Agar proses observasi yg dijalankan tak sia-sia, maka perlu menggunakan data yg valid & diakui keabsahannya. Biasanya, ada dua data yg dipakai, yakni sekunder & primer.
Masing-masing jenis data tersebut memegang peranan penting, untuk fungsi yg berlainan-beda pula. Namun, banyak observasi-penelitian modern yg mempergunakan data primer untuk mengeksplorasi & mengulik fenomena-fenomena baru.
Sesuai dgn namanya, data primer memiliki arti utama atau pokok. Meskipun namanya primer, bukan berarti data primer yakni data paling utama lho! Tetapi, artinya yaitu data yg ditemukan dr sumber pertama.
Namun dlm praktiknya, penggunaan data tersebut memang sering menjadi yg paling utama dlm sebuah observasi. Jika data sekunder adalah sebuah penunjang, maka primer akan menjadi data yg disokong.
Daftar Isi
Pengertian Data Primer
Sesuai dgn maknanya di dlm KBBI, data primer ialah jenis data utama atau pokok di dlm suatu penelitian. Proses pemerolehan data ini didapatkan pribadi dr tangan pertama, atau sumber utama dr fenomena yg sedang dikaji.
Biasanya, sumber akan diperoleh dr sumber primer dengan-cara langsung, tanpa mediator. Sumber primer ini tujuannya yakni orang-orang yg mengalami dengan-cara eksklusif insiden tersebut.
Karena mereka mengalami dengan-cara eksklusif, maka disebut selaku sumber primer. Harapannya yakni sebab mengalami dengan-cara eksklusif, mereka dapat menerangkan dgn lebih baik insiden-peristiwa yg terjadi.
Selain itu, proses pengambilan data dengan-cara eksklusif ke sumber primer ini dikehendaki mampu menghasilkan data yg berkualitas lebih baik. Hal ini terjadi alasannya pewawancara pastinya mengerti substansi pertanyaannya. Berbeda jikalau mempergunakan data sekunder yg berasal dr hasil penelitian ataupun narasi orang lain.
Ciri-Ciri Data Primer
Peran data dlm penelitian sangatlah penting alasannya adalah masing-masing memiliki tugas yg berlainan. Terkadang, beberapa orang masih sulit memaparkan, maka yg primer & mana yg lainnya.
Terkadang, mereka pula galau data mana yg mesti digunakan dlm sebuah penelitian. Oleh karena itu, setiap orang wajib untuk mengetahui ciri-ciri dr data-data yg ada. Kali ini, kita akan coba membahas lebih lanjut tentang ciri-ciri data primer.
Bersifat Utama
Perlu dimengerti bahwa jenis data satu ini memang tak bisa disingkirkan. Maksudnya, data primer tak akan mungkin digantikan dgn jenis data yang lain alasannya keberadaannya umumnya memegang posisi utama dlm sebuah observasi.
Maka, tidak aneh apabila data yg dipakai akan bersifat tunggal & tak dapat diubah. Hal ini terjadi sebab data primer dianggap memiliki validitas tertinggi & mampu menggambarkan dengan-cara utuh suatu fenomena.
Contohnya mirip dlm pengkajian permasalahan longsor di suatu daerah. Data utama yg dipakai tentu saja wawancara pada orang-orang yg terkena longsor tersebut.
Selain itu, data yg dibutuhkan pula pengamatan langsung & pengetesan keadaan tektonik & pertanahan yg ada di wilayah tersebut. Hal-hal yg sudah disebutkan tersebut merupakan data-data primer yg memang mempunyai relevansi tinggi terhadap permasalahan yg terjadi.
Data Dihasilkan Secara Langsung
Perbedaan yg cukup menonjol antara data sekunder & primer terletak pada cara mengambil datanya. Dalam hal ini, data diperoleh tanpa perlu memakai mediator ketiga atau mampu diperoleh dengan-cara eksklusif.
Seperti acuan kita pada analisis kebencanaan longsor, data-data yg digunakan dlm penelitian pribadi diambil dr sumbernya. Pada kasus ini, data tanah, geofisika, serta wawancara tersebut tak melewati perantara apapun.
Hal ini dengan-cara tak pribadi pula akan menghipnotis proses akuisisi datanya. Terkadang, data primer ini mudah diambil alasannya adalah semua sumbernya tersedia dgn baik. Terkadang pula, data primer ini sangat sulit untuk diakses karena sumber-sumber data tersebut tak tersedia dgn baik.
Cara Pemerolehan Data Primer
Secara biasa , terdapat 3 cara untuk menerima data primer yaitu lewat wawancara, observasi, & melaksanakan survei. Berikut ini yakni pendetailan tentang ketiga metode perolehan data tersebut.
Wawancara
Wawancara yaitu salah satu jenis pengumpulan data yg paling kerap diandalkan dlm observasi kualitatif, terlebih dlm pengumpulan jenis data primer.
Alasannya yaitu karena wawancara mampu dilakukan dgn menggunakan informan utama sehingga data yg dihasilkan pula mempunyai tingkat keakuratan tinggi serta keaktualan yg tinggi.
Setelah melaksanakan wawancara, kesannya masih perlu ditranskip kedalam bentuk teks ataupun poin-poin penting. Hal ini alasannya proses transkip akan sungguh menolong dlm proses menerjemahkan hasil wawancara.
Secara umum, sebelum melaksanakan wawancara, kita mesti mengenali terlebih dahulu pokok-pokok dilema yg akan diidentifikasi dlm suatu observasi. Setelah itu, kita mampu membuat pertanyaan-pertanyaan yg bermaksud untuk memperjelas permasalahan tersebut.
Kemudian, pewawancara mesti memilih narasumber yg cocok untuk diwawancarai. Pemilihan narasumber ini pastinya berkaitan dekat dgn pengetahuan yg dimiliki oleh orang tersebut terhadap permasalahan yg sedang diteliti.
Observasi
Observasi intinya adalah acara untuk melihat & memperhatikan suatu objek atau fenomena untuk mengambil suatu kesimpulan. Karena observasi dilakukan oleh peneliti dengan-cara eksklusif, maka data yg dihasilkan dianggap selaku data primer.
Observasi ini tak harus dilakukan dengan-cara langsung oleh kita lho, namun mampu memakai foto udara atau satelit. Setelah itu, data-data tersebut dapat dimasak & dimutakhirkan memakai metode informasi geografis agar mampu dipakai dlm penelitian.
Hasil yg akan diperoleh dr kegiatan pengamatan tak hanya berbentukteks saja, namun pula mampu gambar, video, foto, & beberapa media lainnya. Jenis data yg dihasilkan sungguh terkait dgn jenis penelitian apa yg hendak dilakukan, serta permasalahan apa yg hendak dijawab.
Setelah menghasilkan data pengamatan, peneliti pula harus menawan kesimpulan & merangkum hasil observasinya. Langkah ini dilakukan dgn cara menstranskip data tersebut ke dlm hasil yg lebih mudah dipahami. Nah, sesudah itu data tersebut bisa menjadi data pokok dlm penyampaian argumen.
Survei
Berbeda dgn wawancara yg bersifat mendalam terhadap suatu individu, survei mencoba untuk mendapatkan citra lazim sentimen suatu kelompok masyarakat.
Survei sebagian besar niscaya akan memakai metode pengisian angket ataupun kuesioner. Alasannya ialah alasannya adalah pada observasi kuantitatif, mengenali kuantitas atau jumlah dr pemikiran yg diteliti sangat penting, bahkan menjadi poin utama dlm penelitian tersebut.
Dalam pelaksanaannya, dlm melaksanakan survei, harus menggunakan sampling untuk memutuskan siapa pun yg mampu disurvei. Sampling ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik sebuah populasi tanpa melaksanakan survei pada semuanya.
Jika dilakukan pada seluruh populasi, maka survei ini akan berkembang menjadi sensus. Itulah perbedaan utama antara sensus dgn survei, yakni siapa saja yg dimintai pendapatnya.
Untuk proses pelaksanaannya, tak mesti mengandalkan orang lain sebab faktanya peneliti pula mampu melakukannya. Namun, sebab kuesioner umumnya memerlukan sampel yg sungguh banyak, bisa jadi peneliti tak mempunyai waktu untuk melaksanakan langkah ini sendiri.
Namun, sungguh diusulkan untuk tak menggunakan pendapat dr peneliti sendiri alasannya adalah niscaya akan dinilai sangat objektif.
Contoh Data Primer
Untuk bisa menunjukkan pola data primer, maka perlu dikenali terlebih dahulu jenis observasi yg sedang dijalankan. Namun, perlu ditegaskan dahulu apabila data utama ini harus diperoleh dr informan utama & tak boleh dr rujukan, kutipan, atau lansiran alasannya adalah itu adalah data sekunder
Berikut ini beberapa acuan dr data-data yg bersifat primer & dipakai dlm suatu penelitian.
- Observasi bahwa kondisi kelas ketika proses pembelajaran di SMPN 4 Ponorogo terbilang sungguh kondusif sebab siswa menerima semangat belajar tinggi.
- Pendataan data parkir di Unbraw memperlihatkan bahwa jumlah mahasiswa Universitas Brawijaya yg membawa motor di tahun 2017 lebih minim dibandingkan di tahun 2019.
- Survey jajak usulan menyatakan bahwa elektabilitas kandidat kepala kawasan tersebut cukup tinggi
- Wawancara terhadap perangkat kawasan Majalengka memperlihatkan bahwa bandara Kertajati banyak mengakibatkan dampak positif pada perekonomian setempat
- Foto udara suatu lokasi yg didapatkan dgn memakai penginderaan jauh (INDERAJA) satelit
Bagaimana, sudah cukup terbayang kan data-data apa saja yg tergolong sebagai data primer? Sekarang, kita akan coba membahas tentang kelebihan & kehabisan data primer.
Keunggulan & Kelemahan Data Primer
Setiap jenis data pasti ada keunggulan & kekurangannya. Untuk data primer, berikut ini yaitu keunggulan serta kekurangan dlm mempergunakan data ini pada sebuah penelitian.
Keunggulan Data Primer
Karena data primer merupakan data yg diambil dengan-cara pribadi di lapangan & merupakan data khusus yg diambil untuk suatu penelitian, lazimnya data mirip ini memiliki akurasi yg lebih baik.
Secara umum, berikut ini ialah keunggulan-keunggulan yg dimiliki oleh data primer dibandingkan dgn data sekunder.
- Akurasi yg lebih tinggi karena data yg diambil konkret & sesuai dgn fakta yg ada di lapangan
- Kustomisasi yang lebih tinggi alasannya kita yg mengambil datanya, kita mampu langsung mensugesti jenis-jenis data tersebut akan mirip apa. Makara, data yg ada pasti cocok dgn penelitian kita.
- Relevansi tinggi alasannya data diambil dengan-cara langsung ketika observasi, data tersebut pasti berkaitan dgn kondisi lapangan & mampu menggambarkan dgn baik fenomena yg terjadi.
- Dapat menjadi data utama dr sebuah observasi alasannya adalah memiliki faktor keyakinan yg biasanya lebih tinggi
- Dapat dijual, karena data primer belum pernah diambil sebelumnya oleh instansi lain, data ini mempunyai nilai. Terutama bila ada peneliti yg ingin melaksanakan penelitian yg menyerupai dgn penelitian kita.
Cukup banyak ya keunggulan dr data primer. Sekarang, kita akan mencoba menggali lebih lanjut perihal kekurangan-kelemahan data primer.
Kelemahan Data Primer
Karena harus diambil dengan-cara pribadi, acap kali data primer sulit untuk ditemukan atau setidaknya membutuhkan banyak duit. Oleh sebab itu, tak banyak yg mampu menerima & memakai data primer.
Berikut ini yaitu kekurangan-kekurangan yg ada pada data primer dlm suatu observasi
- Mahal alasannya mesti diakuisisi dengan-cara langsung ke sumbernya. Terlebih lagi tatkala daerah tersebut susah diakses & minim infrastruktur
- Membutuhkan waktu usang, sama mirip alasan diatas, tak gampang & murah untuk mendapatkan data primer.
- Butuh keterampilan lebih dlm mengakuisisi & mengolahnya. Seperti yg sudah kita ketahui, data primer tak mampu langsung digunakan, namun harus diolah terlebih dahulu menjadi bentuk data yg mampu dipahami oleh semua orang. Hal ini memerlukan keterampilan yg tinggi & tak semua orang memilikinya
Semoga, sehabis membaca ini, kalian dapat melaksanakan penelitian-observasi dgn lebih baik!