√ Tata Nama Senyawa Organik

Tata Nama Senyawa Organik – Tata Nama Senyawa berkhasiat untuk mendeskripsikan sebuah senyawa berdasarkan gugus fungsi & rantainya.

Penentuan tata nama bertujuan untuk menyingkir dari adanya ambiguitas dlm senyawa, utamanya senyawa organik, dimana kita tahu bahwa senyawa organik memiliki banyak turunan dr setiap macam gugus fungsinya.

Pada biasanya, penamaan senyawa organik ditentukan pertama kali dgn melihat gugus fungi yg menjadi prioritas utama. Selanjutnya melihat rantai & cabang dr senyawa tersebut.

Artikel terkait: Tata nama senyawa anorganik

Penamaan senyawa organik memakai awalan, sisipan, maupun akhiran, contohnya 1,2-dimetilpentana. Berikut ini akan diterangkan tata nama senyawa organik berdasarkan gugus fungsi masing-masing.

Tatanama Senyawa Alkana, Alkena, & Alkuna

Senyawa alkana, alkena, & alkuna dibedakan berdasarkan jenis ikatan rangkap pada komponen karbon yg satu dgn unsur karbon yg lainnya. Senyawa alkana tak memiliki ikatan rangkap, senyawa alkena memiliki ikatan rangkap 2 & bukan ikatan rangkap, sedangkan alkuna memiliki ikatan rangkap tiga & bukan ikatan rangkap.

Artikel terkait: Hukum-hukum dasar ilmu kimia

Penamaan senyawa alkana dijalankan dgn cara melihat rantai utama senyawa & memberi nomor pada setiap atom C. Pemberian nomor menurut gugus fungsi, letak ikatan rangkap, & letak rantai cabang terdekat.

Tatanama senyawa anorganik 1

Untuk rantai cabang, akhiran –ana diganti dgn –il, misalnya untuk rantai –CH3 maka ditulis metil. Penambahan awalan di- & tri- diberikan bila rantai cabang berjumlah dua & tiga dengan-cara berturut-turut & sama susunan atomnya. Untuk senyawa alkena, akhiran –ana cuma perlu diganti dgn –ena. Begitu pula dgn senyawa alkuna.

  √ Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Kimia

Untuk senyawa alkana siklik, penamaan menggunakan awalan “siklo-“, misalnya untuk senyawa C6H12 maka namanya menjadi sikloheksana.

Tatanama Senyawa Alkohol

Senyawa alkohol atau R-OH, dimana –OH yakni gugus fungsinya, memiliki akhiran berupa “-ol”. Penamaan IUPAC alkohol memakai angka untuk mendeskripsikan letak atau posisi gugus –OH di dlm senyawa, misalnya CH3CH2CH2CH2OH menjadi 1-butanol.

Adapun penggunaan –diol, –triol, dst mendeskripsikan jumlah gugus –OH. Namun perlu diperhatikan letak –OH dlm satu atom C sebab hal ini mengindikasikan gugus fungsi asam karboksilat yakni –COOH.

Tatanama Senyawa Aldehida

Untuk senyawa Aldehida atau R-CHO, penamaan senyawa memakai akhiran “–al”.Contoh senyawa HCHO ditulis menjadi metanal atau formaldehida.

Tatanama Senyawa Ester

Ester atau diketahui dgn rumus R-COO-R’, dimana R & C dr gugus fungsi adalah rantai utama sedangkan R’ yakni rantai cabang yg ditulis pertama kali dlm tata nama senyawanya. Rantai utama ditulis dgn akhiran –oat. Sebagai teladan CH3CH(CH3)OOCH2CH2CH3 maka ditulis 2-propil propanoat.

Tatanama Senyawa Keton

Tatanama senyawa keton atau R-CO-R didasarkan pada letak gugus –CO- pada rantai senyawa alkohol. Misalnya CH3CH2COCH2CH3, maka penamaannya ditulis selaku 3-Pentanon.

Tatanama Senyawa Asam Karboksilat

Senyawa organik asam karboksilat mempunyai gugus fungsi yg paling panjang yaitu –COOH. Tata nama senyawa asam karboksilat menggunakan awalan “asam” dgn akhiran –oat. Misalnya asam butanoat, asam pentanoat, & sebagainya.

Tatanama Senyawa Eter

Senyawa eter mempunyai rumus R-O-R dimana –O—mengikat dua atom C. penentuan tatanama dimulai dr melihat rantai R yg lebih panjang. Rantai R yg lebih panjang disebut dgn rantai utama, maka penamaannya berada di akhir dgn menggunakan akhiran –ana. Sedangkan rantai R yg lebih pendek menggunakan akhiran –oksi. Contoh untuk senyawa CH3CH2OCH3 maka ditulis metoksietana.

  √ Alkohol, Eter, Aldehid dan Keton

Daftar Pustaka:

Bibliography of IUPAC Recommendations on Organic Nomenclature.