√ Langkah-Langkah Penelitian Sejarah

Ilustrasi wawancara pada pelaku atau saksi sejarah untuk diabil keterangannya
Gambar. Ilustrasi wawancara pada pelaku atau saksi sejarah untuk diabil keterangannya (Sumber: pa-negara.pta-banjarmasin.go.id)

Langkah-Langkah Penelitian Sejarah – Mungkin diantara kita ada yg mengajukan pertanyaan, kenapa penelitian sejarah harus dikerjakan & apa tujuannya?, apa sajakah tindakan observasi sejarah itu?. Ini yakni pertanyaan yg sungguh manis. Kita perlu mengenang bahwa sejarah merupakan salah satu ilmu pengetahuan sehingga dlm perkembangannya sejarah mesti dijalankan melalui penelitian.

Lalu, apa yg dinamakan dgn ilmu?, bagaimana ciri-cirinya?.

Secara bahasa, ilmu berasal dr bahasa Arab yakni ‘alama yg mempunyai arti wawasan. Kata wawasan disejajarkan dgn kata science dlm bahasa Inggris. Kata science sendiri berasal dr bahasa Yunani antik dr kata scio atau scire yg memiliki arti pengetahuan. Berbicara terkait ilmu, pada hakekatnya suatu pengetahuan dapat dibilang selaku ilmu apabila tersusun dengan-cara sistematis dr suatu subjek yg pasti. Oleh karena itulah suatu pengetahuan belum tentu bisa dikatakan sebagai ilmu tetapi suatu ilmu sudah barang tentu mengandung suatu wawasan.

Ada enam ciri-ciri ilmu pengetahuan antara lain memiliki seperangkat wawasan yg sistematis, memiliki metode penelitian yg efektif, memiliki objek kajian, mempunyai rumusan kebenaran dengan-cara umum, bersifat objektif serta mampu memberikan sebuah perkiraan.

Ilmu wawasan yg tersusun dengan-cara sistematis pasti memiliki metode yg efektif. Metode ini dengan-cara umum mampu dianggap sebagai sebuah tindakan yg mesti dilakukan untuk membuktikan objek-objek yg menjadi materi kajiannya. Begitu pun dlm sejarah.

Di dlm ilmu pengetahuan sejarah, sebuah langkah-langkah penelitian sejarah harus dikerjakan untuk pertanda suatu fakta penting yg menyangkut kehidupan manusia di masa lampau. Dari fakta-fakta masa lalu ini jikalau saling dihubungkan akan menciptakan rumusan kebenaran dengan-cara umum atau yg kita sebut selaku teori. Kebenaran ini adalah kebenaran berdasarkan ilmu pengetahuan yakni kebenaran yg bersifat rasional, empiris & sementara. Rasional itu bermakna harus sesuai dgn logika ilmu pengetahuan. Empiris itu berarti bahwa kebenaran harus bersifat fakta, bukan opini. Sedangkan sementara memiliki arti bahwa kebenaran ilmu pengetahuan ini tidaklah bersifat mutlak. Jika suatu dikala suatu teori dapat dibantah dgn bukti & teori yg lebih kuat, maka pergantian teori yg selama ini dipakai bisa saja terjadi. Inilah yg menimbulkan ilmu pengetahuan akan selalu meningkat .

Lalu, apa sajakah tindakan penelitian sejarah itu?

Langkah-langkah observasi sejarah antara lain sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik berasal dr bahasa Yunani yakni dr kata heurishein yg artinya menerima atau memperoleh. G.J. Reiner (1997) berpendapat bahwa heuristik merupakan suatu teknik untuk mencari & menghimpun sumber. Nah, dlm hal ini seorang sejarawan yg sedang melaksanakan observasi akan berusaha menghimpun sumber-sumber sejarah yg berupa jejak-jejak peristiwa sejarah.

Sebelum mengumpulkan jejak-jejak sejarah seorang peneliti diharuskan telah memilih & mengerti atau menguasai topik penelitiannya. Dengan kata lain, seorang peneliti harus memiliki wawasan yg cukup perihal keterangan peristiwa yg tengah diselidiki. Hal ini dikarenakan jejak-jejak sejarah sangatlah beragam. Kita ingat bahwa sejarah terdiri dr begitu banyak periode yg terbagi-bagi atas terlalu banyak bidang seperti politik, sosial, ekonomi, militer, budaya & sebagainya. Nah, untuk mempermudah dlm observasi, maka dikerjakan upaya penggolongan atau penjabaran terhadap sumber sejarah yg dikumpulkan.

Sumber sejarah dengan-cara biasa dapat dibedakan menjadi sumber sejarah primer (dibentuk oleh tangan pertama) & sekunder (dibuat menurut sumber tangan pertama). Sumber primer harus diputuskan lebih dulu (diutamakan). Kita bisa mencari sumber ini dgn menghimpun keterangan para saksi mata sejarah yg ada dlm dokumen, catatan rapat, arsip organisasi & sebagainya. Selain itu kita pula bisa mengambil sumber primer dgn cara meng-interview atau mewawancarai langsung si pelaku atau saksi sejarah yg masih hidup. Nah, jikalau hal ini dirasa cukup susah, maka pengumpulan sumber sejarah sekunder bisa dilaksanakan. Sumber ini bisa di mampu dr majalah, buku-buku, koran & sebagainya.

2. Verifikasi atau Kritik Sumber

Nah, sesudah semua sumber sejarah terkumpul langkah observasi sejarah berikutnya yakni proses verifikasi atau kritik sumber. Pada proses ini semua sumber sejarah akan diuji wacana keasliannya & kredibilitasnya.

a. Keaslian Sumber atau Otentisitas (kritik ekstern)

Seorang sejarawan atau peneliti mampu menganalisa keaslian sumber sejarah dr sisi fisiknya. Misalnya jikalau sumber sejarah tersebut berupa goresan pena, maka bisa dijalankan pengecekan usia kertas atau tinta yg dipakai, materi kertas, bahasa yg dipakai, gaya goresan pena yg digunakan dll. Hasil pengecekan akan dicocokkan dgn kondisi sesuai masa tejadinya kejadian sejarah yg sedang diteliti -apakah sama atau tidak?-.

b. Kesahihan Sumber atau Kredibilitas (kritik intern)

Kesaksian tokoh atau pelaku sejarah atau saksi sejarah merupakan hal pokok atau primer untuk suatu sumber sejarah namun bisa saja sumber sejarah yg satu ini mengalami kesalahan atau kekeliruan. Gilbert J. Garraghan (Tahun 1957) berpendapat bahwa kekeliruan saksi ini mampu disebabkan oleh dua hal yakni:

1) Kekeliruan saksi dlm menjelaskan, menginterpretasikan serta mempesona kesimpulan dr suatu sumber sejarah.

2) Kekeliruan dlm sumber formal yg digunakan.

Kekeliruan ini mampu disebabkan lantaran disengaja, keterangan saksi yg tak bisa dipercaya atau para saksi yg dengan-cara terbukti tak jujur, tak cermat atau tak mampu menerangkan kesaksiannya dgn benar & baik. Nah, untuk meminimalkan kekeliruan ini, maka seorang peneliti harus menelusuri kredibilitas sumber menurut proses-proses dlm kesaksian.

Baca juga: Macam-macam sumber sejarah

3. Interpretasi atau penafsiran

Interpretasi dlm sejarah merupakan penafsiran kembali kepada suatu kejadian sejarah yg kemudian akan menunjukkan persepsi atau pendapat teoritis yg ilmiah. Interpretasi atau penafsiran dapat dilakukan dgn cara menganalisis sejumlah fakta yg diperoleh dr sumber-sumber sejarah yg sudah diverifikasi sehingga nantinya akan diperoleh makna & relasi antara fakta yg satu dgn fakta yg lainnya. Hasil dr interperetasi yaitu sejarah sebagai kisah yg isinya bisa saja bersifat subjektif antara peneliti yg satu dgn peneliti yang lain walaupun topik yg diteliti sama.

4. Historiografi

Sebuah kejadian sejarah itu berlangsung dengan-cara berkesinambungan yg berarti bahwa bisa jadi pada sebuah kejadian akan bisa disusul dgn terjadinya peristiwa yang lain & begitu seterusnya sehingga membentuk semacam kisah yg tak terputus. Nah, di historiografi ini, kisah yg panjang tersebut akan dipisahkan dlm beberapa periode dimana setiap periode akan mengisahkan suatu insiden yg khas.

Historiografi merupakan puncak dr suatu observasi sejarah dimana pada potongan selesai dr ini, seorang peneliti atau sejahrawan akan menyusun suatu kisah sejarah sesuai kaedah keilmuan. Ada beberapa hal yg perlu diamati yakni kecermatan dlm penyusunan kronologis, penafsiran sejarah mesti seobjektif mungkin (walaupun sulit untuk dikesampingkan), penulisan sejarah harus gampang dimengerti & sesuai dgn kaidah bahasa, peristiwa sejarah mana sajakah yg dianggap pantas untuk dicatat, menghubungkan kejadian- insiden tersebut satu sama lain & penggunaan sumber-sumber.

Pemahaman ihwal tindakan observasi sejarah ini sungguh diperlukan oleh seseorang yg hendak melakukan penelitian kepada observasi sejarah.

[color-box]Hendrayana.2009.Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas & Madrasah Aliyah Jilid 1. Solo: PT. Titian Ilmu. Listiyani,Dwi Ari.2009.Sejarah 1 : Untuk SMA/MA Kelas X .Jakarta: Grahadi. Tarunasena.2009. Memahami Sejarah. Bandung:CV. Armico. Wardaya.2009.Cakrawala Sejarah. Surakarta:PT. Widya Duta Grafika.[/color-box]