√ Hormon Asam Absisat Pada Tumbuhan

Hormon Asam Absisat Pada Tumbuhan – Asam absisat atau Asicic Acid Hormone (ABA) merupakan hormon tumbuhan yg bekerja melawan giberelin & auksin.

ABA banyak dibuat pada bagian daun, bunga, & buah yg masih muda. Kinerja dr ABA sendiri natural mengikuti umur tanaman. Informasi lebih lengkap tentang asam absisat mampu Anda lihat pada ulasan berikut.

A. Pengertian Asam Absisat

Asam absisat merupakan senyawa tunggal pada tanaman mirip giberelin, auksin, & sitokinin. Awalnya asam absisat disebut dgn istilah “abscisin II” karena diperkirakan mempunyai peran utama dlm gugurnya buah. Dalam waktu yg berdekatan, dua kelompok lain menyebutnya dgn “dormin” lantaran menduga hormon ini mempunyai tugas utama dlm dormansi tunas.

Baca juga: Hormon sitokinin

Dua kalangan tersebut masing-masing dipimpin oleh Philip Wareing & Van Steveninck. Penelitian yg dijalankan oleh Philip Wareing yaitu mempelajari wacana dormansi tunas pada tumbuhan berkayu. Sedangkan Van Steveninck mempelajari gugurnya bunga & buah-buahan dr lupin.

Sebenarnya asam absisat pertama kali diidentifikasi & dikarakterisasi oleh Frederick Addicott & rekan-rekannya pada tahun 1963. Mereka meneliti senyawa apa yg bertanggung jawab atas gugurnya buah (kapas). Dua senyawa yg ditemukan disebut dgn nama abscisin I & abscisin II. Kemudian yg diketahui selaku asam absisat sampai ketika ini yakni abscisin II.

Kemudian antar kalangan tersebut melaksanakan kompromi & ditentukan nama yg tepat untuk hormon ini yaitu asam absisat atau disingkat ABA. Ahli fisiologi tanaman pun setuju untuk memanggil senyawa tersebut dgn asam absisat. Meskipun mempunyai banyak fungsi yg mendorong, tak sedikit orang yg menerka ABA memainkan peran penghambatan pada tumbuhan.

  √ Hormon Sitokinin

Baca juga: Hormon Auksin

B. Fungsi Asam Absisat Pada Tumbuhan

Ada beberapa fungsi penting dr asam absisat pada tumbuhan, antara lain:

1. Memicu pengguguran bunga & buah

Siapapun pasti pernah melihat bunga & buah pada tanaman mengalami pengguguran. Pengguguran tersebut ternyata dipengaruhi oleh hormon asam absisat. Biasanya pengguguran bunga terjadi tatkala masa pembungaan berjalan. Bisa pula terjadi ketika bunga melaksanakan fertilisasi, alasannya biasanya banyak tepung sari yg mandul & gagal mengalami pembuahan.

Hal serupa pula terjadi pada buah-buahan yg masih muda. Pada pohon yg sedang berbuah, seringkali kita temui buah muda yg berjatuhan atau rontok. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh hormon asam absisat. Hanya buah yg mempunyai kinerja asam absisat saja yg mampu bertahan sampai menjadi buah yg tepat.

Bacca juga: Hormon Giberelin

2. Menghambat pembelahan & pembentangan sel

Fungsi yg satu ini biasa terjadi pada jaringan sklerenkim yg sel-selnya telah tak meristematik (aktif membelah) lagi. Karena pada jaringan sklerenkim sel-selnya telah mati maka pembelahan tak dapat dikerjakan lagi. Misalnya pada batok kelapa & sabut kelapa (sepet) yg pasti dipengaruhi oleh kinerja hormon asam absisat.

3. Menunda pertumbuhan lewat masa dormansi

Sebelum berkecambah, biasanya biji akan mengalami masa istirahat atau dikenal dgn ungkapan dormansi. Dormansi yg dimaksud bukan bermakna biji cuma membisu & tak melakukan aktivitas sel apapun.

Pada masa dormansi, biji akan memanfaatkannya untuk merencanakan materi-materi genetisnya sebagai bekal melakukan pembelahan sel. Dalam masa penundaan perkecambahan biji ini, hormon yg berperan yakni asam absisat. Sehingga sel-sel biji tak membelah & tumbuh kecuali terkena air yg cukup.

4. Merangsang penutupan stomata selama tanaman kelemahan air

Setiap daun niscaya mempunyai rongga untuk kawasan terjadinya proses transpirasi yaitu stomata. Struktur dr stomata terdiri atas beberapa belahan yaitu sel penutup, sel penjaga, & sel tetangga. Membuka & menutupnya stomata itu bergantung pada kondisi di dlm sel (faktor internal) & di luar sel (aspek eksternal).

  √ Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

Contoh dr faktor internal yaitu kondisi hormon yg terkandung dlm setiap potongan flora. Kemudian untuk faktor eksternal itu dipengaruhi lingkungan sekitar seperti suhu, pH, kelembaban, cahaya matahari, & lain-lain.

Saat malam hari, asam absisat akan memerintahkan stomata untuk menutup alasannya adalah tak ada cahaya yg cukup untuk melakukan proses fotosintesis. Begitupun ketika lingkungan sekitar tanaman krisis air, asam absisat pula menyebabkan stomata untuk menutup supaya proses penguapan dapat dihemat & tumbuhan tak layu.

5. Merangsang aborsi daun (absisi) dikala animo kering atau kemarau

Seringkali kita menjumpai pohon jati, lamtorogung, atau karet yg berguguran daunnya pada saat isu terkini kemarau. Pengguguran daun tersebut dikenal dgn perumpamaan absisi daun. Hal ini mampu terjadi karena tumbuhan melaksanakan kegiatan regulasinya. Tujuannya adalah untuk menjaga biar keadaan fisiologis tumbuhan tetap baik dgn cara mengurangi penguapan.

C. Biosintesis & Metabolisme Dari Asam Absisat

Asam absisat merupakan senyawa alami dlm tanaman yg biasanya dibuat pada daun & terdiri atas 15 karbon (sesquiterpenoid). Sebagian dr karbon tersebut disintesis melalui jalur mevalonat dlm kloroplas & plastida lainnya.

Produksi asam absisat dapat dipicu oleh tekanan seperti kehilangan air & temperatur hambar. Hal ini dasar bahwa biosintesis terjadi dengan-cara tak langsung lewat bikinan karotenoid. Karotenoid sendiri merupakan pigmen yg dibuat oleh kloroplas & mempunyai 40 karbon. Berikut detail prosedur terbentuknya karotenoid pada daun, yakni:

  • Violaxanthin terbentuk dr karotenoid yg mempunyai 40 karbon.
  • Kemudian diisomerisasikan & dibagi lewat reaksi isomerase disertai oleh reaksi oksidasi.
  • Satu molekul violaxanthonin akan memproduksi satu molekul xanthonin & tak niscaya apa yg akan terjadi pada biproduct sisa.
  • Satu molekul xanthonin dibentuk tak stabil & dengan-cara impulsif bermetamorfosis asam absisat aldehid.
  √ Perbedaan Gymnospermae dan Angiospermae

Hasil oksidasi lebih lanjut dr asam absisat:

  • Aktivasi molekul dapat berjalan dgn dua cara. Cara pertama, ester ABA-glukosa diproduksi oleh keterikatan glukosa menjadi ABA. Cara kedua, oksidasi ABA terjadi untuk membentuk asam phaseic & asam dihyhdrophaseic.
  • Proses translokasi ABA mampu dilakukan lewat xilem maupun floem, memungkinkan pula pengangkutan melalui sel-sel parenkim. Pergerakan asam absisat tak serupa dgn auksin yg tak memperlihatkan polaritas. Tapi asam absisat sungguh mungkin menggerakkan ke batang bagian atas & bawah.

D. Mekanisme Kerja Asam Absisat

Asam absisat melakukan kinerjanya dgn cara merangsang penutupan stomata saat tumbuhan kelemahan air. Asam absisat pula menjaga dormansi pada daun, batang, akar, & buah yg berwarna hijau. Proses translokasi asam absisat dapat berjalan lewat xilem maupun floem & arah pergerakannya bisa naik atau turun.

Pengangkutan asam absisat dr floem menuju daun mampu dirangsang dgn salinitas (kegaraman tinggi). Namun ada sedikit perbedaan proses transportasi asam absisat dlm siklus hidupnya pada sejumlah flora tertentu. Daun muda membutuhkan kiriman asam absisat dr xilem & floem, sedangkan daun sampaumur yakni sumber dr asam absisat yg ditranferkan ke luar daun.

Baca juga: Macam-macam hormon pada tumbuhan

Daun & buah pada flora yg rontok pula menerima efek kerja hormon asam absisat. Sudah disebutkan di atas bahwa ABA mampu menghalangi pertumbuhan & pembelahan sel. Maka dr itu, saat asam absisat melakukan pekerjaan proses yg terjadi di dlm sel menjadi tak optimal & lama-kelamaan akan berhenti.

Saat kegiatan sel berhenti, bermakna pula asupan nutrisi ke dlm sel tanaman tersebut pula berhenti. Karenanya belahan flora mirip bunga & buah muda akan kekurangan nutrisi & air, sehingga usang-kelamaan penggalan tersebut akan berguguran.

Itulah ulasan perihal asam absisat yg ikut andil dlm proses pertumbuhan & pertumbuhan tumbuhan. Asam absisat memang condong mendorong proses pengguguran beberapa cuilan tanaman. Akan tetapi, tanpa asam absisat pun mustahil bagi tanaman untuk tumbuh dgn normal.

Daftar Pustaka:

Nurhayati, Nunung, Resty Wijayanti. 2016. Biologi untuk Sekolah Menengan Atas/MA Kelas XII: Yrama Widya.