Karet merupakan salah satu komoditas yg sungguh ramai diperdagangkan alasannya adalah digunakan oleh beragam industri. Namun, tak semua negara bisa memproduksi karet alasannya adalah tanaman yg menciptakan getah karet cuma dapat berkembang pada keadaan tertentu.
Tanaman ini akan berkembang subur pada kawasan dgn kelembaban 80% serta suhu 24 – 280 C. Umumnya, tumbuhan ini tumbuh subur di wilayah tropis antara 100 LU hingga 100 LS.
Tanaman asal Amerika Selatan & Amerika Tengah ini dibudidayakan di aneka macam negara, khususnya Asia Tenggara, Afrika, & Amerika Selatan.
Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) mencatat bahwa terdapat 13 negara anggotanya yg menjadi pemasok sekitar 91% buatan karet dunia pada tahun 2017. Dalam 10 tahun terakhir, peringkat penghasil karet dunia pun terus bergerak.
Berikut ini yaitu daftar 10 negara penghasil karet paling besar di dunia menurut Food and Agriculture Organization of the United Nations di tahun 2018, antara lain:
Daftar Isi
Myanmar (212.949 ton)
Pada peringkat 10 ada Myanmar atau Burma. Negara yg terletak di Asia Tenggara ini telah menjadi salah satu negara penghasil karet paling besar di dunia semenjak tahun 2014. Tentu saja hal ini dikarenakan karet yakni salah satu komoditas perkebunan unggulan Myanmar.
Karet sendiri merupakan salah satu komoditas ekspor Myanmar yg cukup menolong perekonomiannya. Tercatat, nilai ekspor karet negara ini bernilai 276,3 juta US Dollar, suatu jumlah yg sungguh besar.
Dengan bikinan total getah karet sekitar 212.949 ton, Myanmar sendiri pada tahun 2019 diperkirakan sudah menyanggupi sekitar 2,1% keperluan karet dunia.
Lokasi perkebunan karet Myanmar berada pada beberapa titik, salah satunya ialah pada daerah Tanintharyi, yaitu di Thet Kal Kwat, Pyin Thar Taw, Pa Kar Yi & Thaung Thon Lon. Selain itu, masih terdapat beberapa daerah lain mirip Kota Dawei, Mudon, & Yangon.
Guatemala (349.546 ton)
Guatemala merupakan negara yg berada di benua Amerika pecahan Tengah. Negara ini menduduki peringkat 9 negara penghasil karet terbesar di dunia.
Dengan total bikinan sekitar 349.546 ton, produksi karet Guatemala mampu memenuhi sekitar 1,1% keperluan karet dunia. Nilai ekspor dr karet Guatemala diperkirakan meraih 144,8 juta US Dollar.
Mayoritas karet negara ini dijual langsung ke negara-negara maju untuk lalu diproses & diubah menjadi barang jadi. Jerman & Amerika merupakan negara tujuan ekspor utama dr perdagangan karet Guatemala.
Saat ini, diperkirakan lahan perkebunan karet di Guatemala mencapai 400 ribu hektar. Lahan ini berada di jalur tranversal utara serta pantai cuilan selatan Guatemala.
Dalam goresan pena yg dipublikasikan World Rainforest Movement, Guatemala merupakan negara yg perlahan-lahan menjadi negara perkebunan karet industri. Hal ini terjadi karena seiring berjalannya waktu, hutan-hutan Guatemala dibabat & digantikan dgn perkebunan karet skala besar.
Filipina (423.371 ton)
Peringkat 8 diduduki kembali oleh negara di Asia Tenggara, yaitu Filipina. Negara yg didominasi oleh perbukitan & hutan hujan tropis ini ternyata mempunyai produksi karet yg cukup tinggi lho, hingga sekitar 423 ribu ton!
Produksi karet di negara ini sebagian besar dipakai dlm negeri, seperti 70% pada industri ban, 18% pada industri bantalan kaki, & 12% pada pabrik sarung tangan karet. Oleh alasannya itu, Filipina tak banyak mengekspor karetnya ke pasar global.
Lahan perkebunan karet di Filipina dikontrol dengan-cara individual. Setiap petani rata-rata memiliki 3 hingga 10 hektar lahan. Karena kepemilikan yg bersifat individual ini, harga karet bergerak cukup dinamis tanpa adanya monopoli.
Saat ini, diperkirakan total luas lahan karet yg dimiliki oleh negara ini yaitu sekitar 200 ribu hektar. Lahan ini tersebar, tetapi biasanya berada di sekeliling wilayah Mindanao & Luzon.
Côte d’Ivoire (461.000 ton)
Côte d’Ivoire atau Ivory Coast/Pantai Gading yakni negara yg berada di Afrika Barat. Negara ini berada di wilayah tropis sehingga memiliki iklim yg sangat sesuai untuk perkebunan karet. Berbeda dgn secara umum dikuasai wilayah Afrika yg sangat panas & memiliki iklim gurun.
Negara yg menduduki peringkat 7 ini menghasilkan sekitar 8,4% keperluan ekspor karet dunia dgn nilai yg diperkirakan mencapai 1,1 milyar US Dollar. Nilai ini terus bertambah karena sudah naik sekitar 121,1% sejak tahun 2015.
Pada mulanya negara ini bergantung pada perkebunan kakao. Namun, selama 10 tahun terakhir para petani pun beralih pada karet & menjadi penyumbang 60% kebutuhan karet di benua Afrika. Hingga 2010, terdapat 110 ribu hektar lahan kebun karet.
Sekarang, karet menjadi sumber penghasilan utama bagi para petani Pantai Gading. Ribuan orang bergantung pada perkebunan-perkebunan karet untuk menghidupi kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu, Pantai Gading pula sangat bergantung pada jual beli internasional untuk menjual hasil karetnya. Seperti yg sudah disebutkan diatas, pemasaran komoditas karet merupakan salah satu sumber devisa negara paling besar.
Malaysia (781.996 ton)
Peringkat keenam dr 10 negara penghasil karet terbesar di dunia, diduduki oleh Malaysia. Negara yg terletak dekat dgn Indonesia ini memiliki iklim yg sangat kondusif untuk menumbuhkan tanaman karet.
Diketahui, pada 2019 tingkat bikinan negara ini memenuhi 6,9% keperluan karet dunia atau sekitar 781.996 ton. Nilai yg ditaksir pada aktivitas ekspor karet meraih 910,9 juta US Dollar, suatu angka yg sungguh besar.
Karet sendiri merupakan salah satu ekspor unggulan negara Malaysia selain timah. Namun, nilai ini condong turun sekitar 12,2% pada 5 tahun terakhir.
Lahan perkebunan karet di Malaysia merupakan salah satu lahan karet terbesar di dunia. Lahan ini tersebar di pesisir barat Semenanjung Malaka & serpihan barat pulau Kalimantan dgn luas mencapai 3,2 juta hektar.
Lahan-lahan ini memiliki produktivitas yg cukup tinggi. Hal ini terjadi alasannya adalah Malaysia sudah mulai menggunakan teknologi pertanian & otomatisasi untuk mengembangkan efisiensi perkebunan karetnya.
Republik Rakyat China (824.000 ton)
China menempati peringkat kelima selaku negara penghasil karet terbesar di dunia. Salah satu kawasan perkebunannya berada di Xishuangbanna serta dataran rendah Yangtze. Diperkirakan lahan karet di negara ini mencapai 475 ribu hektar atau lebh.
Namun, produksi karet China hampir semuanya digunakan untuk keperluan industri dlm negeri. Hal ini terjadi alasannya adalah China memiliki banyak sekali Industri yg membutuhkan karet selaku materi dasarnya. Contohnya ialah industri ban, elektronik, & petrokimia.
China sendiri masih menjadi salah satu negara dgn konsumsi karet terbesar di dunia atau sekitar 40% dr total keperluan dunia. Jika kita ubah menjadi angka, maka setiap tahunnya China menyantap 4,5 juta ton karet, nyaris 6x total buatan karet domestiknya.
Oleh alasannya itu, China justru mengimpor karet dlm jumlah banyak alih-alih mengekspornya. Umumnya, karet tersebut dibeli dr negara-negara eksportir karet skala besar mirip Indonesia, Thailand, atau Vietnam.
India (978.317 ton)
India berada pada peringkat keempat dr 10 negara penghasil karet paling besar di dunia. India sendiri mempunyai lahan karet yg cenderung kecil, yakni 450 ribu hektar yg sebagian besar berada di Kerala.
Oleh karena itu, dapat kita asumsikan bahwa produktivitas pertanian karet India cukup tinggi, dgn lahan yg kecil tetap bisa memproduksi karet dlm jumlah yg banyak.
Namun, produksi ini hanya dipakai untuk kebutuhan dlm negeri & jumlah tersebut masih kurang 150 ribu ton setiap tahunnya. Saat ini, India adalah salah satu negara pengimpor karet terbesar di dunia dgn total impor 150 – 215 ribu ton per tahunnya.
Sebagian besar impor tersebut diperuntukkan untuk industri ban & industri-industri berbahan dasar karet lainnya. Hal ini terjadi karena industrialisasi India yg pesat melaju lebih cepat dr produksi materi bakunya, salah satunya adalah karet.
Vietnam (1.137.725 ton)
Peringkat ketiga diduduki oleh salah satu negara di Asia Tenggara, yakni Vietnam. Negara ini memiliki iklim tropis, suhu hangat, & curah hujan tinggi. Semua unsur-unsur yg menciptakan tanaman karet berkembang & meningkat dgn baik.
Dengan bikinan total tahunan sekitar 1,1 juta ton, negara ini menyanggupi kebutuhan ekspor karet dunia sebesar 7,6% dgn nilai ekspor 998,1 juta US Dollar.
Oleh alasannya itu, karet merupakan salah satu sumber devisa utama Vietnam dr aktivitas ekspor & impornya. Perkebunan karet pula merupakan hajat hidup orang banyak alasannya adalah banyak petani & buruh Vietnam yg berkerja di perkebunan-perkebunan karetnya.
Diperkirakan, Vietnam mempunyai lahan sekitar 520 ribu hektar. Meskipun tergolong kecil, tingkat produktivitas karet dr negeri ini merupakan salah satu yg tertinggi di dunia. Dengan lahan 520 ribu hektar, Vietnam mampu memproduksi 1,1 juta ton karet setiap tahunnya.
Lahan karet negara ini mampu ditemui sebagian besar pada pecahan selatan bersahabat dgn ibukota negara ini yaitu Ho Chi Minh.
Indonesia (3.630.268 ton)
Indonesia merupakan negara kedua dgn selaku penghasil karet terbesar di dunia. Produksinya sudah memenuhi 29,8% keperluan dunia dgn nilai ekspor sebesar 3,9 miliar US Dollar.
Dengan buatan total tahunan sekitar 3,6 juta ton, karet merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Sebagian besar karet dr Indonesia dikirimkan ke China, Jepang, Amerika Serikat serta beberapa negara lainnya.
Indonesia pula diketahui selaku negara dgn kebun karet paling besar di dunia, yakni mencapai 3,5 juta hektar. Diperkirakan, 85% kepemilikan kebun karet merupakan perkebunan rakyat.
Artinya, perkebunan tersebut dimiliki dengan-cara perorangan oleh penduduk -masyarakat lokal, bukan oleh perusahaan besar. Hal ini ada positif maupun negatifnya, positifnya ialah terjadi penyebaran kekayaan yg lebih baik, sedangkan negatifnya yakni efisiensi yg terkadang kurang.
5 provinsi dgn lahan karet terbanyak berada di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Riau, Jambi, serta Kalimantan Barat. Daerah tersebut memang mempunyai lahan-lahan karet yg sangat luas. Hal ini terjadi sebab harga lahan masih murah daripada pulau Jawa & kualitas tanah serta iklim yg cocok untuk perkebunan karet.
Namun, sayang tingkat buatan karet Indonesia masih kalah dgn negara tetangga. Produktivitas karet kita hanya mencapai 1,1 ton per hektar, jauh dibawah Vietnam yg mencapai 2 ton per hektar. Indonesia sendiri berada pada urutan keempat terkait dgn tingkat produktivitas lahan.
Hal ini diduga alasannya perkebunan-perkebunan karet di Indonesia masih dimiliki dengan-cara perorangan, sehingga belum bisa memanfaatkan tekonologi-teknologi pertanian modern ataupun otomatisasi. Oleh sebab itu, ada baiknya pemerintah kawasan melakukan konsolidasi & penyuluhan kepada para petani karet.
Selain itu, pembentukan kalangan tani (poktan) & adonan kelompok tani (gapoktan) serta koperasi perkebunan pula akan sangat bermanfaat untuk memajukan saluran modal & teknologi para petani karet Indonesia.
Thailand (4.744.250 ton)
Thailand sudah sejak lama menduduki peringkat pertama selaku negara penghasil karet terbesar di dunia. Negara beriklim tropis di Asia Tenggara ini telah memenuhi sekitar 31,5% dr keperluan karet dunia.
Dengan produksi tahunan sekitar 4,7 juta ton, nilai ekspor dr karet Thailand diperkirakan meraih 4,1 miliar US Dollar. Sebuah angka yg cukup besar bagi perekonomian Thailand. Karet sendiri merupakan salah satu sumber devisa negara ini & menjadi komoditas ekspor utama Thailand.
Thailand mempunyai luas kebun karet sekitar, 2 juta hektar dgn kapasitas produksi 1,7 ton per hektar. Hal ini mengantarkan Thailand menjadi salah satu negara dgn produktivitas perkebunan karet paling besar di dunia.
Hampir 90% hasil produksi karet dikumpulkan dr petani-petani lahan kecil dgn kualitas terbaik. Kita pun akan dgn gampang menemui perkebunannya di bagian selatan negara gajah putih ini.
Itulah 10 negara penghasil karet terbesar di dunia. Kebanyakan dr perkebunan tersebut merupakan kepemilikan pribadi.
Oleh sebab itu, jikalau kalian berhasrat, tak ada salahnya ikut bersaing dlm buatan karet alam. Terlebih lagi, wilayah Indonesia sungguh luas lho! Masih banyak lahan yg bisa kalian pakai untuk perkebunan karet.
Referensi
Food and Agriculture Organization