Keterkaitan Antara Erosi, Sedimentasi, Banjir Dengan Hutan

banjir
Sumber: http://global.liputan6.org

Permasalahan pengikisan & sedimentasi dlm sebuah kawasan pemikiran sungai umumnya berkaitan dgn persoalan banjir. Keduanya saling berhubungan akrab & imbas keduanya dapat saling memberatkan serta berpengaruh negatif kepada pengelolaan DAS (kawasan pedoman sungai). Salah satu akibat dr turunnya hujan lebat yakni terjadinya abrasi. Selanjutnya, abrasi tersebut akan menciptakan sedimen yg akan mengalami sedimentasi pada dasar sungai, jalan masuk air atau waduk. Sedimentasi akan menimbulkan pendangkalan yg berikutnya akan menaikkan permukaan air tatkala terjadi banjir. Sebaliknya, banjir dapat mengikis sungai & dataran banjir, memuat sedimen, & memindahkannya ke arah hilir sehingga mengakibatkan kerugian.

Material tanah mempunyai ketahanan terhadap pengikisan sungguh berlawanan-beda. Demikian juga, kekuatan air hujan & limpasan permukaan sungguh berlawanan-beda dlm mengerosi tanah.  Kepekaan tanah terhadap abrasi (erodibilitas) merupakan ciri-ciri dr materi yg terkena abrasi (seperti tanah atau bebatuan) yg bekerjasama dgn kepekaannya terhadap kekuatan-kekuatan yg mampu mengerosi. Misalnya, pasir lebih besar erodibiltasnya dibandingkan dgn tanah liat. Daya mengerosi (erosivitas) merupakan ciri dr kekuatan-kekuatan yg mampu mengerosi, mirip air hujan & limpasan permukaan. Bahaya pengikisan menggambarkan derajat potensi pengikisan di sebuah tempat & mencerminkan imbas campuran dr erosivitas & erodibilitas. Terdapat empat aspek yg mempengaruhi ancaman abrasi, yaitu:

  1. Erosivitas air hujan, contohnya intensitas maksimum selama 30 menit
  2. Erodibilitas tanah, misalnya sifat adesif & kohesif material tanah
  3. Keadaan penutup tanah selama setahun
  4. Kemiringan & panjang lereng

Konservasi tanah dapat mengurangi erosi & mampu dlm membangun kembali kesuburan tanah. Konservasi tanah terutama mampu mengurangi kerusakan tumbuhan pertanian yg diakibatkan oleh banjir & mampu mengurangi jumlah muatan sedimen yg dibawa oleh sungai. Beberapa praktek konservasi tanah yg lazim dijalankan antara lain: contour cultivication, strip cropping, contour terracing, grass waterways, basing listing, deep subsoiling & kendali vegetasi.

Semua cara tersebut di atas tak akan berhasil tanpa penanaman & pemupukan untuk memelihara tanaman. Hutan, semak-semak, & rumput-rumput sangat efektif dlm mengontrol anutan permukaan ataupun pengikisan. Penanaman pohon-pohon hutan lebih disenangi karena dapat melindungi tanah kepada penggebalaan panenan hasil-hasil pertanian yg terlalu sering.

Para rimbawan & andal konservasi tanah ada yg beropini bahwa tanah-tanah yg tertutup hutan tak akan menyebabkan banjir. Banjir yg berskala kecil memang mampu terjadi, tetapi banjir yg besar cuma akan mempunyai efek yg relatif kecil. Hutan memegang peranan penting dlm meredusir volume aliran air & besarnya debit sungai pada ketika banjir. Terdapat tiga dampak hutan yg penting selaku berikut:

  1. Hutan menahan tanah di tempatnya

Akar-akar & perdu berfungsi sebagai pengikat tanah pada tanah-tanah yg miring & menangkal longsor sesudah terjadi hujan lebat atau kebakaran besar.

  1. Tanah hutan menyimpan air tanah lebih banyak

Evapotranspirasi hutan cukup besar, khususnya pada tipe-tipe flora epilog tanah, sehingga lapisan tanah di bawah tegakannya hutan acap kali mengandung air lebih sedikit. Apabila terjadi hujan yg lebat, maka pecahan paling besar dr anutan permukaan akan ditahan dlm bentuk air tanah sehingga volume anutan air pribadi mengalir di bawah tegakan hutan akan berkurang, alhasil tinggi air banjir di hilir sungai akan jauh menyusut

  1. Hutan menyebabkan tingginya laju infiltrasi

Perakaran pohon & vegetasi hutan lainnya akan ikut mempertahankan porositas tanah tetap tinggi, sehingga infiltrasi & perkolasi air hujan mampu berlangsung baik.

 

Sumber:

Arief A. 2001. Hutan & Kehutanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

 

  Permenhut tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan