Perubahan temperatur atmosfer akibat efek dr global warming menyebabkan kondisi fisis atmosfer menjadi tak stabil & memunculkan terjadinya anomali-anomali kepada parameter cuaca yg berlangsung usang. Dalam Jangka panjang anomali-anomali parameter cuaca tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim akan menimbulkan pengaruh -pengaruh yg sangat merugikan diantaranya :
- Terjadinya pergantian ekspresi dominan & perubahan teladan hujan menimbulkan teladan curah hujan berganti-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga mengakibatkan banjir di satu tempat, namun kekeringan di tempat yg lain. Selain itu, tak mampu diprediksikan kedatangan demam isu hujan maupun kemarau menyebabkan kerugian bagi petani lantaran demam isu tanam yg semestinya dikerjakan pada isu terkini kemarau malah terjadi hujan (Casper 2010).
- Meningkatnya frekuensi musibah atau cuaca ekstrim mirip tanah longsor, banjir, kekeringan, tornado tropis, topan & lain-lain. Angin akan bertiup lebih kencang & mungkin dgn teladan yg berbeda serta topan angin kencang (hurricane) yg mendapatkan kekuatannya dr penguapan air akan menjadi lebih besar (Casper 2010). Disamping itu, banjir mampu memunculkan persoalan kesehatan karena dapat sebagai fasilitas penyebaran aneka macam agen penyakit & pula selaku sarana untuk berkembangnya jentik nyamuk akhir meluasnya genangan air yg disebabkan oleh banjir (Henningfeld 2011).
- Peningkatan temperatur yg ekstrim akan menyebabkan kebakaran hutan & air tanah akan lebih singkat menguap sehingga beberapa kawasan akan lebih kering dr sebelumnya. Kekeringan yg terjadi dapat menyebabkan penurunan bikinan dr sektor pertanian karena tumbuhan pertanian tak dapat berkembang dgn baik (Casper 2010). Selain itu, tingginya radiasi ultraviolet pula diperkirakan dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap mikroba patogen sehingga gampang terinfeksi penyakit (Henningfeld 2011).
- Cuaca yg ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru (emerging diseases) & bisa memunculkan penyakit usang (reemerging diseases) yg telah jarang ditemukan ketika ini. Wabah penyakit yg biasa didapatkan di daerah tropis mirip penyakit yg diakibatkan vektor nyamuk & binatang pembawa penyakit yang lain akan kian meluas lantaran mereka mampu berpindah ke tempat yg sebelumnya terlalu masbodoh bagi mereka. Penyakit yg ditularkan lewat vektor nyamuk seperti DBD dapat meningkat lantaran dipengaruhi oleh suhu, curah hujan & jumlah hari hujan. Semakin tinggi & banyak jumlah hari hujan maka semakin tinggi pula masalah DBD terjadi. Peningkatan suhu pula dapat mempersingkat waktu virus dlm nyamuk untuk berkembang & menjadi infektif serta mengakibatkan nyamuk betina akan menggigit lebih sering dr sebelumnya (Knowlton et al. 2009; Tabachnick 2010; Henningfeld 2011).