√ Cara Menerbitkan Buku: Syarat Pengiriman Naskah

Apabila goresan pena yg kita buat telah selesai, tahap terakhir yg perlu kita perhatikan dlm cara mempublikasikan buku yaitu pengantaran naskah ke penerbit buku.

Cara mempublikasikan buku di penerbit buku intinya tahapan yg tak terlalu sukar untuk dijalankan. Hanya saja ada beberapa hal yg perlu diperhatikan oleh penulis. Sebuah buku akan diterbitkan oleh penerbit buku yg bersangkutan apabila naskah tersebut memang patut untuk diterbitkan. Di sisi lain, ada indikator-indikator lanjutan yg membuat naskah tersebut layak terbit.

Oleh karena itu, kita mampu menentukan dengan-cara bebas penerbit buku yg sekiranya mampu membantu untuk menerbitkan buku kita. Meskipun demikian, setidaknya ada beberapa kriteria lazim yg harus kita pahami sebagai seorang penulis yg ingin tulisannya diterbitkan.

Beberapa patokan ini menjadi penting selaku proses administrasi yg dengan-cara tak langsung mempunyai dampak pada proses penerbitan buku yg dikerjakan oleh pihak penerbit buku. Pemberlakuan syarat tersebut intinya pula dilakukan untuk menyingkir dr berbagai hal yg sekiranya dapat merugikan pihak penerbit buku ataupun penulis itu sendiri.

Baca juga Cara Menerbitkan Buku: Cerdas Memilih Penyebar Ilmu Buku

Pertama, naskah yg kita kirim yaitu naskah yg belum pernah diterbitkan oleh penerbit lain dlm bentuk apapun. Sebagai seorang penulis, tentu kita sudah mengenali tulisan-tulisan yg berhasil diterbitkan. Pada kondisi ini, kita perlu faktor kecermatan supaya tak salah mengantarkan naskah yg bahwasanya naskah tersebut sudah pernah diterbitkan oleh penerbit lain.

Apabila kita sudah berhasil cara menerbitkan buku ke suatu penerbit A, maka kita tak diperkenankan untuk mempublikasikan buku yg sama dgn penerbit yg berlawanan. Hal tersebut berlaku pada semua bentuk tulisan, baik yg berupa electronic book atau e­-book dan buku dengan-cara fisik.

  Cara Setting Account Adsense

Bahkan kita pula perlu menegaskan bahwa tak ada tulisan orang lain yg nyaris serupa dgn goresan pena kita. Kondisi tersebut mesti ditentukan mudah-mudahan tak terjadi salah paham di antara penerbit ataupun penulis.

Kedua, naskah terjemahan mesti dilampiri surat izin penerjemahan dr penerbit atau penulis aslinya. Apabila buku yg kita tulis merupakan hasil terjemahan dr buku lain, maka syarat wajib yg mesti kita penuhi yaitu tersedianya surat izin penerjemahan dr penerbit atau penulis orisinil dr buku yg kita terjemahkan.

Hal ini dilaksanakan supaya kita tak melaksanakan praktik plagiarisme dimana karya orang lain justru kita gunakan untuk kepentingan kita sendiri. Apabila kita melakukan praktik tersebut, tentu saja akan berpengaruh buruk pada karir kita di dunia kepenulisan.

Artinya tatkala kita terbukti bersalah, kita mampu dituntut dengan-cara hukum. Parahnya lagi tatkala kita ingin menerbitkan sebuah buku, maka akan susah bagi pihak penerbit buku untuk mempercayai naskah yg kita buat alasannya adalah adanya pengalaman buruk yg pernah kita lakukan sebelumnya.

Ketiga, tulisan yg kita buat tak boleh mengandung SARA (suku, ras, & agama) atau bersifat konflik atau perpecahan. Apabila goresan pena kita mengandung hal-hal negatif mirip yg dikemukakan sebelumnya, maka pihak penerbit pasti akan menimbang-nimbang naskah kita dgn berat hati.

Pihak penerbit tentu tak mau dirugikan oleh goresan pena yg didalamnya mengandung nilai-nilai negatif yg berpengaruh jelek pada kehidupan berbangsa & bernegara. Oleh karena itu, penerbit akan cenderung menyingkir dr buku-buku yg berisi SARA ataupun hal lain yg mampu menyebabkan pertentangan antar kalangan penduduk .

Berkaca dr hal tersebut, maka pengecekan kembali pada goresan pena kita menjadi solusi sempurna untuk menyingkir dr banyak sekali potensi negatif yg mungkin timbul. Apabila buku tersebut menimbulkan info negatif, tentu penerbit buku & penulis buku yg bersangkutan akan menjadi pihak yg disalahkan & citranya akan menjadi buruk.

  √ Teknik menulis : Permasalahan Menulis Buku yang Sering Muncul.

Baca juga: Cara menerbitkan buku dgn Mengenal Lebih Jauh ISBN yg Diperoleh Penyebar Ilmu Buku

Keempat, tema goresan pena yg diangkat bersifat baru & hangat atau belum pernah ditulis oleh orang lain. Syarat ini menjadi penting agar tulisan kita mampu diterbitkan & menjadi prioritas oleh penerbit yg bersangkutan. Apabila tema yg kita angkat sudah banyak dibicarakan orang, maka kita perlu menambahkan sesuatu yg beda.

Dengan artian bahwa goresan pena kita mesti memiliki nilai lebih dibandingkan buku-buku yg sudah ada di pasaran dgn tema yg sama. Oleh sebab itu, kita sebagai seorang penulis setidaknya harus cermat dlm mengamati peredaran buku di pasaran, terutama terkait dgn tema yg akan kita angkat.

Alangkah lebih baiknya apabila tema yg kita angkat masih jarang dilihat oleh publik. Kondisi demikian tentu pula akan menjadi nilai lebih bagi kita & peluang besar bagi penerbit buku agar buku yg kita tulis mampu diterima oleh penduduk dengan-cara luas.

Kelima, naskah ditulis dgn memakai bahasa Indonesia dgn mengikuti kaidah penulisan yg baku & benar. Teknik penulisan yakni salah satu hal yg paling disorot dlm hal penulisan buku. Syarat ini mutlak ada biar buku yg terbit di pasaran sudah sesuai dgn kaidah penulisan yg benar.

Hal ini sebenarnya berlaku bagi semua kategori buku, khususnya untuk buku acuan yg dengan-cara teknik membutuhkan banyak sekali hal yg relatif kompleks, mulai dr penulisan sitasi hingga daftar pustaka. Salah satu cara yg mampu digunakan untuk meminimalkan kesalahan yakni dgn melakukan editing kepada tulisan kita.

Artinya kita bisa membaca kembali tulisan yg akan kita kirim ke penerbit. Meskipun demikian, pihak penerbit pun sendiri pula menawarkan jasa untuk melakukan editing terhadap naskah yg kita buat. Dengan kata lain, kita dengan-cara bebas memastikan cara mana yg akan kita pakai.

  √ Teknik Menulis yang Membius Pembaca dan Membuat Mereka Suka

Keenam, naskah mesti lengkap & dibendel rapi. Lengkap palam artian bahwa naskah mesti 100% komplit, termasuk gambar & kelengkapan daftar isi. Hal ini penting agar pihak penerbit pula bisa memastikan seberapa banyak goresan pena kita yg akan diterbitkan.

Ketujuh, kita mampu menyertakan informasi terkait wacana keunggulan naskah yg kita buat dgn buku yg sudah ada di pasaran. Hal ini menjadi penting untuk membantu pihak penerbit untuk mempublikasikan buku kita sendiri.

Dari informasi tersebut, penerbit tak perlu terlalu beresiko untuk mengecek kondisi pasar, terutama buku-buku yg memiliki tema serupa dgn naskah kita. Melalui keterangan yg kita buat, penerbit nantinya bisa mengombinasikan atau membandingkan naskah kita dgn buku-buku yg memang sudah ada di pasaran.

Baca juga: Cara mempublikasikan Buku Sendiri : Punya Pengalaman Menarik? Yuk Kita Bagi

Kedelapan, kita pula bisa menyertakan sasaran pembaca. Apabila kita menulis buku tentang ilmu politik, maka sasaran pembaca ialah mahasiswa yg kuliah di jurusan ilmu politik ataupun akademisi yg memang memiliki fokus pada ilmu politik.

Selain itu, tema buku yg kita angkat tersebut pula memungkinkan penduduk biasa untuk menentukan buku kita selaku salah satu sumber pengetahuan gres. Artinya buku kita bisa digunakan oleh penduduk umum tak hanya untuk kepentingan akademik, namun kepentingan lain yg lebih biasa .

Kesembilan, pengantaran naskah mampu kita lakukan lewat e-mail ataupun via pos yg ditujukan ke alamat penerbit yg kita tuju. Meskipun demikian, fasilitas teknologi telah menenteng kita pada sesuatu yg sifatnya instan. Tidak sedikit orang yg mengantarkan tulisannya lewat e-mail karena tulisan kita nantinya akan mudah lewat proses editing apabila diperlukan. [Bastian Widyatama]

 

 

Referensi:

Setiati, Eni, 2008, 7 Jurus Jitu Menulis Buku Best Seller, Yogyakarta: Penyebar Ilmu Andi.

 

 

Anda TAK HARUS PUNYA NASKAH siap cetak untuk mendaftarkan diri Jadi Penulis di penerbit buku kami. Dengan mendaftarkan diri, Anda bisa konsultasi dgn Customer Care yg siap membantu Anda dlm menulis hingga mempublikasikan buku. Maka, Anda tak perlu ragu untuk secepatnya MENDAFTAR. Silakan isi form di laman ini. 🙂

 

Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS perihal CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download