√ Kata Turunan: Pengertian, Perbedaan, Cara Menulis, dan Contoh Lengkap

Kata Turunan. Banyak kata yg kadang-kadang kita temui dlm suatu kalimat atau paragraf merupakan kata turunan. Kata turunan sering disebut sama dgn kata berimbuhan. Lalu, apa yg dimaksud dgn kata turunan? Pentingkah digunakan dlm penulisan? 

Kata turunan ini penting dipahami & dipakai dlm penulisan-penulisan. Pada peluang kali ini, kita akan mempelajari tentang topik ini. Mulai dr pemahaman, jenis, perbedaan dgn kata dasar, cara menulis, & contohnya. Maka dr itu, simak hingga dgn selesai ya!

Pengertian Kata Turunan

Kata turunan atau kata berimbuhan dlm Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah kata yg terbentuk selaku hasil dr proses afiksasi, reduplikasi, atau penggabungan.

Secara lazim, dapat ditarik dikatakan bahwa kata turunan adalah suatu kata yg menerima imbuhan, yaitu merupakan hasil proses dr afiksasi, reduplikasi, atau penggabungan suatu kata yg dapat membentuk kata baru & dgn makna baru juga. 

Kata turunan merupakan hasil dr proses afiksasi, reduplikasi, atau penggabungan, oleh sebab itu, sebelum mengenali acuan-misalnya, kita mempelajari apa itu afiks, reduplikasi, & penggabungan.

Afiks yakni suatu bentuk linguistik yg keberadaannya hanya untuk melekatkan diri pada bentuk-bentuk lain, sehingga bisa menjadikan makna gres terhadap bentuk-bentuk yg dilekatinya tadi, Bentuk-bentuk yg dilekati bisa terdiri atas pokok kata, kata dasar, atau bentuk kompleks. Sedangkan afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk, baik berupa bentuk tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata-kata gres (Rohmadi, dkk, 2013:41).

Reduplikasi ialah pengulangan bentuk atas suatu bentuk dasar. Bentuk gres yg dihasilkan dr perulangan bentuk lazim disebut dgn kata ulang (Rohmadi, dkk, 2013:83). Reduplikasi dlm KBBI mempunyai arti proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti rumah-rumah, tetamu, bola-balik, dan sebagainya.

Baca Juga: 

Penggunaan Kata di yg Benar

Kata Baku & Tidak Baku

Tanda Baca

Macam-Macam Konjungsi

Ciri-ciri Afiks (Imbuhan)

Sebelum kita mempelajari kata turunan, kita hendaknya mempelajari dasarnya yg berasal dr beberapa proses, salah satunya ialah afiksasi. Rohmadi, dkk (2013:42-44) menjelaskan bahwa ada beberapa ciri-ciri afiks yg dapat dipelajari. Penjelasan perihal ciri-ciri afiks yaitu mirip di bawah ini.

1. Afiks merupakan unsur pribadi

Afiks merupakan unsur pembentuk kata-kata baru di samping unsur lainnya. Contoh: ber- + lari = berlari.

2. Afiks merupakan bentuk terikat

Sebagai unsur pribadi pembentuk kata-kata gres, afiks merupakan imbuhan & bukan bentuk bebas. Sebagai morfem, afiks tergolong morfem terikat. Ber-, Me-, Pe-, ter-, yakni acuan bentuk terikat yg tak mempunyai apa-apa sebelum mengikatkan diri pada bentuk lain.

3. Afiks melekat pada aneka macam bentuk

Afiks mesti mampu menempel pada berbagai bentuk, tak cuma pada satu bentuk tertentu. Afiks -an bisa menempel pada banyak sekali bentuk kata selaku berikut. 

Makan + -an = masakan

Tulis + -an = goresan pena.

4. Afiks tak mempunyai makna leksis

Contoh: 

Apakah makna ber-?

Apakah makna ter-?

Kita tak akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Jika dibandingkan dgn pertanyaan Apakah makna kata ber- pada berbaju?, maka mampu dikatakan bahwa afiks (ber- dan ter-) tidak punya makna leksis sebelum menempel pada unsur lain.

5. Afiks bisa mendukung fungsi gramatik

Contoh: 

Kata sifat (kata dasar) + konfiks (afiks) = bentuk kompleks (kata-kata gres)

Malas + ke-an = kemalasan

Berdasarkan afiksasi di atas, konfiks ke-an bisa mengubah jenis kata sifat menjadi jenis kata baru, yaitu kata benda. Dengan demikian, benar bahwa afiks tersebut dapat mendukung fungsi gramatik.

6. Afiks bisa mendukung fungsi semantik

Contoh:

Paku terinjak oleh Adi.

Adik terpandai di kelasnya.

Ter- pada kata terinjak, memiliki arti tak sengaja, sedangkan ter- pada kata terpandai, mempunyai arti paling. Makna baru yg ditimbulkan oleh peristiwa di atas memperlihatkan bahwa afiks mendukung fungsi semantik.

7. Afiks kedudukannya tak sama dgn preposisi

Dalam bentuk tertentu, beberapa afiks sering dikacaukan dgn preposisi yg kebetulan mempunyai bentuk yg sama. Bentuk ke- dan di- pada ketua & ke tempat tinggal serta dipukul & di rumah, mempunyai arti berbeda. Contoh:

Afiks   : Ke + bau tanah = ketua

Di + pukul = dipukul

Preposisi: ke + rumah = ke rumah

Di + rumah = di rumah

Afiks: kalau berdiri sendiri tak mempunyai makna leksis

Preposisi: kalau berdiri sendiri mempunyai makna leksis

Simpulan dr pernyataan di atas yaitu ke dan di sebagai preposisi mengandung makna leksis, yakni menunjukkan keterangan tempat & keterangan tujuan, & dengan-cara gramatis, ke dan di sebagai preposisi mempunyai sifat bebas atau berdiri sendiri, sedangkan ke dan di pada afiks tak mempunyai makna leksis & tak bisa bangkit sendiri. 

Baca Juga:

Huruf Kapital

Kata Hubung

Perbedaan Singkatan & Akronim

Kalimat Efektif

Prinsip-prinsip Kata Turunan

Ada dua prinsip yg perlu dikenali dlm kata turunan, yakni, imbuhan & bentuk terikat. Penjelasan tentang prinsip-prinsip bisa dipelajari sebagai berikut.

1. Jenis-jenis Afiks (Imbuhan)

Dalam proses morfologis bahasa Indonesia, diketahui beberapa macam afiks. Jenis-jenis afiks tersebut yg biasa digunakan dlm kata turunan. Jenis-jenis afiks berdasarkan Rohmadi, dkk (2013:45-46)  bisa dipelajari seperti berikut.

a. Prefiks (awalan)

Prefiks yakni imbuhan yg menempel di depan bentuk dasar atau kata dasar. Prefiks pula sering disebut dgn imbuhan awal atau lebih lazim disebut dgn awalan. Macam-macam prefiks, yakni, me-, di-, ber-, ter-, per-, se-, pe-, ke-, para-, pra-, & sebagainya. Contoh:

Me  +  laju = melaju

Di   +  kutip = dikutip

Ter  +  jatuh = terjatuh

b. Infiks (sisipan)

Infiks yaitu imbuhan yg melekat di tengah bentuk dasar atau kata dasar. Karena melekatnya menyisip di tengah kata dasar, maka disebut dgn imbuhan sisipan atau lazim disebut dgn sisipan. Macam-macam sisipan, yakni, -el, -em, & -er-. Contoh:

Tunjuk + -el    = telunjuk

Getar + -em  = gemetar

Gigi + -er–   = gerigi

c. Sufiks (akhiran)

Sufiks ialah imbuhan yg melekat di belakang bentuk dasar atau kata dasar. Sufiks disebut pula dgn imbuhan simpulan atau lazim disebut dgn akhiran saja. Macam sufiks yaitu, -i, -an, -kan, -nya, -wan, -wati, -man, -is, & sebagainya. Contoh:

simpulan + -i = akhiri

pukul + -an = pukulan

Kembali  + -kan =  kembalikan

semua + -nya   = semuanya

d. Konfiks (awalan-akhiran)

Konfiks atau simulfiks adalah imbuhan campuran antara prefiks & sufiks. Kedua macam afiks tersebut dapat menempel dengan-cara gotong royong pada suatu bentuk dasar pada penggalan depan & belakangnya. Macam konfiks yaitu, ke-an, ber-an, se-nya, se-an, dan sebagainya. Contoh:

Ke-an + adil = keadilan

Ber-an + tiba = berdatangan

Se-nya + baik = sebaiknya

se-an + malam = semalaman

Simulfiks 

Simulfiks dinukil dr narabahasa.id, ialah berkonsentrasi pada ciri segmental yg bisa mengganti klasifikasi suatu bentuk melalui nasalisasi. Namun, perlu diketahui bahwa tak semua yg bersimulfiks akan mengalami perubahan klasifikasi. Contoh:

Ng-  + kopi = ngopi

Ny-  + sate = nyate

2. Bentuk terikat

Bentuk terikat dlm KBBI diartikan selaku bentuk bahasa yg perlu digabung dgn unsur lain mudah-mudahan mampu digunakan dgn makna yg terang. Dikutip dr puebi.readthedocs.io, ada berbagai jenis bentuk terikat & misalnya yg perlu dimengerti. Penjelasannya mirip berikut.

Contoh bentuk terikat: antarkota

antibiotik

infrastruktur

pascasarjana

Swadaya

a. Bentuk terikat yg dibarengi kata yg berhuruf awal kapital atau singkatan yg berupa huruf kapital, dirangkaikan dgn tanda hubung (-)

Contoh: non-Indonesia

non-ASEAN

  anti-PKI

pro-Barat

b. Bentuk Maha yang disertai oleh kata turunan yg mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dgn karakter awal kapital

Contoh: Marilah kita berdoa pada Tuhan Yang Maha Pengampun.

  Mari kita memperbanyak syukur pada Tuhan Yang Maha Pengasih.

c. Bentuk Maha yang diikuti oleh kata dasar yg mengacu pada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis dirangkai.

Contoh: Tuhan Yang Mahakuasa memilih arah hidup kita.

  Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi kita. 

        3. Gabungan kata

Gabungan kata atau kata beragam di dlm KBBI bermakna adonan morfem dasar yg semuanya berstatus selaku kata yg mempunyai pola fonologis, gramatika, & semantis yg khusus menurut kaidah bahasa. Selain itu, berdasarkan Rohmadi, dkk (2013:103) kata majemuk adalah dua kata atau lebih yg menjadi satu dgn yg lain & erat sekali, serta menunjuk atau menyebabkan satu pengertian baru. 

Contoh:  panjang tangan artinya yaitu suka mencuri

  meja hijau     artinya adalah pengadilan

  ahli merah     artinya yakni api

  kumis kucing     artinya yaitu salah satu jenis taman

Perbedaan Kata Turunan dgn Kata Dasar

Perlu dimengerti, untuk membedakan kata turunan dgn kata dasar ada beberapa poin. Dikutip dr dosenbahasa.com, perbedaan antara kata turunan & kata dasar bisa dipelajari seperti di bawah ini.

1. Kata turunan

Kata turunan atau kata berimbuhan yakni kata dasar yg sudah diberi imbuhan, baik berbentukawalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), serta awalan-akhiran (konfiks). Karena santunan imbuhan tersebut, kata turunan mengalami perubahan makna. Ciri-ciri kata turunan sudah dibahas di atas.

2. Kata dasar

Kata dasar dlm KBBI diartikan sebagai kata-kata yg menjadi dasar kata yg lebih besar. Dalam istilah linguistik, kata dasar yakni dasar dr pembentukan suatu kata yg lebih besar. Kata dasar sendiri merupakan jenis kata yg mampu berdiri sendiri & tersusun atas morfem atau campuran dr morfem. Ciri-ciri kata dasar ialah sebagai berikut.

  1. Merupakan satuan paling kecil & mempunyai makna sendiri
  2. Dasar dr pembentukan kata, baik itu kata yg mempunyai imbuhan atau yg merupakan kata turunan
  3. Jika menerima imbuhan, kata dasar akan mengalami perubahan makna
  4. Kumpulan dr kata dasar mampu menjadi suatu kesatuan kalimat tanpa perlu diberi imbuhan.

Baca Juga:

Kata Kerja

Kata Majemuk

Jenis Paragraf

Nomina

Cara Menulis Kata Turunan

Di bawah ini ialah 11 cara menulis kata turunan dinukil dr haloedukasi.com, yg perlu dimengerti.

  1. Kata turunan ditulis serangkai dgn bentuk dasarnya.

Contoh: Bernyanyi, menulis, gemetar, dikerjakan.

  1. Kata turunan dihubungkan dgn tanda hubung (-) jika bentuk dasarnya bahasa abnormal.

Contoh: di-upload, men-download, meng-upgrade.

  1. Kata turunan dihubungkan dgn tanda hubung (-) bila bentuk dasarnya berawalan aksara kapital atau singkatan dgn huruf kapital.

Contoh: pro-Barat, di-PHK.

  1. Kata turunan ditulis terpisah bila bentuk dasarnya kata gabungan yg salah satu berimbuhan (bisa berbentukawalan atau akhiran).

Contoh: berjabat tangan, melakukan pekerjaan sama, bertepuk tangan, garis bawahi.

  1. Kata turunan ditulis serangkai jikalau bentuk dasarnya berupa kata gabungan yg diimbuhi awalan & akhiran (konfiks).

Contoh: menandatangani, menyebarluaskan, mempertanggungjawabkan.

  1. Kata turunan ditulis dengan-cara serangkai jikalau salah satu unsur adonan kata dipakai dlm variasi, yakni berupa kata terikat & kata bebas.

Contoh: dasawarsa, swadaya, mahasiswa, prasejarah.

  1. Kata turunan ditulis terpisah jikalau kata turunan tersebut merupakan gabungan maha dengan kata berimbuhan yg merujuk pada sifat atau nama Tuhan.

Contoh: Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun.

  1. Kata turunan ditulis serangkai jikalau kata turunan tersebut merupakan adonan maha dengan kata dasar yg merujuk pada Tuhan, kecuali, kata esa.

Contoh: Mahakuasa, Mahamulia, Mahasuci.

  1. Kata turunan ditulis serangkai jikalau kata turunan tersebut merupakan gabungan dr kata Maha dgn kata dasar tak berimbuhan & jumlah suku katanya dua buah.

Contoh: mahasiswa, mahaguru.

  1. Bentuk-bentuk terikat yg diserap bahasa Indonesia dr bahasa aneh, mirip anti, pro, dan kontra, mampu dijadikan sebagai bentuk dasar.

Contoh: Kali ini, anggota lebih banyak yg pro dibandingkan dgn yg kontra.

  1. Kata tak ditulis serangkai & ditulis terpisah bila disertai bentuk dasar yg berupa kata berimbuhan. 

Contoh: takabadi, takacuh, takakrab, takadil, tak terpisahkan, tak kepincut, tak tercapai, tak bersuara, dan sebagainya.

Contoh Penulisan Kata Turunan yg Benar

Penulisan kata turunan dlm penulisannya mesti diperhatikan, alasannya adalah masih sering terjadi kesalahan dlm penulisan kata turunan yg benar. Contoh penulisan kata turunan yg benar mirip di bawah ini.

1. Berdasarkan yg bentuknya berimbuhan awalan (prefiks)

Contoh: ter- + bakar = terbakar

me- + bantu = membantu

ber- + rambut = berambut

2. Berdasarkan yg bentuknya berimbuhan sisipan (infiks)

Contoh: suling + -er- = seruling

tali + -em = temali

getar + -el = geletar

3. Berdasarkan yg bentuknya berimbuhan akhiran (sufiks)

Contoh: pukul + -an = pukulan

sosial + -is = sosialis

Uang + -nya = uangnya

4. Berdasarkan yg berimbuhan awalan-akhiran (konfiks)

Contoh: se-an + hari = seharian

se-nya + mesti = sebaiknya

ber-an + timbul = bermunculan

5. Berdasarkan yg bentuk dasarnya dgn awalan kapital

Contoh: non- + PKI = non-PKI

non- + Indonesia = non-Indonesia

anti- + Barat = anti-Barat

di- + PHK = di-PHK

6. Berdasarkan yg bentuk dasarnya dr bahasa gila

Contoh: me- + download = men-download

me- + update = meng-update

me- + recall = me-recall

di- + upload = di-upload

7. Berdasarkan yg bentuk dasarnya berupa gabungan kata & mengalami imbuhan awalan-akhiran (konfiks)

Contoh: me- + garis bawah + i = menggarisbawahi

me- + sebar luas + kan = menyebarluaskan

me- + tanda tangan + i = menandatangani

per- + tanggung jawab + an = pertanggungjawaban

8. Berdasarkan yg bentuk dasarnya berupa gabungan kata yg salah satu katanya digunakan dlm variasi yakni berupa kata terikat & kata bebas

Contoh: ber- + jalan kaki = berlangsung kaki

ber- + jerih payah = bekerja keras

ber- + tanggung jawab = bertanggung jawab

9. Berdasarkan yg bentuk dasarnya berupa adonan Maha dengan kata berimbuhan merujuk pada nama atau sifat Tuhan

Contoh: Maha + Pengasih = Maha Pengasih

Maha + Pemurah = Maha Pemurah

Maha + Pengampun = Maha Pengampun

10. Berdasarkan yg bentuk dasarnya berupa adonan kata maha dengan kata dasar tak berimbuhan & jumlah suku katanya dua buah

Contoh: maha + bintang = mahabintang

maha + ilahi = mahadewa

maha + karya = mahakarya

maha + raja = maharaja

11. Berdasarkan yg bentuk dasarnya salah satu unsur adonan kata cuma digunakan dlm kombinasi, adonan kata tersebut ditulis serangkai.

Contoh: adi + kuasa = adidaya

aero + modeling = aeromodeling

anti + biotik = antibiotik

antar + kota = antarkota

12. Berdasarkan yg bentuk dasarnya terdiri atas kata tak

  1. Kata tak ditulis dgn cara dirangkai

Contoh: tak + ada = takada

Tak + adil = takadil

Tak + cerdik = takarif 

  1. Kata tak ditulis dgn tak dirangkai

Contoh: tak + segan = tak segan

tak + tentu = tak pasti

tak + boleh = tak boleh

Artikel Terkait:

Rapi atau Rapih?

Kesalahan Penulisan Kata Baku

Kata Ulang yg Benar

Kata Imbuhan yg Benar


Apakah Anda sedang atau ingin melakukan cara membuat buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Warga Masyarakat, buku Anda kami terbitkan dengan-cara gratis. Anda cukup merubah biaya cetak. Silahkan isi data diri Anda di : Daftar Menjadi Penulis Buku

Jika Anda Membutuhkan Referensi Tambahan, Kami Menyediakan EBOOK GRATIS yg Spesial Kami Persembahkan untuk Anda. Adapun Macam Ebook yg Bisa Anda Download sebagai Berikut:

Ebook : Cara Mudah Menulis Buku

Ebook : Rahasia Menulis Buku Ajar

Ebook : Self Publishing

Ebook : Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme

Ebook : Strategi Jitu Menulis Buku Monograf

Ebook : Cerdas Menulis Buku Referensi

  √ Penyempitan Makna Kata: Pengertian, Penyebab, dan Contoh Lengkap