Rangkuman Contoh Sifat Kolegatif Larutan – Pada pebahasan sebelumnya kita sudah membicarakan fokus larutan tentang bagaimana cara menghitung kemolalan suatu unsur & cara mencari nilai fraksi mol.
Nah, sekarang pembahasannya masih sama yaitu wacana sifat koligatif larutan, adapun yg akan dibahas dlm pembahasan ini yaitu pemahaman sifat koligatif larutan, sifat koligatif larutan nonelektrolit, sifat koligatif larutan elektrolit, rumus sifat koligatif larutan beserta acuan soal sifat koligatif larutan.
Simak klarifikasi dibawah ini ya biar kalian paham wacana sifat koligatif larutan.
Daftar Isi
A. Pengertian sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
adalah sifat yg bergantung pada jumlah partikel zat terlarut & tidak
bergantung pada jenis zat terlarut. Besarnya perubahan bergantung pada jumlah
pertikel zat terlarut dlm larutan. Perhatikan pembahasannya berikut.
Kalau kita melarutkan suatu zat terlarut dlm suatu pelarut murni, maka kemungkinan besar akan terjadi hal-hal sebagai berikut:
- Pada larutan akan lebih susah menguap bila dibandingkan dgn pelarut murninya lantaran pada larutan akan mengalami penurunan tekanan uap akhir adanya pertikel larutan.
- Jika dididihkan, larutan akan mendidih pada suhu yg lebih tinggi bila dibandingkan pelarut murinya. Akibat adanya partikel larutan akan terjadi penurunan titik beku.
- Jika dibekukan, larutan akan membeku pada suhu yg lebih kecil atau dibawah suhu membeku pelarut murninya. Akibat adanya partikel larutan akan terjadi penurunan titik beku.
- Jika larutan dihubungkan dgn pelarut murninya melalui membran semipermiabel, maka larutan akan mengalami kenaikan volume balasan tekanan osmotik.
Nah, selanjutnya kita akan membicarakan Rangkuman Contoh Sifat Kolegatif Larutan , amati pembahasan berikut ini.
B. Jenis Sifat Koligatif Larutan
1) Sifat koligatif larutan nonelektrolit
Sifat pelarut murni berlawanan dgn sifat larutannya. Contoh , air murni membeku pada suhu 00C, namun larutan glukosa akan membeku pada suhu yg lebih rendah dari 00C. Penambahan zat nonelektrolit, misalnya etilen glikol pada radiator kendaraan beroda empat akan menurunkan titik beku air dalam radiator, jadi pada suhu 00C air radiator tak akan membeku.
Penurunan titik beku merupakan salah satu contoh sifat koligatif larutan yg bergantung pada jumlah pertikel zat terlarut & tak bergantung pada jenis pertikelnya. Jadi, pada larutan yg berlainan jenisnya namun mempunyai jumlah pertikel sama, akan mempunyai sifat koligatif yang sama pula.
1. Penurunan tekanan uap larutan
Bila
kita memperhatikan pada insiden penguapan, tatkala pertikel-partikel zat cair
meninggalkan kelompoknya. Bila zat cair disimpan dlm ruang tertutup yang
hampa udara, maka sebagian dr pertikel-partikel zat cair akan menguap,
sedangkan zat car yg telah menjadi uap
akan kembali menjadi cair (mengembun). Tekanan yg ditimbulkan pada saat
tercapai kondisi kesetimbangan dinamakan tekana
uap jenuh.
Dari hasil pengukuran data-data ekseperimen ternyata dimengerti bahwa tekanan uap jenuh larutan lebih rendah dr pada tekanan uap jenuh pelarut murni, mangapa demikian ? karena dlm sebuah larutan, pertikel-partikel zat terlarut akan membatasi gerak molekul-molekul pelarut yg berubah menjadi bentuk gas (uap) karena ada interaksi antara zat terlarut dgn pelarutnya.
Oleh lantaran itu tekanan uap jenuh lebih rendah dr pada tekanan uap jenuh pelarut murni. Makin lemah gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat cair, maka makin gampang zat cair tersebut menguap, artinya makin besar pula tekanan uap jenuhnya. Penurunan tekanan uap jenuh yaitu selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dgn tekanan uap bosan larutan.
ΔP = Po˗ P
Pengaruh
konsentrasi zat terlarut terhadap penurunan tekanan uap jenuh mampu dijelaskan dengan aturan Rault sabagai berikut :
P = Xpelarut . Po
Dari kedua persamaan diatas dapat kita turunkan suatu rumus untuk menghitung penurunan tekanan uap jenuh, yakni:
ΔP = Po ˗ P
ΔP = Po – (Xpelarut . Po )
ΔP = Po (1- Xpelarut)
ΔP = Po . Xterlarut
Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap bosan
Po = tekanan uap pelarut air murni
Xterlarut =
fraksi mol terlarut
Xpelarut = fraksi mol pelarut
2. Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku
Titik didih sebuah zat cair yakni suhu dimana tekanan uap bosan zat cair tersebut sama dgn tekanan luar. Bila tekanan uap sama dgn tekanan luar, maka gelombang uap yg terbentuk dlm cairan dapat mendorong diri ke permukaan menuju fasa gas.
Oleh karena itu, titik didih suatu zat cair akan bergantung pada tekanan luar. Adapun yg dimaksud dgn titik didih ialah titik didih normal pada tekanan 76 cmHg. Adapun titik didih wajar air ialah 1000C.
Kenaikan
titik didih (ΔTb)
ialah selisih titik didih larutan dengan
titik didih pelarut. Biasa ditulis
dengan persamaan (ΔTb )= titik didih larutan – titik didih pelarut.
Sedangkan selisih antara larutan titik beku pelarut
dengan titik beku larutan disebut penurunan
titik beku (ΔTf) [( ΔTf ) = titik
beku pelarut – titik beku larutan]
Adapaun kenaikan titik didih & penurunan titik beku yg disebabkan oleh penambahan zat terlarut mampu dirumuskan sebagai berikut:
Dengan:
ΔTb = kenaikan titik didih
ΔTf = kenaikan titik beku
Kb = tetapan
peningkatan titik didih molal (oC/m)
Kf = tetapan penurunan titik beku molal (oC/m)
m = molalitas
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa rumus relatif zat terlarut
p = massa pelarut (gram)
3. Tekanan osmotik
Tekanan osmosis ialah insiden perpindahan pelarut dr larutan yg konsentrasinya lebih kecil ke larutan yg konsentrasinya lebih besar lewat membran semipermeabel.
Aliran zat cair dr larutan yg konsentrasinya lebih kecil menuju larutan yg konsentrasinya lebih besar lewat membran semipermeable akan terhenti, bila telah terjadi kesetimbangan konsentrasi antara kedua larutan tersebut.
Adapun
yang dimaksud dgn ‘Tekanan osmotik (ð)
ialah besarnya suatu tekanan yg akan diberikan pada suatu larutan untuk
menghalangi mengalirnya molekul dr pelarut ke dalam larutan lewat membran semipermeabel’.
Besarnya tekanan osmotik sesuai dgn persamaan gas ideal , yakni:
informasi :
ð
= tekanan osmotik
M
= konsentrasi (mol/L)
R
= tetapan gas (0,082)
T = suhu (K)
Dalam sebuah sistem osmosis, larutan yg memiliki tekanan osmosis sama disebut isotonik, bila tekanan osmotiknya lebih kecil dr larutan yg lain disebut hipotonik, & bila tekanan osmotiknya lebih besar dibandingkan larutan yg lain disebut hipertonik.
2) Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Perlu dimengerti bahwa larutan elektrolit ternyata memiliki harga sifat koligatif larutan yg lebih tinggi ketimbang larutan yg nonelektrolit untuk konsentrasi yg sama.
Dalam konsentrasi yg sama, larutan elektrolit akan mengandung jumlah partikel yg lebih banyak dibandingkan dengan larutan nonelektrolit. Harga koligatif larutan elektrolit dipengaruhi oleh aspek Van’t Hoff (i) dgn persamaan sebagai berikut :
i
= [
1 + α (n-1)]
Keterangan :
n = jumlah ion
α = derajat ionisasi
Untuk n = 2 (biner)
n
= 3 (terner)
n = 4 (kuartener)
n = 5 (pentaner)
Untuk α = 1 (elektrolit besar lengan berkuasa)
α = 0
(nonelektrolit)
0 < α < 1 (elektrolit lemah)
Maka persamaan sifat koligatifnya dapat dirumuskan selaku berikut:
ΔP = Xterlarut . PO . i
ΔTb = m . Kb . i
ΔTf = m . Kf . i
π = M . R .T . i
Untuk lebih mengetahui semua materi di atas, mari simak teladan soal di bawah ini 🙂
C. Contoh Soal & Jawaban Sifat Kolegatif Larutan
Contoh soal
1. Sebanyak 40 gram glukosa C6H12O6 dilarutkan dlm 200 mL air. Bila Kb = 0,52 0C/m, pastikan titik didih larutan tersebut!
2. Sebanyak 2,8 gram urea, CO (NH2)2 dilarutkan dlm 100 mL air. Tentukan titik beku larutan tersebut! Jika diketahui Kf air = 1,86 0C/m; Ar C = 12, N = 14, O = 16.
3. Sebanyak 17,1 gram tebu C12H22O11 dilarutkan dlm air sehingga volumenya menjadi 500 mL. Bila Ar C = 12, O = 16, H = 1 berapakah tekanan osmotiknya pada suhu 27 oC ?
Jawaban :
1. Diketahui :
g
= 40
P
= 200 mL
Kb
= 0,52 0C/m
Mr
C6H12O6
= 180
Ditanya ΔTb?
Titik didih larutan glukosa = 100 + 0,572 = 100,572 oC
2. Diketahui :
g = 2,8 gram
Mr CO (NH2)2 = 60
P = 100
Kf = 1,86
Ditanya ΔTf ?
Kaprikornus titik beku larutan urea CO (NH2)2 = 0 – 0,744 oC = – 0,744 oC
3. Diketahui :
g = 17,1
Mr = 342
V = 500 mL
R = 0,82
T = 300
Ditanya ð ?
Oke, baiklah hingga disini dulu pembahasan kita perihal Rangkuman Contoh Sifat Kolegatif Larutan . Kalau ada yg ingin ditanyakan silahkan di kolom komentar yaa. Terimakasih 🙂
Jangan lupa baca juga: Perbedaan larutan elektrolit & nonelektrolit
Referensi
Lustiyati D E,
dkk. 2009. Aktif Belajar Kimia Kelas XII SMA Dan MA. Jakarta: Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Utami Budi, dkk.
2009. Buku Kimia Untuk Sekolah Menengan Atas/MA Kelas XII
Program Ilmu Alam. Jakarta. Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan
Nasional.