WargaMasyarakat.Org – Apa Yang dimaksud Dengan Demensia..? Manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial & spiritual akan terjadi perubahan kesehatan sesuai dgn bertambahnya usia menjadi lebih bau tanah (lansia). Masalah kesehatan akhir pertambahan usia (degeneratif) salah satunya yaitu demensia.
Demensia merupakan stadium akhir perjalanan penyakit degeneratif otak, sudah lampu merah. Namun sebelum terjadinya lampu merah, ada lampu kuning yg disebut dgn Mild Cognitive Impairement atau Hendaya Kognitif Ringan.
Daftar Isi
Apa Itu Demensia
Demensia : Sindroma klinis yg meliputi hilangnya fungsi intelektual & memori yg sedemikian berat sehingga mengakibatkan disfungsi hidup sehari-hari.
Menurut Julianti, 2008. Demensia merupakan kumpulan sindrom dr kerusakan otak yg disebabkan oleh pergantian kognitif balasan trauma otak atau degeneratif. Gangguan kognitif yakni gangguan dr kemampuan kognitif yg meliputi atensi, kalkulasi, visuospasial, bahasa, memori & administrator. Pada lansia, gangguan kognitif yg biasanya terjadi yakni pada penyakit demensia. Gangguan kognitif yg terjadi pada demensia diantaranya yakni gangguan bahasa (afasia), disorientasi, tak mampu menggambar 2 atau 3 dimensi (visuospasial), atensi, & fungsi hukuman & gangguan emosi.
Demensia yakni jenis penyakit gangguan otak. Sel-sel otak akan mati dengan-cara bertahap seiring dgn bertambahnya usia. Namun, sel-sel otak penderita demensia akan mati dgn cepat & volume otak mereka akan berkurang, mengakibatkan kerusakan parah terhadap fungsi otak. Pasien penderita demensia bukan saja dapat menjadi pelupa, namun pula mempunyai duduk perkara dgn pemahaman, bahasa, pembelajaran, perhitungan, & penilaian. Kepribadian & perilaku mereka pula bisa berubah.
Meskipun ketika ini belum ada obat untuk menangani demensia, para penderita demensia bisa mempertahankan fungsi otak mereka & memperlambat degenerasi dgn mengonsumsi obat-obatan bila tanda-tanda penyakit ini bisa terdeteksi lebih awal. Karena penderita demensia akan kehilangan kenangan dengan-cara bertahap, sampai bisa melupakan nama mereka sendiri, mereka akan mengalami kesusahan untuk merawat diri sendiri. Mereka memerlukan dukungan & perhatian dr anggota keluarga untuk menangani penyakit ini dengan-cara tolong-menolong.
Kategori utama Demensia
• Penyakit Alzheimer (AD) merupakan jenis demensia yg paling biasa . Penyebab AD belum diketahui dgn jelas ketika ini, & merupakan proses degenerasi yg progresif.
• Demensia vaskular dipicu oleh stroke & gangguan serebrovaskular yg menyebabkan kerusakan otak. Degenerasi bisa terjadi dengan-cara datang-datang & cepat. 20% dr pasien penderita demensia termasuk ke dlm klasifikasi ini.
• Jenis lain dr demensia bisa disebabkan oleh tertekan, kurangnya asupan nutrisi, hipotiroidisme, & keracunan obat. Dalam masalah ini, pasien bisa meringankan keadaan kesehatan mereka dgn pengobatan tertentu. Beberapa demensia bisa disebabkan oleh gangguan lain mirip penyakit Parkinson & AIDS, dll.
Apa saja aspek risiko Demensia?
• Usia: Demensia lazimnya terjadi pada orang yg berusia di atas 65 tahun. Risiko demensia meningkat dengan-cara signifikan seiring dgn bertambahnya usia.
• Riwayat kesehatan keluarga: Orang yg mempunyai riwayat kesehatan keluarga yg pernah menderita demensia mempunyai faktor risiko yg lebih besar.
• Jenis kelamin: Demensia lebih sering terjadi pada perempuan, sebagian besar terjadi lantaran wanita hidup lebih usang ketimbang laki-laki.
• Gaya hidup: Orang yg menderita tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yg tinggi atau diabetes, dll, mempunyai faktor risiko yg lebih tinggi terkena demensia bila mereka tak mengambil tindakan untuk mengendalikan keadaan kesehatan mereka.
• Gangguan kognitif: Orang dgn gangguan kognitif karena berbagai macam gangguan atau aspek yang lain memiliki aspek risiko yg lebih tinggi terkena demensia di tahun-tahun berikutnya.
• Tingkat pendidikan: Penelitian sudah menawarkan bahwa orang dgn tingkat pendidikan yg lebih rendah memiliki aspek risiko yg lebih tinggi terkena demensia. Mungkin saja orang yg berpendidikan tinggi melaksanakan lebih banyak latihan mental, yg melindungi otak mereka dr proses degenerasi.
Cara untuk mencegah Demensia?
Sejauh ini, belum ada cara yg dipahami bisa menangkal penyakit Alzheimer. Namun, langkah-langkah berikut ini bisa menolong meminimalkan risiko & memperlambat proses degenerasi otak pada para manula:
– Pertahankan keaktifan mental Kegiatan yg merangsang mental, mirip membaca & bermain catur, bisa melindungi Anda dr demensia atau meningkatkan kesanggupan Anda untuk menangani pergantian yg berhubungan dgn demensia. Tampaknya permainan mahyong merupakan kegiatan yg merangsang mental seseorang. Namun, jikalau Anda sudah memainkan mahyong semenjak muda, maka permainan tersebut akan menjadi latihan refleks semata & bukannya latihan mental, & mungkin tak terlalu efektif untuk menangkal demensia.
– Pertahankan teladan makan yg sehat Pola makan yg seimbang bisa menjaga kesehatan pembuluh darah, mengurangi kemungkinan tekanan darah tinggi & kadar kolesterol yg tinggi, sehingga menurunkan risiko demensia vaskular. Studi memberikan bahwa acuan makan dgn menghemat konsumsi daging & meningkatkan konsumsi ikan, sayuran, & minyak zaitun bisa meminimalkan risiko demensia dengan-cara signifikan.
– Cukupi asupan vitamin B12, C, & E Kurangnya vitamin B12 bisa menimbulkan demensia. Jika Anda tak mengonsumsi banyak ikan, daging, telur atau susu, maka Anda mesti mengonsumsi suplemen vitamin B12. Vitamin C & E merupakan antioksidan yg bisa melindungi neuron & pembuluh darah untuk menangkal demensia.
– Berolahraga dengan-cara teratur Selain tetap aktif dengan-cara mental, olahraga dengan-cara teratur pula bisa menolong meminimalkan risiko demensia.
– Hindari rokok & penyalahgunaan alkohol Keluar dr kebiasaan buruk ini untuk menangkal kerusakan pembuluh darah & organ tubuh yang lain.
Penyebab Demensia?
Penyebab demensia belum bisa diidentifikasi hingga dikala ini. Penelitian telah menawarkan bahwa dua jenis pergantian sel otak biasanya terjadi pada penderita demensia. Perubahan ini termasuk plak (gumpalan protein yg biasanya tak berbahaya yg disebut beta-amiloid) & kusut (serat yg kusut, terdiri dr protein abnormal yg disebut protein tau). Keduanya bisa menjadikan akhir hayat sel otak. Namun, penyebab kondisi ini masih belum diketahui hingga dikala ini. Selain itu, demensia bisa terjadi tatkala pembuluh darah di otak rusak, baik karena tersumbat atau pecah, yg membatasi pasokan darah ke otak. Orang yg mengalami stroke ringan (berskala kecil atau bersifat sementara) mungkin tak menyadari bahwa pembuluh darah & sel-sel otak mereka sudah rusak, & memiliki aspek risiko terkena demensia yg lebih tinggi. Beberapa demensia, mirip yg disebabkan oleh kurangnya vitamin B12 karena menjadi vegetarian untuk jangka waktu yg lama, mungkin bisa disembuhkan dgn pengobatan tertentu.
Gejala-tanda-tanda Demensia?
Pada umumnya, kita yakin bahwa daya ingat menurun seiring dgn bertambahnya usia; oleh karena itu, demensia bisa saja tak dimengerti dgn baik pada stadium permulaan penyakit. Jika Anda melihat bahwa anggota keluarga atau sahabat Anda mengalami dua dr gejala-tanda-tanda berikut ini, cobalah untuk membujuknya pergi ke dokter sesegera mungkin. Jika dibutuhkan, dokter akan merujuknya ke spesialis untuk perbuatan investigasi lebih lanjut. Gejala demensia meliputi:
• Kehilangan ingatan jangka pendek & sering melewatkan percakapan atau janji, yg bisa memengaruhi acara atau kemampuan kerja sehari-hari
• Kesulitan dlm melaksanakan peran biasa sehari-hari
• Masalah berbahasa, kesulitan berkomunikasi dgn orang lain
• Penilaian yg buruk
• Disorientasi waktu & tempat. Bingung ihwal waktu, tanggal atau kawasan
• Masalah dgn pemikiran & perkiraan
• Perubahan situasi hati & perilaku
• Kehilangan inisiatif
• Lupa tempat meletakkan barang-barang
• Perubahan kepribadian
Cara untuk mendeteksi & mendiagnosis Demensia?
Untuk menegaskan kemungkinan kondisi lainnya yg bisa menyebabkan tanda-tanda yg sama, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mendiagnosis demensia serta melaksanakan anamnesis & investigasi keadaan mental dengan-cara terperinci.
• Tes darah: untuk membantu memastikan adanya gangguan lain mirip hipotiroidisme atau kelemahan vitamin B12, dll.
• Evaluasi sikap & uji kognitif: Sejumlah tes terorganisir untuk mengukur kenangan & keterampilan mental, untuk menentukan apakah ada penyakit demensia.
• Pemindaian MRI (pencitraan resonansi magnetik): Menggunakan medan & gelombang radio magnetik untuk membuat gambaran otak dengan-cara terperinci, untuk membantu mengidentifikasi ukuran & pergantian struktural otak serta persoalan yang lain, mirip gumpalan darah atau tumor di otak.
• Pemindaian PET (Tomografi Emisi Positron): Jenis pencitraan yg bisa mendeteksi kelainan beta-amiloid di otak. Pemindaian ini dijalankan dgn menyuntikkan sejumlah kecil zat radioaktif (pelacak) ke dlm vena. Pelacak dimuat menuju otak untuk mendeteksi beta-amiloid. Pemindaian ini membantu untuk mengecek tingkat keparahan keadaan kesehatan & respons pasien kepada obat-obatan.