√ Apa Saja Kiat Menulis Buku untuk Anak-Anak?

Menulis buku anak-anak memiliki arti menawarkan dua faedah sekaligus, yakni memaparkan pengetahuan baru serta menghadirkan pembelajaran yg menginsipirasi & menggembirakan.

 

Penulisan buku anak tak bisa dijalankan dengan-cara asal-asalan. Dalam buku belum dewasa, pembaca yg masih belum sampaumur dibutuhkan mampu mengambil suatu amanat atau pesan moral. Penyajiannya pun dirancang sedemikian rupa biar terlihat menarik sehingga pesan moral dapat tersampaikan.

Penulis membutuhkan tips-kiat khusus dlm menulis buku biar seluruh kontennya bisa tersampaikan & sesuai sasaran. Penulisan buku pula mesti dilaksanakan dgn hati-hati, sebab pembaca yg masih belum dewasa berbeda dgn orang dewasa dlm mengetahui isi buku.

Seorang penulis yg akan menulis buku kisah bawah umur dapat melakukan beberapa kiat. Pertama, penulis perlu menentukan jenis buku yg akan ditulisnya. Ia bisa memilih akan menulis buku dgn genre fiksi atau nonfiksi.

Jika memilih buku fiksi, penulis bisa membaca buku dongeng klasik atau buku dongeng-dongeng. Ia bisa memperhatikan & membaca buku-buku dongeng yg diminati & bertahan usang dr generasi ke generasi. Penulis mampu menyaksikan dgn seksama cara penghidangan buku sehingga bisa mempesona banyak pembaca. Berikutnya, ia bisa menjadikan sisi menarik buku yg dibaca itu untuk pedoman penulisan isi bukunya.

Ketika pembaca dr golongan belum dewasa sudah lazimtergiur dgn buku kisah rakyat atau dongeng populer yg lain, penulis bisa menentukan cara lain yg lebih inovatif. Ia bisa membuat jalan kisah yg lebih terbaru. Ia pula bisa menulis buku kisah dgn memakai alur baru & aksara yg memiliki sifat & sikap yg baru pula.

Sementara itu, jikalau penulis menentukan genre nonfiksi ia bisa melaksanakan riset mengenai topik bahasan tertentu. Penulis bisa memilih suatu tema wawasan yg menarik, yg bisa memunculkan rasa ingin tahu bawah umur. Akan lebih baik jikalau penulis telah mempunyai kemampuan di bidang tertentu. Makara ia akan bisa menyajikan informasi dengan-cara rincian & akurat, meski pembahasannya bisa dituliskan dgn bahasa yg lebih ringan.

  √ 12 Jenis- Jenis Karakter Tokoh dalam Cerita

Kedua, penulis bisa meluangkan waktunya untuk banyak membaca buku anak-anak. Penulis bisa mencari gagasan lewat buku belum dewasa di perpustakaan atau toko buku. Dengan membaca banyak buku anak-anak, akan banyak ide yg diperoleh untuk menyusun isi buku yg menarik & memberi inspirasi. Dari membaca buku belum dewasa juga, penulis bisa memikirkan sisi paling menawan dr buku yg dibacanya. Bisa jadi sisi menawan itu nantinya menginsipirasi penulis untuk menuliskan hal-hal yg bisa menarik minatpembacanya dr golongan bawah umur.

Ketiga, penulis bisa mempertimbangkan rentang usia pembaca bukunya. Penulis bisa menentukan sendiri buku kelompok usia yg cocok untuk membaca bukunya kelak. Ia bisa mempertimbangkan bahwa kalangan usia tersebut nantinya patut membaca isi buku yg ditulis. Kemudian, penulis pula perlu menunjukkan rambu-rambu kalau memang bukunya perlu dibaca dgn pendampingan orang renta.

Dengan menentukan kalangan usia pembaca ini, penulis kemudian mampu merancang isi bukunya. Ia bisa menentukan komposisi gambar, warna, & teks yg akan mengisi bukunya. Buku yg lebih banyak menampilkan gambar & sedikit teks akan lebih cocok untuk usia dini, & sebaliknya.

Jika buku yg ditulis lebih banyak bergambar, penulis perlu menyiapkan sejumlah ilustrasi untuk mengisi bukunya. Biasanya penulis buku seperti ini bisa melaksanakan dua hal sekaligus, yakni menggambar & menulis. Namun, penulis yg tak mahir dlm menggambar bisa pula menjalin kerjasama dgn ilustrator profesional. Penulis perlu memetakan ide untuk gambar yg akan ditampilkan di tiap-tiap halaman bukunya. Hal ini bermaksud membuat lebih mudah kerja penyuntingan selanjutnya. Dengan begitu, ilustrator lebih cepat memiliki gambaran untuk membantu mengerjakan karya penulis.

Memilih ilustrator pula penting bagi penulis. Ia bisa memilih ilustrator yg akan bermitra dengannya melalui pengamatan. Sebelum menetapkan, penulis bisa menegaskan bahwa ia sudah menyaksikan portofolio si ilustrator. Apabila ilustrator profesional terlalu memberatkan penulis dr segi budget, ia bisa menunjuk sobat atau orang-orang yg akrab dengannya untuk bekerjasama.

  √ Biasakan Diri Mencantumkan Identitas Setelah Menulis Buku Ajar

Di sisi lain, penulis pula perlu memerhatikan biaya produksinya yg lebih mahal. Di samping itu, ia pula perlu lebih cekatan karena dituntut untuk menulis pendek tetapi cantik sehingga cerita yg dipaparkan tetap menarik perhatian & padat.

Kemudian buku dgn genre nonfiksi & terdiri atas beberapa bagian akan lebih cocok untuk belum dewasa yg duduk di sekolah dasar & menengah. Tatkala memilih genre nonfiksi, penulis perlu berkorban untuk menemukan banyak rujukan & melaksanakan riset. Walaupun dibaca oleh anak-anak, bukunya pula perlu menampung informasi yg akurat. Dalam menghidangkan data, penulis bisa memakai diagram atau gambar sederhana. Namun apabila penulis bisa menjamin pembaca memahami bukunya tanpa gambar, gambaran boleh tak disertakan.

Keempat, penulis dapat memutuskan komponen-komponen utama yg akan ada pada bukunya. Ia bisa mencatat komponen-komponen tersebut ke dlm suatu catatan. Nantinya, catatan tersebut akan berisi instruksi perihal isi buku. Kemudian pemaparan mengenai cerita atau informasi dlm buku pula harus memerhatikan sisi orisinalitas. Pastikan pula ada nilai-nilai positif yg akan dipaparkan & dicerna oleh para pembaca dr golongan anak-anak.

Dalam menyampaikan pesan, penulis tak perlu memaksakan diri. Ia tak perlu berupaya untuk menuliskan dengan-cara gamblang, sebab hasilnya bisa jadi justru tak akan baik. Ia bisa menunjukkan pesan moral dgn cara yg lebih sederhana. Pesan moral yg disampaikan pula sebaiknya tak terlalu berat, tetapi lebih gampang diaplikasikan dlm kehidupan sehari-hari pembaca.

Kelima, penulis mesti tetap inovatif dlm membuatkan idenya. Tatkala menulis buku fiksi, ia bisa lebih menggunakan imajinasi & perasaan yg ikhlas, tanpa mengabaikan sisi masuk nalar. Sementara itu, untuk goresan pena nonfiksi, penulis pula harus memaparkan fakta dengan-cara menawan & ringan sehingga keseluruhan isi bukunya. Dengan kata lain, tugas terpentingnya yaitu menuliskan isu akurat yg mudah dipahami & menjadi wawasan gres.

  √ Cara Membuat Buku: Fasilitas ISBN oleh Penyebar-Ilmu Buku

Keenam, penulis harus berhati-hati dlm penggunaan kosakata & struktur kalimat. Tulisan yg cantik sekalipun, kalau tak memerhatikan penggunaan kata & sulit dikenali akan membuat pembacanya tertekan. Tulisan ringkas & terperinci akan lebih baik untuk mengajak belum dewasa mengetahui ide-ide penulis & makna goresan pena. Di samping itu, penulis pula sebaiknya tak meremehkan pembacanya. Bisa saja, pembaca dr kalangan anak-anak ternyata lebih pandai dr yg diduga. Untuk menghindari munculnya efek jenuh membaca, penulis bisa menggunakan konsep mempesona & tetap memaparkan hal-hal yg gres.

Terakhir, selalu tentukan bahwa naskah yg ditulis sudah diperiksa dgn baik. Walaupun menulis buku bawah umur harus memakai bahasa yg sederhana & ringkas, bukan mempunyai arti mudah bagi penulis untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ia justru harus lebih teliti dlm mengusut naskahnya mudah-mudahan tak ada kesalahan yg bisa berakibat fatal bagi pembacanya kelak.

Kiat-tips di atas dapat dijadikan pedoman bagi para penulis buku yg ingin menciptakan karya bagi bawah umur. Para penulis bisa menerapkan satu demi satu tips yg ada untuk menerbitkan karya yg cocok bagi anak-anak. Penulis perlu mempersiapkan dirinya lebih matang dlm menulis, alasannya adalah tugasnya lebih berat dibandingkan dgn menulis buku untuk orang akil balig cukup akal. Tujuan menulisnya pula mesti tercapai, yakni memaparkan hal-hal positif yg bisa menginspirasi & menambah wawasan baru bagi bawah umur.

 

Referensi:

  1. https://m.wikihow.com/Menulis-Buku-Anak-anak diakses pada tanggal 28 Juli pukul 16:30 WIB

[Wiwik Fitri Wulandari]