√ Keuntungan Melakukan Parafrase: Mengubah Skripsi Menjadi Buku Lalu Menerbitkannya

Sebelum mempelajari cara menerbitkan buku sendiri usai menulis skripsi yg sudah diubah ke dlm bentuk buku. Ada baiknya memahami pula pentingnya mengubah skripsi menjadi buku & kemudian diterbitkan. 

Sehingga skripsi tersebut tak usang dimakan rayap ataupun terlupakan. Sebab tatkala diubah menjadi buku & kemudian diterbitkan maka akan dibaca lebih banyak orang. Sekaligus memberi keuntungan lain bagi pelakunya. 

Hanya saja mengganti sebuah skripsi yg notabenenya merupakan karya tulis ilmiah menjadi buku yg sifatnya cenderung tak ilmiah (non ilmiah). Ternyata tak semudah membalikan telapak tangan, tanpa niat yg besar lengan berkuasa dijamin mudah mengalah. 

Sekilas Tentang Skripsi 

Skripsi tentu bukan perumpamaan yg gila di indera pendengaran, alasannya merupakan salah satu syarat untuk bisa lulus dr jenjang Strata 1 atau S1 di perguruan tinggi. Setiap mahasiswa di jenjang tersebut dijamin sudah dekat dgn istilah skripsi semenjak awal masuk kuliah. 

Skripsi kemudian wajib disusun bareng dgn dampingan 2 atau lebih dr dosen pembimbing. Kemudian dipresentasikan & diujikan di depan dosen penguji yg nantinya memilih nilai cobaan skripsi. 

Skripsi tak membutuhkan pemahaman perihal cara mempublikasikan buku sendiri. Sebab rata-rata skripsi memang disusun tanpa tujuan diterbitkan, kecuali setelah skripsi selesai di presentasikan. 

Terdengar mudah ya? Aktualnya, banyak mahasiswa tingkat akhir yg jungkir balik dlm menyelesaikan satu judul skripsi. Alasannya sangat banyak, pertama lantaran skripsi yakni KTI (Karya Tulis Ilmiah) pertama sehingga mirip bayi gres lahir sedang belajar berjalan. 

Masih bergerak lambat & tertatih-tatih karena memang gres pertama kali menjajal membuat KTI. Kedua, ada kemungkinan menghadapi kesulitan dgn judul atau topik yg diseleksi. Misalnya baru sadar di tengah jalan judul sukar dipahami atau referensi langka. 

  √ Teknik Menulis Judul Buku Teks [Bagian 2]

Belum lagi dgn alasan internal, seperti terserang penyakit malas untuk menyelesaikan bab demi bab. Apalagi harus menertibkan janji temu dgn dosen pembimbing. Semua dilema ini akan dihadapi oleh mahasiswa tingkat akhir. Salah satu atau seluruhnya. 

Setelah bekerja keras menuntaskan skripsi & menghadapi momen menegangkan berdiri di hadapan dosen penguji tatkala sidang. Akankah rela skripsi ini usang di rak buku? Atau mungkin hilang tanpa jejak disantap virus tatkala disimpan di laptop pribadi? 

Padahal, skripsi mengandung sebuah isi atau materi yg mampu jadi diharapkan banyak orang. Seperti dijadikan tumpuan oleh mahasiswa semester tamat lain yg pula mengusung topik yg sama. Jadi, pikirkan untuk mengubahnya menjadi buku kemudian diterbitkan. 

Setelah dilakukan, maka gres bisa berguru bagaimana sistem menerbitkan buku sendiri. Sebab dgn teknik ini, pemilik buku hasil parafrase bisa memastikan naskahnya terbit & dimanfaatkan banyak orang. 

Keuntungan Menerbitkan Skripsi dlm Bentuk Buku 

Mengubah skripsi, tesis, maupun disertasi yg awalnya merupakan KTI menjadi buku bukanlah hal baru. Langkah ini sering dilakukan banyak orang untuk bisa meningkatkan faedah & melakukan estafet kebermanfaatan KTI tersebut ke banyak orang. 

Prosesnya memang tak gampang, apalagi bagi siapa pun yg tak terbiasa menulis & belum mempunyai keahlian menulis yg baik. Namun, jangan patah semangat karena dgn melakukan pergantian struktur KTI menjadi buku atau parafrase. 

Maka akan ada lebih banyak keuntungan mampu ditemukan, & berikut ialah beberapa keuntungan tersebut: 

1. Mendapatkan Pemasukan Tambahan 

Keuntungan yg pertama jika mahasiswa menetapkan mengubah skripsi menjadi buku lalu diterbitkan ialah mendapatkan penghasilan. Sebab tatkala buku tersebut terbit, dibeli oleh orang. Maka hasil pemasaran akan memberi komisi pada penulis. 

  √ Buku Monograf: Pengertian, Karektiristik, Isi, dan Contohnya

Pernah mendengar ungkapan royalti? Royalti dengan-cara sederhana ialah komisi yg diberikan pada penulis pada hasil penjualan bukunya. Royalti akan tetap diterima penulis selama buku tersebut masih terjual di pasaran. 

Kaprikornus, menyadari bahwa skripsi yg disusun niscaya dibutuhkan banyak orang. Minimal oleh kalangan akademisi yg jumlahnya tak sedikit. Maka dijamin dikala diterbitkan akan dibeli banyak orang, khususnya sasaran pasar tersebut (golongan akademisi). 

Setiap tahun, ada banyak dosen & mahasiswa baru yg merupakan sasaran pasar dr parafrase skripsi ke buku. Oleh alasannya adalah itu, jangan ragu melakukan parafrase lalu diterbitkan dengan-cara resmi supaya menerima sumber pendapatan aksesori jangka panjang. 

2. Penulis Semakin Dikenal 

Buku hasil parafrase skripsi tentunya sesudah diterbitkan akan dibaca banyak orang. Tak cuma isinya yg dibaca, melainkan pula siapa penulisnya atau bahkan siapa penerbitnya. Data atau identitas buku tentu akan diperhatikan oleh pembaca. 

Jika ada 10 orang membeli buku tersebut maka 10 orang akan mengenal nama penulisnya. Bagaimana bila sampai ada 100 eksemplar yg terjual? Atau mungkin 1.000 eksemplar & seterusnya? 

Maka nama penulis akan semakin dikenal. Jika sudah demikian, apa laba yg didapat penulis? Banyak, pertama membantu membangun personal branding selaku pakar dr suatu bidang keilmuan. Dibuktikan dgn karya bukunya. 

Kedua, penulis bisa diajak berkolaborasi ke berbagai aktivitas. Misalnya diajak menjadi narasumber di suatu pelatihan, acara bedah buku, workshop, pelatihan, & sebagainya. Ketiga, kekerabatan makin luas yg tentu anggun untuk masa depan. 

3. Bentuk Kontribusi dlm Memajukan Dunia Pendidikan 

Keuntungan selanjutnya dgn berguru cara menerbitkan buku sendiri dr skripsi yg diubah ke dlm bentuk buku, ialah membuktikan donasi diri pada dunia pendidikan nasional. 

  √ 4 Kriteria Mutu Buku Referensi

Pasalnya dgn buku tersebut maka sudah ikut ikut serta dlm menawarkan referensi bermutu pada kelompok akademisi & masyarakat luas. Sehingga tatkala buku dimanfaatkan maka ada ilmu yg diserap pembaca. 

Hal tersebut tentu menjadi bukti bahwa penulis skripsi yg melaksanakan parafrase berhasil ikut berkontribusi dlm memajukan dunia pendidikan di tanah air. Kontribusi ini bersifat langsung & tentunya diakui semua pihak. 

4. Skripsi Lebih Dihargai 

Keuntungan terakhir bila menerapkan cara menerbitkan buku sendiri dr hasil parafrase skripsi ke bentuk buku. Adalah membuat skripsi tersebut lebih dihargai lantaran memang dibaca & memberi faedah pada banyak orang. 

Jadi, mencegah skripsi hanya menjadi pajangan & berakhir di pasar loak. Atau menangkal skripsi hanya menjadi ingatan. Pertimbangkan untuk mengubahnya menjadi buku lalu diterbitkan dengan-cara resmi. 

Supaya skripsi ini tetap berharga, tak cuma di mata penulis namun pula penduduk luas yg membacanya.

Manfaatkan Layanan Parafrase dr Penyebar Ilmu Warga Masyarakat 

Jika merasa proses parafrase atau mengubah skripsi menjadi buku terasa sulit untuk dilaksanakan. Maka pertimbangkan untuk menggunakan jasa parafrase profesional, & layanan ini tersedia di penerbit wargamasyarakat. 

Lewat layanan tersebut, penerbit wargamasyarakat berhasil membantu para mahasiswa & dosen mengganti KTI menjadi naskah buku siap terbit. Sehingga faedah KTI semakin luas tak hanya bagi masyarakat ilmiah namun pula penduduk lazim. 

Silahkan memanfaatkan layanan parafrase tersebut supaya tak sakit kepala & tak repot sendiri untuk mengubah skripsi menjadi naskah buku. Manfaatkan seluruh akomodasi yg menyertainya. 

Sehingga mampu menegaskan naskah buku secepatnya terbit & dimanfaatkan oleh publik. Sekaligus tak pusing belajar cara mempublikasikan buku sendiri, karena semua tercakup dlm layanan parafrase penerbit wargamasyarakat tersebut.

Anda mampu mempelajari lebih lanjut wacana layanan ini dgn mendatangi halaman Layanan Parafrase.

Artikel Terkait:

11 Tips Mengubah Skripsi/Tesis/Disertasi Menjadi Buku

Contoh Halaman Persembahan Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah

17 Contoh Penutup Makalah, Laporan, Jurnal, & Skripsi

7 Contoh Simpulan Karya Ilmiah, Jurnal, Laporan, & Skripsi