√ Dampak Gejala Atmosferik Terhadap Kehidupan Manusia

Apa pengaruh gejala atmosferik terhadap kehidupan insan ?

Jika ditelaah dengan-cara eksklusif ataupun tak pribadi, cuaca & iklim di wilayah bumi ini menunjukkan pengaruh pada kegiatan kehidupan manusia yg meliputi antara lain jenis mata pencahariannya, keadaan sosial serta kebudayaannya dsb.

Coba kita lihat mata pencaharian penduduk yg ada di wilayah Indonesia, contohnya mata pencaharian masyarakat yg hidup di dataran rendah seperti Jogjakarta berbeda dgn mata pencaharian penduduk yg hidup di dataran tinggi Dieng di Wonosobo.

Okelah kita mungkin berfikir bahwa penduduk Jogjakarta & Wonosobo banyak yg menjadi petani. Tapi cobalah dilihat lebih rincian. Kita akan mendapatkan bahwa masyarakat Jogjakarta cenderung bercocok tanam dgn jenis tanaman padi sedangkan masyarakat Dieng cenderung berkebung kentang.

Mengapa bisa berlawanan? ya sebab aspek pengaruh cuaca & iklim. Faktor inilah yg menciptakan kawasan yg satu dgn yg lain akitivitas kehidupan manusianya menjadi berlawanan.

Bukannya ada pepatah yg mengatakan “dimana bumi berpijak disitu langit dijunjung?”, nah, ini merupakan kepingan dr upaya pembiasaan insan kepada lingkungannya.

Dampak gejala atmosferik terhadap kehidupan manusia misalnya daerah subur manusianya cenderung menjadi petani
Gambar. Dampak gejala atmosferik terhadap kehidupan manusia misalnya tempat subur manusianya cenderung menjadi petani (Foto: KPPN)

Contoh efek gejala atmosferik terhadap kehidupan manusia

1. Dampak gejala atmosferik kepada kekayaan hayati

Daerah tropis mempunyai curah hujan yg melimpah, kelembapan yg tinggi & intensitas sinar matahari yg cukup menciptakan tempat ini mempunyai kekayaan hayati yg sungguh bermacam-macam. Ini berlawanan dgn daerah sub tropis atau kawasan kutub. Kekayaan hayati ini bisa berwujud sumber daya alam.

Adanya sumber daya alam yg melimpah mendorong upaya untuk mempergunakan & melakukan pembuatan sehingga timbul lokasi-lokasi industri, perkantoran, pusat kerajinan, pusat perbelanjaan, pemukiman dsb.

2. Dampak gejala atmosferik kepada mata pencaharian atau pekerjaan

Setiap jenis flora memerlukan kondisi yg berlawanan-beda, baik itu mencakup jumlah konsumsi airnya, intensitas cahaya matahari, kelembapan udara, temperatur lingkungan dll. Nah, kondisi ini membuat kegiatan pertanian menjadi tergoda.

Oleh sebab itu, setiap petani di daerah mesti mampu memperkirakan jenis tumbuhan apa yg cocok di tanam di daerahnya masing-masing. Selain itu, petani pula dituntut bisa memprediksi kapan waktu tanam & panen yg tepat agar menerima hasil panen yg maksimal.

3. Dampak tanda-tanda atmosferik terhadap bidang komunikasi

Cuaca yg tak baik dapat menawarkan gangguan terhadap mutu siaran radio, televisi ataupun alat-alat yg menggunakan satelit.

Misalnya, pada siaran radio yg menggunakan lapisan ionosfer sebagai pemantul gelombang sehingga siarannya bisa terpantul menyebar ke segala arah dlm radius tertentu terhadap tower. Nah, kalau ada terjadi angin kencang maka akan mensugesti ionosfer sehingga pematulan gelombang akan terusik & sinyal yg diterima oleh radio pendengar akan melemah.

4. Dampak tanda-tanda atmosferik terhadap nelayan tradisional

Nelayan tradisional yg masih memakai layar memanfaatkan arah & tenaga angin untuk mendorong kapal. Untuk itu diharapkan wawasan terkat angin darat & angin bahari.

5. Dampak gejala atmosferik terhadap budaya penduduk

Kita bisa menyaksikan bagaimana efek iklim terhadap pakaian masyarakat, contohnya penduduk suku eksimo di kutub utara menggunakan busana tebal, hal ini berbeda dgn pakaian yg dipakai oleh masyarakat Arab yg condong tipis tetapi berskala lebar.

Atau bisa pula kita melihat bentuk rumah masyarakat di hutan dimana masyarakatnya menciptakan rumah dr kayu & dibentuk panggung untuk menyingkir dari serangan hewan buas. Keadaan ini berlawanan dgn bentuk rumah penduduk yg tinggal di perkotaan.

6. Dampak gejala atmosferik terhadap kependudukan

Daerah yg padat orangnya ialah daerah yg mendukung untuk keberlangsungan hidup insan alias yg cocok untuk insan. Daerah ini menuntut adanya ketersediaan air yg cukup & adanya bahan makanan.

Daerah yg memiliki cuaca & iklim yg ekstrim cenderung disingkirkan untuk dipakai sebagai tempat tinggal.