Kemudian ada pula aksesoris berupa kalung yg mempunyai bentuk bulan serta anting-anting atau giwang yg disebut dgn kerabu jangan lupakan dekorasi leher yg berupa bulan.
Sedangkan untuk kaum pria suku Helong akan menggunakan pakaian adat berupa atasan kemeja bodo dgn bawahan akan menggunakan selimut lebar. Jangan lupakan banyak sekali aksesoris untuk pelengkap seperti ikat kepala yakni destar & pula perhiasan leher yg dikenal dgn habas.
4. Pakaian Adat Suku Sabu
Suku Sabu merupakan suku yg tinggal di pulau Hai Rau tepatnya berada di kawasan kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pakaian budbahasa sabu ini pula dibedakan menjadi dua jenis, yakni digunakan untuk pria & pula digunakan untuk para wanita.
Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Sabu yg digunakan untuk kaum pria biasanya terdiri dr atasan berupa kemeja putih dgn lengan panjang. Sedangkan pada potongan bawahnya biasanya akan memakai sarung yg yang dibuat dr materi kain katun.
Bukan cuma itu, terdapat pula aksesoris ekstra berupa selendang yg akan diselempangkan pada pundak, dgn ikat kepala yg berupa mahkota tiga tiang yg dibentuk dgn memakai emas, kalung muti salak, sabuk berkantong, perhiasan leher atau habas & pula sepasang gelang emas.
Sedangkan busana adab yg digunakannya oleh perempuan jauh lebih sederhana dibandingkan dgn kaum lelaki. Dimana para wanita cuma akan memakai kebaya & pula kain tenun dgn dua buah lilitan, kain tenun yg digunakan adalah kain dgn berbentuk sarung dgn ikat pinggang yg disebut dgn pending.
5. Pakaian Adat Suku Sumba
Suku Sumba merupakan suku yg mendiami pulau Sumba. Pakaian akhlak Nusa Tenggara Timur suku Sumba ini disebut dgn hinggi, dimana hinggi yg dipakai tersebut terdiri dr dua lembar, yakni ada hinggi kawuru & pula hinggi kombu.
Sedangkan pada belahan kepala akan dilengkapi dgn ikat kepala yg dililitkan atau diikat dgn membentuk jambul. Posisi jambul ini bisa berada pada belahan depan atau samping kiri & pula kanan, posisi ini tergantung simbol yg ada.
Ikat kepala ini dinamakan dgn tiara Patang. Pakaian laki-laki Sumba pula akan dilengkapi dgn aneka macam macam aksesoris, diantaranya adalah kabiala atau senjata tradisional dr suku Sumba yg akan disisipkan pada bagian ikat pinggang.
Pemakaian senjata ini melambangkan akan keperkasaan, selanjutnya pada potongan pergelangan tangan kiri akan diberikan perhiasan yg disebut dgn muti salak & pula kanatar. Pemakaian perhiasan ini pula mempunyai makna, yakni menyimbolkan akan strata sosial & pula kemampuan ekonomi.
Sedangkan busana yg akan digunakan oleh kaum perempuan berupa kain dgn jenis berlainan-beda, antara lain yakni lau kawar, lau mutikau, lau pahudu, & pula lau pahudu kiku. Dimana kain tersebut akan dipakai sampai setinggi dada & pula pada kepingan bahunya yg ditutup dgn menggunakan taba huku yg mempunyai warna senada dgn kain yg digunakan.
Pada cuilan kepalanya akan dipakai tiara dgn warna polos yg akan diikatkan serta dilengkapi dgn penggunaan hai kata atau tiduhai. Pada penggalan dahi pula akan diberikan maraga atau perhiasan logam, pada bagian indera pendengaran akan diberikan perhiasan yg disebut dgn mamuli & pada bagian leher akan diberikan kalung emas. Sehingga tampilan dr kaum wanita terlihat makin menarik.
6. Pakaian Adat Suku Lio
Suku Lio merupakan suku tertua yg ada di Flores, atau lebih tepatnya suku yg mendiami kabupaten Ende. Pakaian budpekerti Nusa Tenggara Timur suku Lio ini berjulukan ikat patola.
Ikat patola merupakan kain tenun yg dipakai dengan-cara khusus untuk kepala suku & pula warga kerajaan. Dimana ikat patola ini mempunyai motif yg bermacam-macam, mirip motif dedaunan, motif hewan meliputi biawak hingga motif insan.
Motif-motif tersebut akan ditenun dgn menggunakan benang yg berwarna biru atau merah pada dasaran kain yg berwarna gelap. Biasanya kain pula akan diberikan aneka macam dekorasi berupa manik-manik atau kulit kerang pada tepi kainnya.
Tetapi yg perlu dikenang disini yakni, dekorasi manik-manik tersebut hanya didedikasikan untuk para perempuan ningrat. Ikat patola ini pula terbilang cukup sakral alasannya kain ini pula digunakan selaku epilog mayat dr para kepala suku, aristokrat & pula raja.
7. Pakaian Adat Suku Manggarai
Manggarai merupakan suku yg pula mendiami wilayah Nusa Tenggara Timur, dimana suku ini pula mempunyai busana budbahasa dgn nilai-nilai filosofis yg tinggi. Pakaian budbahasa Nusa Tenggara Timur suku Manggarai ini dinamakan kain Songke.
Kain songke merupakan kain yg dijadikan sebagai busana etika wajib untuk para wanita suku Manggarai. Adapun cara pemakaian dr kain ini pula terbilang cukup mirip dgn pemakaian sarung, cuma saja dlm menggunakan pakaian ini tak boleh dipakai dengan-cara asal pilih, alasannya ada beberapa bagian tertentu yg mesti menghadap pada cuilan depan.
Kain songke ini didominasi dgn warna hitam, dimana warna tersebut melambangkan keagungan & pula kebesaran dr suku Manggarai. Bukan cuma itu, setiap motif yg ada di pada kain ini pula berlawanan-beda, dimana masing-masing motif pula menciptakan makna yg berlawanan-beda pula
Misalnya pada kain songke dgn motif wela kaleng yg melambangkan akan ketergantungan insan dgn alam, ada pula motif ranggong yg melambangkan kejujuran serta perjuangan & pula ada motif su’i yg melambangkan bahwa segala sesuatu tersebut ada batasannya.
Penutup Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur
Demikianlah klarifikasi mengenai pakaian etika Nusa Tenggara Timur. Semoga artikel ini bisa berguna bagi para pembaca sekalian serta bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Berhubungan dgn busana budpekerti dr provinsi Nusa Tenggara Timur, gampang-mudahan pula artikel ini bisa dipahami dgn baik oleh para pembaca sekalian!
Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur
sumber acuan:
@https://tambahpinter.com/pakaian-adab-ntt/
@https://guratgarut.com/pakaian-akhlak-ntt/
@https://restuemak.com/busana-budbahasa-nusa-tenggara-timur/#Keunikan_Pakaian_adat_NTT