LAPORAN PENELITIAN : PEMBUATAN WEBSITE DESA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang Masalah
Dalam pembangunan desa yg meningkat sentuhan teknologi internet seperti Website mesti sudah menjadi kebutuhan bagi lembaga pemarintahan desa di zaman kini ini. Lembaga pemerintahan desa mampu menggunakan Website tersebut untuk memberikan layanan & informasi yg berafiliasi dgn masyarakat & pemerintah desa, atau pemerintah desa melaksanakan komunikasi dgn lembaga pemerintahan yang lain.
1.2.    Rumusan Masalah
1.  Apa itu Website?
2.  Apa saja yg dibutuhkan dlm pembuatan Website tersebut?
3.    Bagaimana cara membuat Website?
4.    Apakah faedah dr pengerjaan Website tersebut?
1.3.    Batasan Masalah
1.    Penelitian ini membicarakan tentang pengerjaan Website
2.    Penelitian ini membicarakan wacana apa saja isi didalam Website
1.4. Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengenali apa itu Website
2.    Untuk mengetahui apa saja yg digunakan dlm pembuatan Website
3.    Untuk mengenali apa manfaat dr permbuatan Website tersebut
1.5. Manfaat Penulisan
1.    Sebagai media untuk menawarkan layanan penduduk dr pemerintah desa pada penduduk .
2.    Sebagai wadah keterangan dr pemerintah desa untuk penduduk .
3.    Sebagai ruang pencarian keterangan tentang Desa Sikasur.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yg dipakai pada penulisan ini disusun selaku
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menandakan ihwal latar belakang duduk perkara, serta memberikan batasan yg terperinci, menentukan rumusan duduk perkara, mengemukakan tujuan yg ingin dicapai & manfaat yg didapat, serta memaparkan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab kedua ini membicarakan tentang teori-teori yg berasal dr literatur-literatur yg mendukung penyusunan laporan ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menerangkan ihwal kerangka pedoman dengan-cara alur diagram yang merupakan seluruh langkah kegiatan penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menerangkan bagaimana hasil selesai dr semua tahap observasi termasuk kesimpulan yg didapat dr observasi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan yg diperoleh dr hasil penganalisaan yg telah dikerjakan. Selain itu, diberikan pula saran yang bersifat konstruktif guna meningkatkan kinerja di masa mendatang.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Website
        Website atau situs pula dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yg memperlihatkan keterangan data teks, data gambar membisu atau gerak, data animasi, suara, video & atau gabungan dr semuanya, baik yg bersifat statis maupun dinamis yg membentuk satu rangkaian bangunan yg saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi keterangan situs web tetap,jarang berganti, & isi informasinya searah cuma dr pemilik situs web. Bersifat dinamis apabila isi informasi website senantiasa berganti-ubah, & isi informasinya interaktif dua arah berasal dr pemilik serta pengguna website. Contoh website statis ialah berisi profil perusahaan, sedangkan situs web dinamis adalah mirip Friendster, Multiply, dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis cuma bisa diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis mampu diupdate oleh pengguna maupun pemilik.
2.2 Unsur-komponen Dalam Penyediaan Website atau Situs
Untuk menyediakan sebuah website, maka kita harus menyediakan bagian bagian penunjangnya, mirip:
1.    Nama Domain (Domain Name/URL- Uniform Resource Locator)
Adalah alamat unik di dunia internet yg dipakai untuk mengidentifikasi sebuah situs web, atau dgn kata lain domain name yakni alamat yg dipakai untuk memperoleh sebuah website pada dunia internet. Contoh : http://www.nama situs .com.  Nama domain diperjualbelikan dengan-cara bebas di internet dgn status sewa tahunan. Setelah Nama Domain itu terbeli di salah satu pemasokjasa pendaftaran, maka pengguna disediakan sebuah kendali panel untuk administrasinya. Jika pengguna lupa/tidak memperpanjang masa sewanya, maka nama domain itu akan di lepas lagi
ketersediaannya untuk umum. Nama domain sendiri mempunyai kenali
ekstensi/akhiran sesuai dgn kepentingan & lokasi eksistensi situs web tersebut.
2.    Rumah tempat website ( Web hosting ).
Web hosting dapat diartikan sebagai ruangan untuk menyimpan data atau file-file, gambar, video, data email, statistik, database & lain-lain & data tersebut akan tampil dlm situs web.  Besarnya data yg di masukkan tergantung dr berapa banyak web hosting yang di sewa/dipunyai  semakin besar web hostingnya maka akan bertambah banyak pula yg akan ditampilkan dlm website.  Web hosting akan diperoleh dgn cara menyewa  setelah menyewa maka penggunak akan menerima kontrol panel yg terproteksi dgn username dan password untuk administrasi webnya. Untuk penyewaan kira-kira lamanya 1 tahun.
3.    Bahasa Program (Scripts Program)
Adalah bahasa yg dipakai untuk menerjemahkan setiap perintah dlm situs web yg pada ketika diakses. Jenis bahasa program sungguh mentukan suatu web itu statis,dinamis/ interaktifnya. Semakin banyak ragam bahasa pemprograman yg di pergunakan maka semakin dimanis & interaktif serta terlihat bagus. Bahasa acara yg banyak digunakan para oleh  desainer website yakni HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts, Java applets, XML, Ajax dsb. Bahasa dasar yg pergunakan setiap situs adalah HTML sedangkan PHP, ASP, JSP & yang lain yakni bahasa pendukung yg bertindak selaku pengatur dinamis, & interaktifnya situs. Bahasa acara ASP, PHP, JSP atau yang lain mampu dibentuk sendiri. Bahasa program ini dipergunakan untuk membangun portal isu, postingan, forum diskusi, buku tamu, anggota organisasi, email, mailing list & lain sebagainya yg membutuhkan update setiap dikala.
4.    Desain Website
Setelah melakukan penyewaan domain & web hosting serta penguasaan bahasa acara , bagian situs web yg penting & utama ialah desain. Desain Website menentukan mutu sarta ke indahan dr situs web itu karena sangat besar lengan berkuasa kepada evaluasi dr hadirin website. Program-program untuk desain website salah satunya adalah Macromedia Firework, Adobe Photoshop, Adobe Dreamweaver, Microsoft Frontpage, dll.
5.    Program transfer data ke sentra data.
Berbagai bahasa acara, data keterangan teks, gambar, video, & bunyi telah menjadi file-file pendukung adanya situs web. File tersebut bisa dibuka menggunakan acara penjelajah (browser) sehingga akan  terlihatlah sebuah website utuh di dlm komputer sendiri (offline). Tetapi file-file tersebut perlu untuk diletakkan dirumah hosting versi online agar terakses ke seluruh dunia. Pengguna akan diberikan kanal FTP (File Transfer Protocol) setelah memesan sebuah web hosting untuk memindahkan file-file website ke sentra data web hosting. Untuk mampu memakai FTP diperlukan suatu program FTP, contohnya WS FTP, Smart FTP, Cute FTP, dll. Program FTP ini banyak dijumpai di internet dgn status penggunaan gratis maupun harus membayar. Para web designer pun mampu memakai kemudahan FTP yg terintegrasi dgn acara pembuat website, misal Adobe Dreamweaver.
6.    Publikasi situs web.
Publikasi situs di penduduk mampu dijalankan dgn banyak sekali cara misalnya dgn pamlet-pamlet, selebaran, baliho & lain-lain sebagainya namun cara ini dikatakan masih kurang efektif & sangat terbatas. Cara yg lazimnya dilakukan & paling efektif dgn tak terbatas ruang atau waktu yakni publikasi pribadi di internet lewat search engine-search engine (mesin penelusuran, spt : Yahoo, Google, MSN, Search Indonesia, dsb).
  
2.3  Manfaat pengerjaan Website
1.    Usaha lebih dikenal
Sebuah perjuangan niscaya ingin lebih maju & dikenal, dgn mempunyai situs web yakni cara yg paling efektif & inovatif.
2.    Selangkah lebih maju
Dengan adanya website untuk usaha anda, anda sudah selangkah lebih maju dr para kompetitor yang lain yg belum mempunyai situs web. Hal ini pula dapat kuat pada image perusahaan anda dimata pelanggan.
3.     Dapat melakukan transaksi online
Dengan adanya website, perusahaan mampu memanfaatkan transaksi online yg mudah & teratur. Selain itu faedah lain bagi perusahaan yaitu mendapat keyakinan oleh para pelanggan.
4.    Informasi yg up to date
Website perusahaan akan menyediakan keterangan-keterangan terbaru baik itu mengenai produk atau untuk pelanggan mampu langsung mengaksesnya.
5.     Praktis dijangkau
Dengan adanya website, toko offline anda dapat dijangkau & dilihat selama 24 jam sehari.
6.     Target pasar yg tak terbatas
Website sebuah perusahaan mampu dijangkau oleh seluruh orang di dunia,  maka peluang untuk melaksanakan penjualan dengan-cara internasional mudah.
7.    Website meminimalkan waktu
Dengan adanya website, semua keterangan mulai dr harga, materi, kualitas, & penawaran khusus produk dapat dilihat langsung oleh kandidat konsumen. Makara sebagai pedagang , anda dapat meminimalisir waktu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
          Diagram alir penelitian yg dilaksanakan pada proses pembuatan Website desa  ini adalah sebagai berikut :
Selesai

Pemeliharaan

Upload

Berhasil

Pengujian

Desain Layout

Installasi CMS

Pengumpulan Data


Mulai

Tidak

Wawancara

ya

3.2 Penjelasan Diagram Alir Penelitian (Flowchart)
1.    Pengumpulan Data
Pada tahap pertama, penulis menghimpun data – data & informasi yg dibutuhkan dgn cara mewawancarai salah satu penduduk desa atau Kepala desa dengan-cara eksklusif.
2.    Instalasi CMS
Pada tahap kedua, penulis melakukan penginstalan CMS yg akan digunakan dlm proses pengerjaan website.
3.    Desain Layout
Pada tahap ketiga, penulis akan merancang atau mengedit performa pada situs web. Kemudian penulis akan memasukkan data – data yg telah diperoleh kedalam situs web.
4.    Pengujian
Tahap simpulan dr proses pembuatan situs web ini adalah pengujian. Penulis akan melaksanakan uji coba kepada situs web. Apabila website sudah sukses sesuai dgn cita-cita penulis maka pengerjaan website sudah selesai.


BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Perhitungan  Perencanaan Cover
        Analisis kepada situs web yang sedang berjalan merupakan salah satu langkah untuk menentukan mekanisme yg sedag dirancang.Karena dgn analisa situs web kita mampu mengetahui keunggulan & kekurangan dr website yg kita buat. Website desa adalah layanan keterangan yg mampu melayani & memberi informasi untuk penduduk ,dan banyak manfaat didalamnya.
          Website desar pula dapat menyediakan layanan-layanan perihal  jadwal kesibukan, wawasan agar bekomunikasi dgn masyarakat  dgn baik & membangun komunitas yg inovatif & entrepreneurial.   
4.2 Perencanaan Website memakai WordPress
1.    Siapkan 1 buah email yg aktif
2.    Masuk ke http://id.wordpress.com
3.     Klik Tombol Buat Situs Web, maka akan tampil seperti Gambar berikut:
4.    KIlik Tombol Buat Situs Web, maka akan tampil seperti Gambar berikut:
5.    Pilih Salah satu Model Tampilan dr website yg akan kita buat, misalkan No 1. berikutnya akan tampil seperti gambar berikut :
  
6.    Isi nama domain, jika sudah setuju dgn nama tersebut klik tombol Pilih. Pilih kolom paling kiri, & klik pada tombil Pilih Gratis         
 
7.    Dikolom Pertama paling atas isi dgn Email yg masih Aktif, Kolom Kedua isi dgn Username, kolom terakhir isi dgn Password
 
8.    Akan ada proses sebentar, kalau sudah selesai akan tampil mirip gambar di bawah ini
9.    Cek email yg tadi digunakan untuk registrasi di wordpress.
Klik Tombol teruskan, Untuk Memulai mengisi situs web dgn postingan atau postingan.
BAB V
PENUTUPAN
5.1      Kesimpulan
1.    Dalam pembangunan desa yg meningkat sentuhan teknologi internet mirip Website harus sudah menjadi keperluan bagi lembaga pemarintahan desa di zaman kini ini. Lembaga pemerintahan desa bisa menggunakan Website.
2.    Website atau situs pula dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yg memperlihatkan keterangan data teks, data gambar membisu atau gerak, data animasi, bunyi,video adonan dr semuanya, baik yg bersifat statis maupun dinamis yg membentuk satu rangkaian bangunan yg saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
3.    Diagram Alir Penelitian  ada beberapa penjelasan wacana proses pengerjaan website yakni:
1.    Pengumpulan Data
2.    Instalasi CMS
3.    Desain Layout
4.    Pengujian
5.2      Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis menawarkan usulan yg  berguna Yaitu:
1.    Perlunya penambahan berkas-berkas dr desa semoga pembuat mampu menuntaskan peran yg diberikan diselesaikan.
2.    Untuk mengoptimalkan hasil yg baik, disarankan untuk melatih & membimbing siswa.
3.    Kedisiplinan terhadap waktu semestinya lebih diperhatikan, sehingga pelaksanaan pengerjaan tak memerlukan waktu lembur hingga malam hari yg mampu mensugesti kondisi kesehatan para siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Sutarman, 2016,Tutorial Pembuatan Website Desa,
       Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nugroho, Adi, 2016. Contoh Diagram Alir Penelitian Website Desa.
       Yogyakarta : Andi.
Halpert, Ben 2015, Pengertian Website,Pengertian APK Web, New
      Jersey : John Wiley and Sons Inc.

Academia, (http://caramembuatwebsite.net/cara-menciptakan-web-desa/ Diakses 7 April 2017)

  Perlindungan Tugas Oleh Guru Dan Acara Belajar Siswa A. Tunjangan Tugas 1. Pengertian Dukungan Tugas Acara Interaksi Pembelajaran Harus Senantiasa Ditingkatkan Efektivitas Dan Efesiensinya. Dengan Banyaknya Aktivitas Pembelajaran Di Sekolah, Dalam Usaha Memajukan Kualitas Dan Frekuensi Isi Pelajaran, Maka Sangat Menyita Waktu Siswa Untuk Melakasanakan Aktivitas Mencar Ilmu. Untuk Menangani Keadaan Tersebut Guru Perlu Memperlihatkan Tugas-Tugas. Berdasarkan Roestiyah Nk (2001:133) Menyampaikan : “Teknik Santunan Tugas Atau Resitasi Lazimnya Digunakan Dengan Tujuan Semoga Siswa Mempunyai Hasil Belajar Yang Lebih Mantap, Alasannya Adalah Siswa Melakukan Latihan-Latihan Selama Melakukan Peran, Sehingga Pengalaman Siswa Dalam Mempelajari Sesuatu Dapat Lebih Terintegrasi”. Searah Dengan Itu Inne Ibrahim Dan Nana Syaodih S. (2003:107) Bahwa : “Metode Dukungan Tugas Dimaksudkan Untuk Memberi Potensi Terhadap Siswa Melakukan Peran Atau Kegiatan Yang Bekerjasama Dengan Pelajaran Seperti Menjalankan Soal-Soal, Mengumpulkan Kliping, Dan Sebagainya”. Dari Usulan Di Atas Bahwa Bantuan Tugas Yakni Cara Yang Diberikan Oleh Guru Untuk Merangsang Anak Bimbing Aktif Belajar Melakukan Latihan-Latihan Agar Hasil Berguru Lebih Baik. Untuk Lebih Memantapkan Pengusaan Terhadap Bahan Yang Sudah Disampaikan, Maka Siswa Diberikan Tugas, Contohnya Membuat Kesimpulan Atau Generalisasi Dari Hasil Penyampaian Atau Mengerjakan Pekerjaan Rumah. 2. Pelaksanaan Tunjangan Peran Sebelum Guru Menunjukkan Peran Kepada Siswa, Guru Mesti Mempertim- Bangkan Penggunaan Tata Cara Ini. Apakah Tugas-Tugas Itu Wajar Diberikan, Apakah Memberatkan Siswa, Apakah Siswa Mampu Melaksanakannya Atau Ada Kemungkinan-Kemungkinan Lain Yang Mengusik Siswa Dalam Melakukan Peran-Tugas Yang Diberikan. Untuk Itu Roestiyah Nk (2001:136) Bahwa Dalam Pelaksanaan Dukungan Peran Guru Perlu Mengamati Langkah-Langkah Selaku Berikut : A. Merumuskan Tujuan Khusus Dari Tugas Yang Diberikan. B. Memikirkan Benar-BenarApakah Pemilihan Teknik Resitasi Itu Sudah Mampu Meraih Tujuan Yang Sudah Dirumuskan. C. Guru Perlu Merumuskan Tugas-Peran Dengan Jelas Dan Gampang Dimengerti. Dari Usulan Diatas, Guru Dalam Menggunakan Teknik Ini Supaya Sasarannya Mampu Tercapai, Maka Perlu Memikirkan Apakah Tujuan Yang Mau Di Capai Dengan Peran Cukup Jelas. Untuk Itu Nursid Sumaatmadja (1984:110) Dalam Menawarkan Tugas, Guru Dalam Merumuskan Tujuan Yang Jelas Adalah: A. Merangsang Untuk Melakukan Pekerjaan Lebih Baik, Memupuk Tanggung Jawab, Inisiatif Dan Berdidri Sendiri. B. Membengkitkan Minat Siswa Untuk Mengisi Waktu Luasng Dengan Kegiatan Sekolah. C. Memperkaya Pengalaman-Pengalaman Sekolah Dengan Kegiatan-Acara Di Luar Sekolah. D. Memperkuat Hasil Mencar Ilmu Di Sekaolah Dengan Latihan-Latihan Berguna, Penting Dan Terintegrasi. Sehabis Siswa Mengerti Tujuan Dan Makna Tugas, Maka Siswa Akan Melakukan Tugas Dengan Mencar Ilmu Sendiri Dengan Tujuan-Tujuan Yang Telah Digariskan Dari Klarifikasi Guru. Dalam Proses Ini Guru Perlu Mengendalikan Pelaksanaan Tugas, Lebih-Lebih Pada Dikala Tugas Yang Dilaksanakan Di Sekolah. Bila Tugas Yang Dilaksanakan Oleh Siswa Tidak Sesuai Dengan Tujuan Yang Sudah Dirumuskan, Maka Guru Dapat Mem Berikan Bentuk Tugas Lain, Agar Apa Yang Dibutuhkan Mampu Tercapai. Dalam Pelaksanaan Sistem Ini Guru Mampu Menawarkan Peran Berupa Bantuan Tugas Dalam Proses Pembelajaran Dan Tunjangan Tugas Di Rumah. 3. Pemberian Tugas Dalam Proses Pembelajaran Bentuk-Bentuk Peran Yang Dapat Diberikan Pada Pekerjaan Sekolah Maupun Pekerjaan Rumah Mampu Dibedakan Ke Dalam Dua Bab, Ialah Peran Perorangan Dan Tugas Kelompok. Menurut Nursid Sumaatmadja (1984:111) Bahwa: “Peran Perorangan Lebih Ditekankan Terhadap Pembinaan Kognitif-Afektif-Psikomotor Siswa Secara Perorangan”. Sedangkan Menurut Nana Sudjana (1996:86) Bahwa : “Peran Kalangan Lebih Menekankan Kegiatan Berguru Siswa Secara Bersama Dalam Golongan Sehingga Berbagi Kekerabatan Sosial Dalam Pemecahan Dilema Belajar”. Dari Usulan Di Atas Berdasarkan S. Nasution (2000:119) Bahwa Sifat-Sifat Tugas Individual Ini Yaitu : 1. Self-Intructive Peran Ini Biasanya Di Cetak Atau Distensil. Bawah Umur Harus Membaca Sendiri Instruksi Atau Petunjuk-Petunjuk Perihal Cara Melakukan Peran Itu, Sedapat Mungkin Tanpa Bantuan Dari Pihak Guru, Jadi Berdasarkan Maximum Self Help, Ialah Membantu Diri Secara Optimal. 2. Self-Corrective Artinya Berisi Balasan Sehingga Anak Itu Dapat Menyelidiki Pekerjaannya Sendiri Dan Dengan Demikian Mengenali Hasil Belajarnya. Anak Dapat Memperbaiki Kesalahannya Sendiri. Peran Perorangan Di Atas Siswa Dituntut Berdasarkan Kesanggupan Dan Kerajinan Masing-Masing. Sungguhpun Demikian, Peran Perorangan Ini Siswa Di Beri Kesempatan Untuk Berdialog Dengan Siswa Lain, Tetapi Tetap Tugas Yang Harus Diselesaikannya Bersifat Perorangan. Langkah Langkah Yang Mesti Di Tempuh Oleh Guru Dalam Pinjaman Peran Individual Ini Menurut Nana Sudjana (1996:83) Yaitu : A. Menurut Tujuan Dan Materi Yang Sudah Disiapkan Sebelumnya (Pada Satpel), Guru Menjelaskan Tujuan Pengajaran Yang Mesti Diraih Siswa (Tik) Dan Cara Siswa Berguru Dengan Versi Mengajar Perorangan. B. Guru Menerangkan Materi Pengajaran Secara Sistematis Dan Logis. Pokok Bahan Iytu Di Tulis Di Papan Tulis. Beri Potensi Kepada Siswa Untuk Bertanya Sampai Materi Tersebut Dikuasai Betul Oleh Para Siswa (Peran Tanpa Materi). Bagikan Materi Atau Sumber Belajar, Misalnya Buku Pelajaran Atau Buku Modul Untuk Dipelajari Oleh Siswa. Jika Tidak Ada Buku Sumber, Bahan Itu Di Buat Oleh Guru Secara Tertulis Supaya Dapat Dipelajari Siswa (Tugas Dengan Materi). C. Bagikan Lembaran Kerja Untuk Setiap Siswa. Lembaran Kerja Berisi Tugas-Tugas Ataupun Soal-Soal Yang Bersumber Dari Materi Yang Telah Diterangkan Oleh Guru Atau Dipelajari Siswa. Peran Atau Soal Lazimnya Berisi Pertanyaan Kenangan Dan Atau Anggapan, Menciptakan Atau Mencari Acuan-Contoh Dari Setiap Rancangan Yang Telah Dipelajari, Aplikasi Dari Rancangan Dalam Pemecahan Dilema, Menciptakan Diagram (Grafik)Atau Uraian Wacana Desain Yang Telah Dipelajarinya, Menciptakan Ikhtisar (Rangkuman) Dari Materi, Dan Lain-Lain. Jika Kerja Tidak Tertulis Oleh Para Siswa Pada Buku Mereka Masing-Masing. Lembaran Kerja Dikerjakan Oleh Setiap Siswa Secara Individual. D. Guru Memantau Dan Mengusut Kegiatan Mencar Ilmu Siswa Dalam Melaksanakan Lembaran Kerja, Sekaligus Memberi Pemberian, Instruksi Bagi Siswa Yang Memerlukannya. E. Sehabis Tamat, Diperiksa Bahu-Membahu Dengan Cara Menukar Pekerjaan Dengan Teman Lain, Kemudian Guru Menjelaskan Setiap Jawabannya. F. Kekeliruan Dan Kesalahan Balasan Diperbaiki Oleh Setiap Siswa. Kalau Ada Yang Belum Jelas, Guru Memberi Kesempatan Bertanya Kepada Siswa Tugas-Tugas Mana Yang Masih Perlu Klarifikasi Lebih Lanjut. Hasil Pekerjaan Siswa Dijadikan Materi Penilaian Guru. G. Akhiri Pelajaran Dengan Menawarkan Peran-Tugas Pekerjaan Rumah, Baik Yang Berkenaan Dengan Materi Yang Sudah Dipelajari Atau Dengan Bahan Yang Akan Dipelajari Selanjutnya. Dari Usulan Di Atas Bahwa Metode Dukungan Tugas Sekolah Secara Inividual Ini Lazimnya Lebih Efektif, Karena Siswa Dihadapkan Kepada Peran-Peran Dan Pekerjaannya Masing-Masing. Kelas Lebih Tertib Dan Sederhana, Tak Perlu Mengganti Posisi Daerah Seperti Pada Tugas Sekolah Yang Berbentuk Kalangan. Selain Tugas Individu, Pekerjaan Sekolah Mampu Diberikan Dalam Bentuk Pekerjaan Kalangan. Sebab Kelas Di Bentuk Ke Dalam Kalangan-Golongan Maka Pengelompokan Siswa Perlu Pertimbangan-UsulanTertentu. Berdasarkan Nana Sudjana (1996:86) Ialah : A. Siswa Selaku Individu Memiliki Kesanggupan Yang Berlainan Satu Sama Lain. Perbedaan Ini Harus Diupayakan Semoga Tidak Menyebabkan Imbas Psikologis Bagi Siswa Yang Prestasina Rendah. Lewat Belajar Kalangan Dibutuhkan Perbedaan-Perbedaan Kemampuan Dan Prestasi Yang Dicapainya Mampu Ditingkatkan Karena Mampu Menemukan Informasi Tambahan Dari Kelompoknya. Dia Bisa Berguru Dari Sahabat Kelompoknya. B. Siswa Sebagai Makhluk Sosial Mempunyai Dorongan Yang Kuat Untuk Menampilkan Keakuannya Di Depan Orang Lain, Dan Mempunyai Kebutuhan Untuk Berkomunikasi Dengan Orang Lain, Dan Memiliki Kebutuhan Untuk Berkomunikasi Dengan Orang Lain. Lewat Diskusi Golongan, Keakuan Dan Keperluan Tersebut Dapat Disalurkan Bahkan Diarahkan Terhadap Kreativitas Mencar Ilmu Sesuai Dengan Kapasitasnya. C. Tidak Semua Problem Berguru Mampu Dipecahkan Sendiri Sehingga Dibutuhkan Tunjangan Dan Usulan Orang Lain. Pemecahan Masalah Oleh Banyak Orang Akan Lebih Tepat Dan Akurat Daripada Usulan Sendiri. D. Proses Dan Hasil Berguru Yang Diperoleh Dari Diskusi Golongan Lebih Kaya Dan Komprehensif. Siswa Menemukan Kesempatan Untuk Belajar Mengatakan Mengemukakan Pendapatnya, Belajar Menghargai Usulan Orang Lain, Toleransi Sosial, Keberanian Berbicara Menyikapi Usulan Orang Lain, Mencar Ilmu Dasar-Dasar Berorganisasi Dan Lain-Lain. E. Penggunaan Diskusi Kalangan Dapat Dilaksanakan Di Dalam Kelas Atau Di Luar Kelas Untuk Melaksanakan Tugas Sekolah. Dengan Demikian Bisa Membantu Para Siswa Menuntaskan Tugas Dan Tuntutan Belajarnya. Keberhasilan Menawarkan Tugas Golongan Terhadap Siswa Sungguh Bergantung Pada Problem Yang Di Angkat Oleh Guru. Dilema Harus Bersumber Dari Bahan Pelajaran Biar Berkaitan Dengan Pencapaian Tujuan Pembelajaran, Sesuai Dengan Tingkat Pengertian Siswa. Adapun Jenis Tugas Kalangan Yang Dapat Dipakai Oleh Guru Adalah : A. Peran Kalangan Di Dalam Kelas Tugas Kalangan Di Dalam Kelas Ialah Kegiatan Yang Diberikan Oleh Guru Dan Dilakukan Di Dalam Kelas. Tugas Kalangan Di Dalam Kelas, Umumnya BerbentukDiskusi Kalangan. Menurut Nana Sudjana (2000:79) Bahwa: “Diskusi Yakni Tukar Menukar Infomasi, Pendapat Dan Komponen Pengalaman Secara Terencana Dengan Amaksud Untuk Menerima Pengertian Bersama Yang Lebih Terperinci Dan Teliti Perihal Sesuatu, Atau Untuk Menyiapkan Dan Menyelesaikan Keputusan Bersama”. Sejalan Dengan Itu Jj. Hasibuan Dan Ibrahim (1991:98) Mengatakan: “Diskusi Ialah Suatu Percakapan Atau Obrolan Antara Dua Orang Atau Lebih”. Dari Pertimbangan Di Atas Mampu Ditarik Kesimpulan Bahwa Diskusi Yaitu Tukar Menukar Isu Secara Terencana Antara Beberapa Orang. Diskusi Senantiasa Terjadi Dalam Kelompok, Baik Kelompok Besar Maupun Golongan Kecil. Sesuai Dengan Penggunaan Dalam Proses Pembelajaran, Maka Diskusi Kelompok Mesti Memenuhi Syarat-Syarat Tertentu. Menurut Hasibuan J.J. Dan Ibrahim (1991:99) Syarat-Syarat Tersebut Yaitu : 1) Melibatkan Kelompok Anggotanya Berkisar Antara 3-9 Orang. 2) Berlangsung Dalam Interaksi Secara Bebas (Tidak Ada Tekanan Atau Paksaan) Dan Eksklusif, Artinya Semua Anggota Kelompok Menerima Kesempatan Untu Saling Beradu Pandang Dan Dan Saling Mendengar Serta Berkomunikasi Satu Dengan Yang Lain 3) Memiliki Tujuan Tertentu Yang Akan Di Capai Dengan Kolaborasi Antara Anggota Kalangan. 4) Berlangsung Menurut Sebuah Proses Yang Teratur Dan Sistematis Menuju Sebuah Kesimpulan. Dari Usulan Di Atas Mampu Ditarik Kesimpulan Bahwa Diskusi Kelompok Dalam Proses Pembelajaran Ialah Suatu Proses Percakapan Yang Terorganisir Yang Melibatkan Golongan Siswa Dalam Interaksi Tatap Tampang Yang Bebas Dan Terbuka Dengan Tujuan Berbagi Isu Dan Pengalaman Serta Mengambil Keputusan Bareng . Menurut Masnur Dan Nur Hasanah (1992:86) Ada Tiga Bentuk Diskusi Yang Dilakukan Di Kelas, Yaitu: 1) Pertemuan Untuk Memecahkan Dilema Sosial, Yang Berkenaan Dengan Persoalan-Problem Tingkah Laris Sosial. Siswa Berupaya Membagi Tanggung Jawab Mencar Ilmu Dan Berperilaku Laku Dengan Memecahkan Dilema-Duduk Perkara Mereka Di Dalam Kelas. 2) Pertemuan Terbuka (Opended Meeting). Siswa Di Minta Mendiskusikan Duduk Perkara-Persoalan Yang Bertalian Dengan Hidup Mereka Dan Yang Mungkin Pula Bertalian Dengan Kurikulum Kelas. 3) Konferensi Diagnostik Kependidikan, Yang Bekerjasama Eksklusif Dengan Apa Yang Sedang Dipelajari Di Kelas Itu. Dari Usulan Di Atas Dapat Ditarik Kesimpulan Bahwa Bentuk Diskusi Yang Dijalankan Berencana Untuk Membantu Siswa Mengalami Tingkah Laris Sesuai Dengan Tujuan, Sehingga Mereka Lebih Responsif Terhadap Lingkungannya. Acara Diskusi Dapat Berjalan Secara Efektif Harus Didahului Penyusunan Rencana Dan Antisipasi Yang Masak. Hal-Hal Yang Harus Diamati Sebelum Guru Memperlihatkan Tugas Diskusi Kalangan Berdasarkan Jj. Hasibuan Dan Ibrahim (1991:103) Ialah: 1) Pemilihan Topik. 2) Perumusan Problem. 3) Penyiapan Informasi Pendahuluan. 4) Penyiapan Diri Sebaik-Baiknya Sebagi Pemimpin Diskusi. 5) Penetapan Besar Kelompok. 6) Pengaturan Tempat Duduk. Dari Usulan Di Atas Mampu Ditarik Kesimpulan Bahwa Penyusunan Rencana Dan Antisipasi Diskusi Akan Menghipnotis Pelaksanaan Diskusi Kalangan Tersebut. Selanjutnya Jj. Hasibuan Dan Ibrahim (1991:105) Kembali Memastikan Bahwa : Sehabis Penyusunan Rencana Dan Persiapan Dilaksanakan Maka Guru Selaku Pemimpin Diskusi Golongan, Perlu Mempunyai Keahlian, Yakni: 1) Memusatkan Perhatian. 2) Memperjelas Persoalan Atau Urunan Pertimbangan . 3) Menganalisis Persepsi Siswa. 4) Meningkatkan Urunan Siswa. 5) Mengembangkan Kesempatan Berpartisipasi. 6) Menutup Diskusi. Dari Usulan Di Atas Maka Dalam Melakukan Diskusi Yang Ialah Tugas Kalangan Yang Dikerjakan Di Dalam Kelas, Guru Mesti Melaksanakan Dengan Baik Apa Yang Menjadi Tujuan Yang Sudah Ditetapkan. Dalam Memberikan Tugas Kepada Siswa Tentunya Guru Mampu Menyaksikan Kebaikan Dan Kekurangan Dalam Santunan Peran Tersebut. Kebaikan Dan Kekurangan Derma Peran Kalangan Di Dalam Kelas Ini Berdasarkan Masnur Dan Nur Hasanah (1992:88), Ialah : 1) Kebaikan Tugas Golongan Di Dalam Kelas. A) Guru Bebas Melaksanakan Dan Memperlihatkan Pinjaman Kepada Siswa. B) Melibatkan Siswa Secara Langsung Dalam Proses Belajar. C) Menyediakan Kesempatan Terhadap Siswa Untuk Ikut Serta. D) Siswa Yang Berperan Serta Dalam Sebuah Peran Dapat Mengembangkan Rasa Percaya Diri (Self Confidence). E) Membantu Siswa Menyadari Bahwa Pemecahan Sebuah Masalah Ialah Berkat Santunan Orang Lain. F) Pengumpulan Dan Pemusatan Gosip Bersumber Dari Para Anggota Kalangan Yang Berlainan-Beda Latar Belakang Dan Pengalamannya. G) Tugas Ini Menawarkan Kemudahan Untuk Mencapai Tujuan-Tujuan Sosial Di Sekolah. H) Mendorong Siswa Mempraktekkan Proses-Proses Intelektual. I) Tugas Ini Mampu Dipakai Secara Beraneka Ragam. J) Peran Ini Menuntut Sikap Saling Memberi Dan Mendapatkan Unutk Membantu Siswa Untuk Memahami Dan Menyiapkan Diri Untuk Berperan Dalam Penduduk . K) Menyediakan Peluang Terhadap Siswa Dan Guru Untuk Menyebarkan Relasi Antar Insani Yang Efektif. L) Memperluas Kemandirian Intelektual Siswa Dan Tidak Bergantung Pada Pertimbangan Guru Saja. 2) Kekurangan Peran Golongan Di Kelas. A) Peran Ini Tidak Menjamin Dalam Mengambil Keputusan. B) Tugas Ini Tidak Dapat Diramalkan. C) Tugas Ini Tidak Akan Berfungsi Dengan Baik Jikalau Akseptor Dalam Kelompok Tidak Memiliki Latar Belakang Kesanggupan Umum. D) Peran Ini Membutuhkan Pengaturan Fisik. B. Peran Golongan Di Luar Kelas Tugas Kalangan Di Luar Kelas Ialah Aktivitas Yang Diberikan Oleh Guru Dan Dilakukan Di Luar Kelas. Tugas Kelompok Di Luar Kelas Mampu BerbentukPenelitian Golongan. Menurut Masnur Dan Nur Hasanah (1992:92) Bahwa: “Penelitian Kalangan Adalah Aktivitas Sekelompok Siswa Yang Di Organisasi Untuk Melaksanakan Studi. Mereka Di Pilih Atau Diposisikan Oleh Guru, Bekerja Sama Dalam Rangka Menjawab Atau Memecahkan Sebuah Masalah”. Sedangkan Nana Sudjana (2000:82) Bahwa: “Observasi Kelompok Ialah Melakukan Pekerjaan Dalam Suasana Kalangan Untuk Mendapatkan Suatu Urusan”. Dari Usulan Di Atas Mampu Disimpulkan Bahwa Observasi Kalangan Adalah Suatu Acara Yang Diberikan Oleh Guru Untuk Mendapatkan Atau Pemecahan Problem. Penelitian Kelompok Ialah Tugas Kelompok Yang Diberikan Oleh Guru Untuk Dikerjakan Atau Dikerjakan Atau Di Luar Sekolah. Untuk Itu Dasar Pengelompokan Mesti Sesuai Dengan Keadaan Siswa, Biar Pelaksanaan Akan Mampu Terkoordinir Secara Sempurna. Berdasarkan Nana Sudjana (2000:82) Kelompok Bisa Di Buat Berdasarkan : 1) Perbedaan Individual Dalam Kemampuan Berguru, Utamanya Jika Kelas Itu Sifatnya Heterogen Dalam Belajar. 2) Perbedaan Minat Mencar Ilmu, Di Buat Kelompok Yang Terdiri Atas Siswa Yang Punya Minat Yang Serupa. 3) Pengelompokan Menurut Jenis Pekerjaan Yang Diberikan. 4) Pengelompokan Atas Dasar Wilayah Daerah Tinggal Siswa. 5) Pengelompokan Secara Random Atau Lotre. 6) Pengelompokan Atas Dasar Jenis Kelamin. Dari Pernyataan Di Atas, Sebaiknya Kalangan Satu Dengan Kelompok Lain Harus Sepadan, Baik Dari Segi Kesanggupan Mencar Ilmu Maupun Jenis Kelamin. Observasi Kalangan Pada Dasarnya Yaitu Suaru Proses Alami Semenjak Jaman Dahulu Dan Dan Dipraktekkan Dalam Proses Pembelajaran. Dalam Melakukan Penelitian Kalangan Mesti Diperhatikan Teknik Pelaksanaaan Penelitian Kelompok. Menurut Masnur Dan Nur Hasanah (1982:95) Bahwa Teknik Pelaksanaan Penelitian Kalangan Yakni : 1) Guru Menentukan Suatu Topik Yang Dipelajari Oleh Kelas Yang Bersumber Dari Suatu Bidang Studi Tertentu. 2) Guru Dan Siswa Merinci Topik Yang Akan Dipelajari, Menjadi Sub Topik Atau Masalah. 3) Kelas Dibagi Menjadi Beberapa Kalangan Sesuai Dengan Masalah 4) Tiap Kelompok Melaksanakan Kegiatan Observasi (Investigation) Di Pimpin Oleh Ketua Kelompok Melalui Tahap-Tahap: A) Perencanaan. B) Pengumpulan Infomasi. C) Mengorganisasi Isu. D) Merangkum. 5) Pada Waktu Kelompok Mencar Ilmu/Melaksanakan, Guru Harus Berkunjung Atau Menyaksikan Tiap-Tiap Golongan. 6) Setiap Kelompok Memperlihatkan Laporan Terhadap Kelas. 7) Menyimpulkan Hasil Penelitian Semua Golongan. Dari Usulan Di Atas Maka Untuk Meraih Hasil Yang Baik Dari Pelaksanaan Penelitian Golongan Pemecahan Persoalan Mampu Di Pandang Sebuah Unit Di Pecahkan Bareng Dan Dikerjakan Bahu-Membahu Pula. Penelitian Golongan Tidak Sama Dengan Pengajaran Kelompok Kecil. Pengajaran Kelompok Kecil Pada Hakikatnya Adalah Pengajaran Individual, Di Mana Guru Memakai Macam-Macam Strategi Mengajar. Sedangkan Penelitian Golongan Menuntut Acuan Tingkah Laku Guru Ang Membantu Siswa Melaksanakan Tujuan-Tujuan Kerjasama Kalangan.Dari Usulan Di Atas Dapat Disimpulkan Bahwa Dalam Memperlihatkan Tugas Kalangan Di Dalam Kelas Tidak Senantiasa Efektif Alasannya Adalah Para Siswa Harus Berpartisipasi Dalam Melakukan Peran Yang Diberikan Oleh Guru. 4. Sumbangan Peran Di Rumah Melihat Terbatasnya Waktu Proses Pembelajaran Dan Banyaknya Materi Yang Harus Diberikan Kepada Siswa, Maka Guru Bisa Memperlihatkan Pekerjaan Rumah Terhadap Siswa. Pekerjaan Rumah Ialah Salah Satu Tata Cara Pinjaman Tugas Oleh Guru. Sama Halnya Dengan Pekerjaan Sekolah, Pekerjaan Rumah Dapat Dilaksanakan Secara Individu Maupun Secara Golongan. Kelebihan Dari Tugas Ini, Siswa Memiliki Waktu Yang Banyak Sehingga Lebih Leluasa Untuk Mnengerjakannya. Berdasarkan Nursid Sumaatmadja (1984:111) Jenis Tugas Yang Dapat Diberikan Yaitu : 1) Menjawab Pertanyaan Dan Memecahkan Persoalan Secara Perorangan. 2) Menyusun Karya Tulis Baik Secara Perorangan Maupun Kalangan. 3) Menciptakan Laporan Kunjungan Ke Banyak Sekali Obyek Yang Dilaksanakan Secara Perorangan Ataupun Kalangan. 4) Menciptakan Laporan Buku Secara Perorangan. 5) Mengumpulkan Postingan-Postingan Dari Majalah Dan Surat Kabar Secara Perorangan. 6) Menciptakan Media Pelajaran Yang Sederhana Yang Berkenaan Dengan Pengajaran, Baik Secara Perorangan Maupun Golongan. Dari Pertimbangan Di Atas, Bahwa Secara Garis Besar Perlindungan Tugas BerbentukPekerjaan Rumah Mesti Melihat Waktu Untuk Mengerjakannya, Sehingga Apa Yang Diharapkan Dari Tugas Tersebut Mampu Tercapai Dengan Baik. 5. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Santunan Peran. Sehabis Siswa Akhir Mengerjakan Tugas, Maka Mereka Harus Membuat Laporan Yang Bentuknya Sudah Disesuaikan Dengan Tujuan Peran. Guru Harus Mempunyai Kebenaran Hasil Pekerjaan Tersebut, Terutama Menyingkir Dari Terjadinya Penipuan, Peniruan Dan Pengupahan Peran Oleh Orang Lain. Penyimpangan Yang Demikian Itu, Harus Dapat Di Cegah Sedini Mungkin. Guru Harus Bisa Mengevaluasi Pekerjaan Siswa Balasan Santunan Peran Tersebut. Dalam Metode Peran, Ini Mempunyai Kebaikan Dan Kelemahannya. Berdasarkan Roestiyah (2001:135) Manyatakan : Frekuensi Tugas Yang Terlalu Sering, Ditambah Lagi Dengan Bobot Yang Terlalu Berat Dapat Menjadikan Kejemuan Pada Diri Siswa. Sehingga Minat Mereka Melaksanakan Tugas Dan Bahkan Pada Pelajaran Ppkn Sendiri Menjadi Menurun. Hal Ini Mampu Meminimalisir Kesuksesan Pencapaian Tujuan Instruksional Yang Sudah Di Susun. Hal Itulah Yang Menjadi Perhatian Guru Dalam Menerapkan Tata Cara Tugas. Tata Cara Derma Juga Tidak Tidak Terlepas Dari Kelemahan-Kelemahannya Seperti Siswa Kemungkinan Hanya Menjiplak Kemungkinan Hanya Menggandakan Pekerjaan Temannya. Kelemahannya Kalau Guru Tidak Dapat Mengawasi Pribadi Pelaksanaan Peran Itu. Kemungkinan Lain Orang Lain Yang Melakukan Peran Itu Apalagi-Lebih Orang Renta Siswa Atau Keluarganya Yang Lain. Sebagai Tindak Lanjut Pelaksanaan Metode Perlindungan Peran, Segala Peran Dijalankan Siswa Harus Dievaluasi Dan Kesannya Diberikan Kepada Siswa. Hal Ini Dilaksanakan Untuk Memotivasi Siswa Untuk Melaksanakan Peran-Tugas Berikutnya. B. Acara Mencar Ilmu Siswa 1. Pemahaman Kegiatan Mencar Ilmu Kondisi Berguru Yang Efektif Yakni Adanya Acara Siswa Dalam Belajar. Acara Ialah Sebuah Sifat Yang Menetap Pada Diri Seseorang Siswa. Aktivitas Ini Besar Sekali Pengaruhnya Kepada Belajar, Karena Dengan Kegiatan Seorang Siswa Akan Melaksanakan Sesuatu Yang Diminatinya. Sebaliknya Tanpa Aktivitas Seorang Siswa Mustahil Melakukan Sesuatu. Kegiatan Berguru Siswa Di Maksud Di Sini Yaitu Acara Jasmaniah Maupun Kegiatan Mental. Berdasarkan Moh Uzer Usman (2002:22) Kegiatan Belajar Siswa Mampu Digolongkan Ke Dalam Beberapa Hal, Yakni: A. Acara Visual, Seperti Membaca, Menulis, Melaksanakan Eksprimen, Dan Demontrasi. B. Kegiatan Lisan, Seperti Bercerita, Membaca Sajak, Tanya Jawab, Diskusi, Menyanyi. C. Acara Mendengarkan, Seperti Mendengarkan Klarifikasi Guru, Ceramah, Pengarahan. D. Aktivitas Gerak, Seperti Senam, Atletik, Menari, Melukis E. Acara Menulis Seperti Mengarang, Menciptakan Makalah, Membuat Surat. Setiap Jenis Kegiatan Tersebut Di Atas Memilki Kadar Atau Bobot Yang Berlainan Bergantung Pada Segi Tujuan Mana Yang Mau Di Capai Dalam Kegiatan Berguru. Yang Terang Kegiatan Berguru Siswa Hendaknya Memiliki Kadar Atau Bobot Yang Lebih Tinggi. Belajar Yaitu Suatu Proses Yang Ditandai Dengan Adanya Pergeseran Pada Diri Seseorang. Pergeseran Selaku Hasil Dari Berguru Mampu Ditunjukan Dalam Berbagai Bentuk Mirip Berubah Pengetahuan, Pemahaman, Perilaku Dan Tingkah Laris, Keahlian, Kecakapan, Kebiasaan, Serta Perubahan-Perubahan Faktor Lain Yang Ada Pada Individu Yang Belajar. Geoch (1990:20) Mengatakan: “Learning Is A Change In Performance As A Result Of Practice”. Sependapat Dengan Itu Hilgard (1986:4) Mengatakan : Learning Is The Prosess By Which An Activity Originates Or Is Changed Through Training Procedures (Whether In Laboratory Or In The Natural Environment) As Distinguished From Changes By Factors Not Attributable To Pelatihan”. (Mencar Ilmu Yaitu Proses Yang Melahirkan Atau Mengganti Sebuah Acara Melalui Jalan Latihan (Apakah Dalam Laboratorium Atau Dalam Lingkungan Alamiah) Yang Dibedakan Dari Pergeseran-Perubahan Oleh Faktor-Faktor Yang Tidak Temasuk Latihan.) Dari Kedua Pendapat Gila Di Atas Mampu Disimpulkan Bahwa Mencar Ilmu Yaitu Suatu Proses Yang Diarahkan Terhadap Suatu Tujuan, Proses Berbuat Lewat Berbagai Pengalaman. Selaku Rancangan, Acara Mencar Ilmu Siswa Adalah Suatu Proses Acara Belajar Subjek Asuh Sehingga Beliau Betul-Betul Berperan Dan Berpartisipasi Aktif Dalam Melaksanakan Aktivitas Berguru. Untuk Menyaksikan Terwujudnya Acara Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ada Empat Kegiatan Berguru Siswa, Menurut Nana Sudjana (1996:21) Adalah: A. Impian, Keberanian Menampilkan Minat, Kebutuhan Dan Permasalahannya. B. Cita-Cita Dan Keberanian Serta Peluang Untuk Ikut Serta Dalam Aktivitas Persiapan, Proses Dan Kelanjutan Belajar. C. Tampilan Aneka Macam Perjuangan Atau Kekreatifan Mencar Ilmu Dalam Menjalani Dan Menuntaskan Aktivitas Berguru Mengajar Hingga Meraih Keberhasilannya. D. Keleluasaan Atau Keleluasaan Melakukan Hal Tersebut Di Atas Tanpa Tekanan Guru Atau Pihak Yang Lain (Kemandirian Belajar) Dengan Adanya Acara Di Atas, Akan Lebih Gampang Bagi Siswa Mempersiapkan Dan Melakukan Mencar Ilmu. Setidak-Tidaknya Memberikan Rambu-Rambu Bagi Siswa Dalam Melaksanakan Aktivitas Belajarnya. Dari Segi Proses, Nana Sudjana (2000:46) Perbuatan Berguru Dapat Dilihat: A. Belajar Signal. Bentuk Belajar Ini Paling Sederhana Adalah Menawarkan Reaksi Terhadap Perangsang. B. Mencar Ilmu Mereaksi Perangsang Lewat Penguatan, Adalah Menunjukkan Reaksi Yang Berulang-Ulang Manakala Terjadi Reinforcement Atau Penguatan. C. Berguru Membentuk Rangkaian, Yaitu Belajar Menghubung-Hubungkan Gejala, Faktor Satu Dengan Lainnya, Sehingga Menjadi Satu Kesatuan (Rangkaian) Yang Memiliki Arti). D. Belajar Asosiasi Lisan, Yakni Menunjukkan Reaksi Dalam Bentuk Kata-Kata, Bahasa, Kepada Perangsang Yang Diterimanaya. E. Mencar Ilmu Membedakan Hal Yang Majemuk, Ialah Memberikan Reaksi Yang Berlainan Kepada Perangsang Yang Hampir Sama Sifatnya. F. Belajar Rancangan, Ialah Menempatkan Objek Menjadi Satu Pembagian Terstruktur Mengenai Tertentu. G. Belajar Kaidah Atau Mencar Ilmu Prinsip, Adalah Menghubung-Hubungkan Beberapa Rancangan. H. Berguru Memecahkan Dilema Adalah Memadukan Beberapa Kaidah Atau Prinsip Untuk Memecahkan Duduk Perkara. Perbuatan Belajar Di Atas Disusun Dari Yang Paling Sederhana Sampai Kepada Yang Kompleks. Dengan Kata Lain Memiliki Korelasi Hirarki. Belajar Dari Segi Proses Memberi Isyarat Bagaimana Tindakan Belajar Itu Dilaksanakan, Atau Bagaimana Terjadinya Tindakan Belajar. 2. Acara Siswa Mengikuti Proses Pembelajaran Kondisi Pembelajaran Yang Efektif Yakni Melihat Acara Berguru Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran. Acara Belajar Ialah Sebuah Sifat Yang Relatif Menetap Pada Diri Seseorang Ssiswa. Kegiatan Belajar Ini Besar Sekali Pengaruhnya Terhadap Hasil Mencar Ilmu, Alasannya Dengan Adanya Kegiatan Seseorang Akan Melaksanakan Sesuatu Yang Diinginkannya. Sebaliknya Tanpa Acara Seseorang Tidak Akan Melakukan Sesuatu. Keterlibatan Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran Terutama Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bersahabat Kaitannya Dengan Sifat-Sifat Siswa Itu Sendiri, Baik Yang Bersifat Kognitif Mirip Kecerdasan Dan Bakat Maupun Bersifat Afektif Seperti Motivasi, Rasa Yakin Diri Dan Minatnya. Dalam Mengembangkan Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran, Guru Hendaknya Mengajar Dapat Memperhatikan Setiap Siswa Yang Dihadapinya, Dan Juga Mengamati Apa Yang Sedang Diucapkannya. Dengan Demikian, Guru Tidak Hanya Mengamati Pelajarannya, Tetapi Juga Segala Sesuatu Yang Terjadi Disekitarnya. Oleh Alasannya Adalah Itu, Guru Berupaya Untuk Memusatkan Perhatian Siswa Terhadap Apa Yang Disampaikannya. Hal Ini Mampu Dijalankan Dengan Menggunakan Berbagai Alat Pengajaran Dalam Menyajikan Bahan Pelajaran Kepada Anak Didiknya. 3. Aktivitas Siswa Mengerjakan Peran Bantuan Tugas Dapat Dilaksanakan Dengan Berbagai Macam Bentuk Kerja. Sebagian Terlasana Di Dalam Kelas, Sedangkan Sebagian Di Luar Kelas. Peran Ini Dicicipi Banyak Manfaat, Mengenang Bahwa Siswa Perlu Di Latih Untuk Dapat Menanggulangi Sendiri Dilema Yang Dialaminya. Hal Tersebut Mampu Dilakukan Setelah Pengajaran Tamat Menjelaskan Sesuatu Bahan. Siswa Termotivasi Untuk Melakukan Peran-Tugas Yang Diberikan. Tidak Semua Bahan Pelajaran Diberikan Tugas. Tugas Yang Selalu Diberikan Akan Berakibat Kejenuhan Pada Diri Siswa. Oleh Sebab Itu, Guru Harus Selektif Terhadap Tugas Yang Diberikan, Sehingga Aktivitas Siswa Untuk Menjalankan Tugas-Peran Tidak Menurun. 4. Kegiatan Siswa Dalam Mempergunakan Perpustakaan Perpustakaan Dalam Proses Pembelajaran Dapat Menghidupkan Motivasi Siswa Untuk Belajar. Motivasi Dapat Muncul Dari Dalam Diri Individu Dan Mampu Muncul Balasan Dampak Dari Luar Dirinya. Motivasi Yang Timbul Dari Dalam Individu Siswa Biasa Di Kenal Dengan Motivasi Instrinsik. Berdasarkan Sardiman Am. (2001:87) Bahwa : “Motivasi Instrinsik Ialah Motif-Motif Yang Menjadi Aktif Atau Berfungsinya Tidak Perlu Di Rangsang Dari Luar, Sebab Dalam Diri Setiap Individu Sudah Ada Dorongan Untuk Melakukan Sesuatu”. Sedangkan Motivasi Yang Diakibatkan Dari Luar Di Sebut Motivasi Ekstrinsik. Berdasarkan Moh. Uzer Usman (2002:29) Bahwa: “Motivasi Ekstrinsik Timbul Balasan Imbas Dari Luar Individu, Apakah Sebab Permintaan, Suruhan, Atau Paksaan Dari Orang Lain Sehingga Keadaan Yang Demikian Balasannya Dia Mau Melakukan Sesuatu Atau Belajar”. Siswa Yang Mempunyai Motivasi Belajar Di Perpustakaan Ialah Siswa Yang Aktif Dan Kreatif, Yaitu Siswa Yang Sungguh-Sungguh Mempergunakan Waktunya Untuk Mencar Ilmu Dengan Memakai Materi-Bahan Perpustakaan,Contohnya Saat Beristirahat, Siswa Berusaha Untuk Mencari, Membaca, Meringkas Buku-Buku Yang Berkaitan Dengan Pelajarannya Di Kelas Ataupun Yang Berhubungan Dengan Tugas Yang Diberikan Guru. Jadi Dari Usulan Di Atas Bahwa Motivasi Timbul Disebabkan Oleh Motivasi Instrinsik Dan Ekstrinsik. Untuk Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa Tidak Gampang. Untuk Itui Guru Perlu Mengenal Siswa, Dan Mempunyai Kesanggupan Inovatif Untuk Menghubungkan Pelajaran Dengan Keperluan Dan Minat Siswa. Buku-Buku Yang Tersedia Di Dalam Perpustakaan Sekolah Bukanlah Cuma Sekedar Menjadi Barang Koleksi Yang Dipajang Atau Mengisi Ruang Perpustakaan Sekolah Saja, Namun Eksistensi Buku-Buku Bacaan/Perpustakaan Sungguh Besar Artinya Bagi Guru-Guru Dan Siswa Dalam Pelaksanaan Proses Mencar Ilmu Dan Membaca Buku-Buku Yang Berkaitan Dengan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Serta Dapat Menambah Wawasan Dan Pengetahuan Guru-Guru Dan Siswa Untuk Lebih Mempermudah Dalam Mempelajari Dan Mengerti Buku Bacaan Hendaknya Siswa Mesti Tahu Bagaimana Cara Mempelajari Bahan Dan Buku-Buku Bacaan Yang Ada Di Perpustakaan. Berikut Ini Diberikan Beberapa Isyarat Begaimana Caranya Mempelajari Bahan Dari Buku Perpustakaan. Berdasarkan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (1992:70) Cara Mempelajarinya Yaitu : A. Tentukan Dulu Problem Atau Bahan Apa Yang Ingin Diketahui Dari Buku Tersebut. Pastikan Dengan Kebutuhan Sehubungan Dengan Materi Yang Hendak Dipelajari. B. Lihat Daftar Isi Buku Yang Akan Dipelajari Untuk Menentukan Bagian Berapa Dalam Buku Tersebut Yang Memuat Materi Yang Ingin Dipelajari. C. Bukalah Halaman Bagian Yang Diharapkan, Kemudian Periksa Butir-Butir Yang Di Muat Dalam Bagian Tersebut. Seandainya Materi Yang Diharapkan Ada Dalam Butir Tertentu Dari Bagian Tersebut, Bacalah Butir Tersebut Dan Anda Tidak Terlampau Penting Membaca Butir Lainnya. Catat Pokok-Pokoknya Untuk Kemudan Anda Gabungkan Dengan Catatan Sendiri. D. Jika Semua Butir Yang Ada Dalam Bab Tersebut Anda Perlukan, Bacalah Terlebih Dahulu Semua Butir Yang Ada Di Dalamnya Hingga Simpulan Sambil Memberi Tanda Pada Bagian-Bagian Tertentu Yang Anda Butuhkan. E. Ulangi Membaca Bagian Tersebut Secara Lebih Mendalam, Khususnya Bagian-Bab Yang Ana Sudah Tandai. Catatlah Hal-Hal Yang Anda Pentingkan Dan Satukan Dengan Catatan Yang Anda Miliki. Jangan Lupa Membaut Pertanyaan Dari Materi Tersebut Pada Catatan Anda. F. Hampir Sebagian Besar Buku Yang Di Tulis Dalam Bahasa Gila Utamanya Bahasa Inggris, Di Bab Belakangnya Ditambahkan Indeks. Indeks Memudahkan Kita Mempelajari Atau Menemukan Bab Penting Yang Kita Kehendaki. Indeks Di Susun Berdasarkan Alfabet Dan Dibarengi Nomor Halaman. G. Kesulitan Bahasa Asing Akan Dapat Anda Atasi Apabila Anda Bersungguh-Sungguh Mempelajarinya Dan Tidak Jenuh Membuka Kamus. Dengan Melihat Petunjuk Di Atas Diharapkan Mampu Memberi Manfaat Bagi Siswa, Meskipun Isyarat Ini Gres Sebagian Besar Saja Tetapi Kalau Di Coba Tidak Tidak Mungkin Menjinjing Faedah Bagi Kita Sendiri. Di Setiap Sekolah Terdapat Perpustakaan, Alasannya Perpustakaan Ialah Sumber Utama Untuk Memperoleh Materi Bacaan Bagi Para Siswa. Itulah Sebabnya Di Dalam Perpustakaan Ditawarkan Buku-Buku Yang Sungguh Diharapkan Siswa Di Sekolah. Perpustakaan Memang Mempunyai Arti Kumpulan Buku-Buku. Siswa Mampu Menyanggupi Keperluan Bahan Bacaan Yang Dibutuhkan Diperpustakaan.Sejalan Dengan Uraian Tersebut M. Sudomo (1979:239) Menyampaikan:” Hal Lain Yang Perlu Diamati Oleh Guru Yaitu Perjuangan Untuk Memperkaya Wawasan Siswa Melalui Buku-Buku Bacaan Yang Ditawarkan Dalam Perpustakaan”. Bahan Bacaan Itu Mampu BerbentukBacaan Yang Berafiliasi Eksklusif Dengan Pelajaran, Namun Juga Mampu Berupa Pengetahuan-Pengetahuan Lain Dan Wawasan Yang Baru. Semua Itu Akan Menambah Pengetahuan Yang Lebih Luas Kepada Siswa. Itulah Sebabnya Perpustakaan Ialah Salah Satu Sumber Berguru Yang Mendukung Pembelajaran Dan Memiliki Peranan Yang Sungguh Penting Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah. Perpustakaan Yang Baik Adalah Perpustakaan Yang Dapat Digunakan Sebagaimana Mestinya, Maka Perpustakaan Dengan Kurikulum Sekolah, Petugas Pengelola Perpustakaan, Waktu Buka Perpustakaan Sekolah Dan Ruang Perpustakaan Sekolah, Semakin Baik Pengelolaan Dan Semakin Berfungsinya Perpustakaan Akan Meransang Siswa Untuk Berkunjung, Banyak Membaca, Belajar Di Perpustakaan Sekolah, Maka Akan Makin Tinggi Hasil Prestasi Mencar Ilmu Siswa, Dengan Demikian Siswa Mampu Memanfaatkan Perpustakaan Sekolah Secara Optimal Baik Itu Secara Berdikari, Berkelompok Maupun Dengan Cara Diskusi. C. Hubungan Antara Bantuan Peran Dengan Kegiatan Berguru Usaha Siswa Dalam Meraih Hasil Berguru Yang Optimal Sungguh Berkaitan Dengan Materi Yang Diajarkan Oleh Guru. Untuk Memberikan Materi Dibutuhkan Sistem Pengajaran. Salah Satu Metode Yang Mampu Memajukan Hasil Beljar Yakni Tata Cara Pemberian Tugas. Berdasarkan Nana Sudjana (2000:81) Bahwa Tugas Yang Diberikan Terhadap Siswa Hendaknya Menimbang-Nimbang : 1. Tujuan Yang Mau Di Capai. 2. Jenis Tugas Yang Terperinci Dan Tepat Sehingga Anak Memahami Apa Yang Ditugaskan Tersebut. 3. Sesuai Dngan Kesanggupan Siswa. 4. Ada Isyarat /Sumber Yang Dapat Menjinjing Pekerjaan Siswa. 5. Sediakan Waktu Yang Cukup Untuk Mengerjakan Tugas. Dikenali Bahwa Sistem Santunan Tugas Yaitu Sistem Pengajaran Yang Merangsang Siswa Untuk Aktif Belajar Baik Secara Individual Maupun Secara Berkelompok. Oleh Karena Itu Dengan Sistem Pertolongan Tugas Diperlukan Mampu Meningkatkan Kegiatan, Minat Serta Motivai Siswa Untuk Belajar Sehingga Tercapainya Hasil Berguru Yang Dibutuhkan. Disinilah Letak Korelasi Antara Tata Cara Bantuan Tugas Dengan Acara Mencar Ilmu Siswa. Teknik Derma Tugas Atau Resitasi Lazimnya Digunakan Dengan Tujuan Biar Siswa Mempunyai Hasil Belajar Yang Lebih Mantap, Karena Siswa Melakukan Latihan-Latihan Selama Melakukan Peran. Sehingga Pengalaman Siswa Dalam Mempelajari Sesuatu Mampu Terintegrasi. Hal Itu Terjadi Disebabkan Siswa Mendalamin Suasana Atau Pengalaman Yang Berlainan Dalam Menghadapi Duduk Perkara-Persoalan Baru. Di Samping Itu Untuk Mendapatkan Wawasan Melaksanakan Tugas Akan Memperluas Dan Memperkaya Wawasan Serta Kemampuan Siswa Di Sekola, Lewat Aktivitas-Acara Di Luar. Dengan Acara Melakukan Tugas Siswa Aktif Belajar Dan Merasa Terangsang Untuk Meningkatkan Belajar Yang Lebih Baik, Memupuk Inisiatif Dan Berani Bertanggung Jawab Sendiri. Banyak Tugas Yang Mesti Dijalankan Siswa, Hal Itu Diperlukan Mampu Menyadarkan Siswa Untuk Memanfaatkan Waktu Senggangnya Untuk Hal-Hal Yang Menunjang Belajarnya Dengan Mengisi Kegiatan-Acara Yang Berkhasiat Dan Konstruktif.