Chauvinisme: Pengertian, Ciri, Sejarah, dan Dampaknya

Chauvinisme intinya yakni bentuk rasa cinta maupun fanatisme kepada sebuah hal. Paham ini merupakan pemahaman dimana kesetiaan kepada bangsa maupun tanah air dilakukan dengan-cara sarat , bahkan dapat dinilai berlebihan.

Paham ini dianggap cukup ekstrim & mendapatkan banyak kritik, alasannya adalah padangan ini kerap tak memperhatikan persepsi orang lain.

Bentuk rasa cinta yg dilakukan oleh seseorang yg mempunyai paham Chauvinisme lazimnya terlihat dlm bentuk pengagungan bangsa sendiri, serta merendahkan bangsa lain yg menurutnya hidup & bertingkah di luar negaranya.

Sikap ini dinilai merupakan sikap negatif, yg akan mengakibatkan permusuhan & kemarahan dr bangsa lain.

Pengertian Chauvinisme

Untuk menolong Anda mengerti apa itu chauvinisme, berikut merupakan pengertian & pemahaman mengenai perumpamaan ini dr beberapa ahli

Inoviana

Inoviana menjelaskan mengenai paham ini berbentukkesetiaan ekstrim yg dimiliki oleh suatu pihak, pihak ini tidak ingin mempertimbangkan pertimbangan maupun persepsi orang lain yg merupakan bangsa dr negara yg berlainan dengannya.

 

Saint Times

Senada dgn Inoviana, Saint Times pertanda Chauvinisme selaku rasa cinta yg berlebihan kepada tanah air, mengagungkan bangsa sendiri, sekaligus merendahkan bangsa lain dgn argumentasi fanatisme.

 

Miranda Laurensi

Menurut Miranda, pengertian dr paham ini ialah sebagai berikut: tindakan yg mengagungkan sebuah negara, khususnya negara tertentu tempat ia lahir, & memberikan persepsi remeh pada negara di luar negaranya.

Ciri khas dr paham chauvinisme yakni merendahkan negara lain & menghinanya serta membanding-bandingkan negara tersebut dgn negara sendiri.

 

Mac Millan & Palgrave

Menurut Mac Millan & Palgrave, Chauvinisme yakni kebanggan berlebihan terhadap kelebihan bangsa atau suku sendiri sehingga menganggap bangsa atau suku lain lebih lemah & bernilai rendah.

 

Hannah Arendt

Arendt, seorang peneliti politik menyatakan bahwa pada dasarnya, konsep Chauvinisme adalah

Chauvinism is an almost natural product of the national concept in so far as it springs directly from the old idea of the “national mission.” … [A] nation’s mission might be interpreted precisely as bringing its light to other, less fortunate peoples that, for whatever reason, have miraculously been left by history without a national mission. As long as this concept did not develop into the ideology of chauvinism and remained in the rather vague realm of national or even nationalistic pride, it frequently resulted in a high sense of responsibility for the welfare of backward people

Pada dasarnya, Chauvinisme ini dianggap sebagai hasil dr kebanggan terhadap identitas nasional yg berlebihan, sehingga merasa lebih unggul dibandingkan dgn negara lainnya.

Namun, perasaan keunggulan ini bukan menghasilkan kebanggan, tetapi justru meremehkan & pula merendahkan identitas nasional negara yang lain. Hal inilah yg membuat Chauvinisme dianggap selaku sikap yg kurang bijak oleh banyak mahir serta pengamat politik.

 

Sejarah Chauvinisme

Chauvinisme berasal dr salah satu tentara napoleon yaitu Nicholas Chauvin

Asal mula nama dr paham ini mulai muncul tatkala masa kolonialisme berlangsung di dunia. Napoleon Bonaparte merupakan seorang pemimpin ulung yg memiliki banyak prajurit, salah satu nama tentara yg ia miliki yaitu Nicholas Chauvin.

Belakangan dimengerti bahwa Chauvin ini merupakan tokoh & serdadu fiktif, namun dijadikan selaku sumber sebuah pemahaman.

Nicholas Chauvin merupakan orang yg setia, bahkan tatkala Napoleon Bonaparte kalah perang & dibuang, Nicholas tetap mendampinginya.

Arti & makana chauvinisme berasal dr namanya yg melambangkan rancangan kesetiaan. Walaupun begitu, seperti yg sudah dijelaskan diatas, sosok Nicholas Chauvin ini ternyata hanya berupa huruf fiktif.

Nama Nicholas Chauvin tak bisa Anda temukan dlm sejarah penulisan akademis, tetapi ia tercipta dr kenangan kolektif banyak orang.

Bahkan ia masuk ke dlm dongeng legenda, folklore, serta lagu dlm berbagai pentasmengenai kisah hidup & pertempuran Napoleon Bonaparte.

Sifat Nicholas Chauvin ini menjadi wakil dr sifat fanatisme yg dipegangnya, bahkan sampai mati. Walaupun pimpinan ataupun tokoh yg ia puja mengalami nasib yg jelek, atau memiliki ideologi yg salah, Chauvin tetap mengikutinya & bersikap dgn royal.

Pandangan kesetiaan pada seseorang inilah dasar dr pemahaman Chauvinisme.

Karena itu, walaupun banyak andal yg menunjukkan pengertian, pemahaman, serta jenis yg berbeda kepada paham chauvinisme. Secara umum, kini disepakati bahwa paham ini merupakan paham kecintaan yg berlebihan pada suatu negara & rela berkorban untuknya, sesuai dgn tabiat Nicholas Chauvin.

 

Ciri-Ciri Chauvaninsme

Anda bisa mengetahui seseorang memiliki sifat & paham ini dgn mengamati tingkah & perilakunya.

Banyak tokoh sejarah yg dinilai mempunyai sifat ini, & tindakannya dikecam karena merugikan banyak negara lain atau pihak yg berlainan persepsi dengannya.

Secara lazim, ciri-ciri dr sikap & pandangan Chauvinisme ialah selaku berikut

  • Menganggap rendah bangsa lain
  • Fanatik kepada negaranya
  • Membenci bangsa yang lain
  • Perlakuannya kurang menyenangkan

Agar kalian dapat mengerti dgn lebih baik rancangan ini, kita akan coba membahas dengan-cara satu per satu ciri-ciri diatas.

Menganggap Rendah Bangsa Lain

Seseorang yg memiliki sifat Chauvinisme kerap menunjukkan tanggapanatau sikap yg rendah pada bangsa dr negara lain, terutama tatkala ia berpandangan mengenai paham ini.

Menurut mereka, negara yg bersebrangan pertimbangan dgn dirinya, berbeda kebiasaan, ataupun beda wilayah dgn mereka bukanlah negara yg berdaulat.

Inilah yg membuat banyak orang dgn paham ini melaksanakan langkah-langkah semena-mena & merugikan bangsa lain.

Sebab mereka beropini, negara lain tak akan punya imbas maupun kekuatan apapun. Oleh lantaran itu, negara lain dispekulasikan selaku negara yg lemah & remeh.

 

Fanatik Terhadap Negaranya

Chauvinisme pada dasarnya adalah fanatisme berlebihan

Ciri yang lain dr seseorang yg memiliki pemahaman chauvinisme yakni sikap fanatisnya terhadap negara dimana ia menjadi warga negaranya.

Paham ini tak cuma dimiliki oleh masyarakat saja, tetapi terkadang pula oleh pemimpin negara & tokoh-tokoh pemerintahan & masyarakat yg ada di negara tersebut.

Ketika paham ini telah menyebar ke seluruh elemen masyarakat, maka mampu mengakibatkan gesekan-tabrakan dgn negara lain. Bukan cuma pada taraf diplomatis luar negri, tetapi pada taraf interaksi antar warga negara di ranah digital ataupun saat berwisata/berkunjung.

Walaupun perbuatan yg dikerjakan merupakan perbuatan negatif & merupakan negara atau suku lain, penduduk suatu negara tetap akan fanatis. Inilah yg menjadikan paham ini mendapatkan banyak kritik dr pengamat & jago terbaru.

 

Membenci Bangsa Lain

Salah satu ciri yg menempel pada orang yg mengagungkan fanatisme kepada tanah airnya yakni merendahkan bangsa lain, bahkan hingga membencinya.

Tanpa alasannya & pola pikir yg rasional, mereka akan membenci eksistensi bangsa lain & menjajal untuk mengusik kedamaian yg telah ada.

Berbagai sikap tak menyenangkan akan dilayangkan ke penduduk negara lain, baik itu perendahan, tak mengakui kedaulatan yg dimiliki, atau bahkan pemusnahan sebuah bangsa tertentu.

Chauvinisme pula sering mengesampingkan kedamaian yg ada, hingga terkadang dapat mengakibatkan peperangan & pertentangan antar negara. Oleh karena itu, sikap ini sangat berbahaya bagi perdamaian dunia.

 

Perilaku yg Kurang Menyenangkan

Selain tidak suka bangsa lain, orang-orang yg memiliki sifat Chauvinisme pula kerap meremehkan bangsa lain sehingga condong bersikap kurang sopan atau jelek pada negara lain.

Hal ini berawal dr persepsi bahwa negara ataupun bangsa lain lebih rendah dibandingkan dgn bangsanya. Karena mereka lebih rendah, maka tak ada salahnya bila mereka diperlakukan lebih buruk bukan?

Logika inilah yg kerap menjadikan orang-orang Chauvinis memperlakukan orang-orang lain dr negara atau bangsa yg berlawanan dgn sikap yg kurang menggembirakan.

 

Dampak dr Perilaku Chauvinisme

Salah satu dampak negatif Chauvinisme adalah konflik dgn negara lain

Ada berbagai pengaruh dr sikap yg dihasilkan oleh paham ini, ada yg positif tetapi banyak pula yg negatif.

Pada serpihan ini, kita akan menjajal meninjau pengaruh Chauvinisme, baik yg positif maupun yg negatif.

Dampak Negatif Chauvinisme

Karena merupakan fanatisme yg berlebihan, pastinya ia mampu menawarkan efek negatif pada kedamaian & keberlangsungan hidup sebuah bangsa lain.

Berikut ini yakni beberapa efek negatif yg disebabkan oleh Chauvinisme

  • Menyebabkan adanya perpecahan, pertikaian, & peperangan antar bangsa & negara
  • Merusak perdamaian dunia yg telah terjalin dgn baik
  • Menyebabkan terhambatnya pembangunan & pula jual beli internasional, karena menutup diri dr negara lain
  • Mengakibatkan seseorang menjadi orang yg tertutup & sukar bersosialisasi dgn orang lain.
  • Chauvisnisme condong membuat seseorang selalu berasumsi negatif kepada bangsa lain dlm aneka macam hal.

Paham ini pula bisa merusak perdamaian dunia karena pengikutnya cenderung suka memicu konflik dgn negara lain, khususnya yg dianggap lebih rendah.

Apalagi jikalau militer yg dimiliki kuat, bangsa dgn paham chauvinisme ini mampu mengakibatkan pertengkaran & pertempuran dgn negara lain dgn sungguh gampang.

Pada hasilnya, paham ini justru akan mempersulit negara itu sendiri lantaran menyebabkan pertentangan & pertempuran dgn negara lain. Padahal, seperti yg kita pahami, korelasi & jual beli dgn negara lain itu sangat berguna.

 

Dampak Positif Chauvinisme

Walaupun banyak yg mengkritik paham chauvinisme ini, tetapi bukan memiliki arti ia tak menjinjing dampak yg positif. Setidaknya terdapat beberapa negara atau pemerintahan yg terang-terangan menggunakan paham ini.

Umumnya, Chauvinisme dibiarkan sebagai sebuah alat untuk mempersatukan negara dlm satu kedaulatan pemerintah & pujian akan negara itu sendiri.

Berikut ini yakni beberapa efek positif dr penerapan paham Chauvinisme pada suatu masyarakat

  • Daya juang masyarakat tinggi untuk membela bangsa & negara
  • Mempermudah pemerintah untuk mengarahkan arah gerak negara
  • Memupuk kesatuan & persatuan sebuah negara
  • Membuat warga negara memiliki tujuan yg satu, entah itu untuk mengalahkan negara lain atau melampauinya

Ketika telah terbangun kebanggaan, maka proses pemerintahan pun akan berjalan dgn tanpa hambatan, alasannya rakyat berada dlm satu kesatuan & tunduk pada pemimpinnya. Selain itu, rakyat pula akan mau untuk berjuang

Umumnya suatu negara yg memakai paham ini merupakan negara dgn satu suku atau berada di suatu wilayah yg sama & cukup dekat, sehingga lebih tercipta rasa kebersamaan yg tinggi.

Terlihat beberapa negara memakai paham ini selaku paham pemersatu bangsanya, yakni Jerman ketika masa kekaisaran & saat masa NSDAP, serta Jepang pasca restorasi Meiji.

Kedua negara tersebut dapat bersatu dlm kebanggan kepada negara sendiri & menaklukan negara lain dgn militer yg cukup berpengaruh.

 

Contoh Perilaku Chauvinisme

Hitler & nazi jerman adalah salah satu contoh Chauvinisme

Diatas kita telah cukup banyak membahas mengenai pengertian & pula pengaruh dr paham Chauvinisme ini. Sekarang, kita akan mencoba untuk mengkontekskan paham ini dgn sikap sehari-hari yg mampu dilihat di penduduk .

Chauvinisme dlm Konteks Partai

Politik kepartaian merupakan salah satu wadah Chauvinisme yg cukup sering kita lihat di kehidupan sehari-hari. Disini, anggota partai kerap menganggap bahwa partainya merupakan yg terbaik & tak pernah salah.

Hal ini mengakibatkan kader-kader partai tersebut menjadi fanatik kepada ideologi partai & apapun yg dilaksanakan oleh partainya. Fanatisme ini berbahaya lantaran dapat bermuara pada konflik dgn partai yang lain.

Bahkan, mereka tak ingin mengakui tatkala partainya melaksanakan kesalahan & justru menyalahkan pihak lain atas kesalahan-kesalahan tersebut.

 

Chauvinisme Terhadap Tokoh atau Pemimpin

Chauvinisme pula dapat terbentuk terhadap tokoh atau pemimpin sebuah negara/komunitas tertentu. Hal ini menimbulkan pengikutnya menjadi tak sensitif terhadap kelemahan-kekurangan pemimpinnya & hanya melihat sisi positifnya saja.

Hal ini menjadi berbahaya tatkala komunitas tersebut timbul di dlm masyarakat yg heterogen & mempunyai banyak komunitas. Pengikut yg buta terhadap kekurangan kelompoknya & cuma mampu melihat sisi negatif golongan lain tentu saja akan menjadikan pertentangan antar komunitas tersebut.

Contohnya ialah Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman yg sangat karismatik & dipercaya oleh pengikut-pengikutnya. Sayangnya, Hitler cukup radikal & menilai kaum Yahudi sebagai golongan rendah yg mesti dimusnahkan.

Meskipun hal ini berlawanan dgn hak asasi manusia, pengikutnya tak ada yg memperdulikan hal itu lantaran Hitler dianggap selaku orang paling benar yg tak mungkin salah.

 

Chauvinisme dlm Agama

Chauvinisme pula mampu timbul dlm kehidupan beragama, khususnya di Indonesia yg memiliki keberagaman agama yg cukup tinggi. Seperti yg kita pahami, Indonesia mempunyai 6 agama besar & ratusan kepercayaan & agama-agama setempat yang lain.

Rasa bahwa satu agama lebih superior dibandingkan agama lainnya sungguh rentan untuk terbentuk. Terlebih lagi di tempat-kawasan tertentu yg mana golongan agama ini hidup dengan-cara tersegregasi & bukan dlm satu komunitas yg padu.

Bahkan, chauvinisme dlm agama ini pula dapat menimbulkan politik identitas antar pengikut agama-agamanya. Padahal, mirip yg kita ketahui, semua agama mendukung perdamaian & perwujudan masyarakat yg madani.

 

Apakah Indonesia Menerapkan Chauvinisme?

Secara biasa , Indonesia sebagai sebuah negara tak mendukung ataupun menerapkan paham Chauvinisme dlm ideologi bangsa ataupun dokumen & arah gerak kenegaraan yang lain.

Hal ini terjadi karena Chauvinisme dianggap kurang sesuai dgn nilai-nilai yg terkandung dlm Pancasila.

Selain itu, paham ini pula kurang sesuai dgn kebijakan politik luar negri Indonesia yakni bebas & aktif serta mendukung terbentuknya kedamaian dunia. Paham Chauvinisme justru akan menimbulkan terjadinya pertentangan antar negara, atau bahkan Indonesia yg menjadi pencetus konfliknya.

Oleh lantaran itu, Indonesia sendiri memakai paham patriotisme untuk mewujudkan kesatuan & persatuan Indonesia.

Paham Patriotisme menjelaskan bahwa seseorang dapat mengasihi & mendukung negaranya, tanpa mesti merendahkan & menjelekkan negara lainnya.

Itulah penjelasan mengenai chauvinisme beserta ciri-ciri & pola-misalnya. Semoga informasi tersebut dapat memperbesar pengetahuan Anda mengenai apa itu paham fanatisme pada sebuah negara! Jangan hingga kalian terjebak dlm faham radikal ini ya sahabat-teman.

Berjiwa patriot itu sifatnya wajib, tetapi jika telah merendahkan & mencari persoalan dgn negara lain, itu namanya bukan patriot, tetapi Chauvinis!

  Norma Adat: Pengertian, Tujuan, Ciri, dan Contohnya