√ Kingdom Plantae – Pengertian, Ciri, Reproduksi dan Klasifikasi

Kingdom Plantae – Pengertian, Ciri, Reproduksi & Klasifikasi WargaMasyarakat.Org – Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Kingdom Plantae yang dimana dlm hal ini meliputi pengertian, ciri, reproduksi & acuan, nah supaya lebih dapat mengetahui & mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Kingdom Plantae - Pengertian, Ciri, Reproduksi & Klasifikasi

Pengertian Kingdom Plantae

Kingdom Plantae (Tumbuhan hijau) adalah organisme eukariota multiseluler dgn dinding sel dr petunjuk selulosa & polisakarida sebagainya. Tumbuhan hijau memperoleh kuliner dengan-cara autotrof & segenap besar melalui fotosintesis. Cara fotosintesis memerlukan kloroplas yg mengandung pigmen klorofil a & b, xantofil, kemudian karoten.


Karbohidrat disimpan pada bentuk butir-butir zat tepung. Siklus hidupnya melibatkan 2 generasi yg saling berganti-ganti. Pertama, terdapat generasi diploid, diketahui selaku saprofit yg membentuk spora. Selanjutnya, ditonton generasi haploid yg kerap sebagai gametofit penghasil gamet (sel kelamin).


Ciri-Ciri Kingdom Plantae

Kingdom Plantae disebut pula Dunia Tumbuhan alasannya adalah beranggo- takan banyak sekali jenis tanaman. Sebagai anggota sebuah kingdom, aneka macam jenis tumbuhan mempunyai ciri-ciri biasa yg sama.


Semua organisme yg disebut tumbuhan bersifat eukariotik multiseluler dan sel-selnya terspesialiasasi membentuk jaringan & organ. Sel-sel tum- buhan memiliki dinding sel yg terbuat dr selulosa. Tumbuhan pula mempunyai klorofil, yaitu klorofik a & klorofil b, sehingga bisa melaksanakan fotosintesis untuk menyanggupi kebutuhan makanannya.


Karena mampu memenuhi keperluan makanannya dengan-cara mampu berdiri diatas kaki sendiri, maka tanaman disebut organisme autotrof. Tumbuhan menyimpan cadangan makanannya dlm bentuk tepung atau pati.


Alga hijau, alga cokelat, & beberapa jenis alga yang lain memiliki sifat yg mirip dgn tumbuhan. Tapi apakah mereka tergolong anggota Kingdom Plantae? Jawabannya yaitu bukan. Beberapa jenis alga memang memiliki klorofil & bisa melakukan fotosintesis.


Namun, mereka tak tergolong anggota Kingdom Plantae alasannya adalah beberapa alasan, misalnya alasannya adalah tubuh alga masih berupa talus (belum bisa dibedakan antara akar, batanng, & daun). Karena sifat tersebut, maka alga tak termasuk ke dlm Kingdom Plantae, akan tetapi tergolong Kingdom Protista.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Protista – Pengertian, Peranan, Klasifikasi, Struktur, Macam Dan Contohnya


Walaupun demikian, alga & tanaman mempunyai kekerabatan yg bersahabat. Tumbuhan & alga hijau mempunyai klorofil b sebagai suatu pigmen aksesoris fotosintetik. Disebut aksesoris tambahan sebab klorofil tersebut tak dimiliki oleh organisme foto- sintetik yang lain. Semua eukariotik fotosintetik menggunakan klorofil a sebagai pigmen yg terlibat dengan-cara langsung dlm konversi energi cahaya menjadi energi kimia.


Hampir semua jenis flora yakni tumbuhan darat (teres- terial). Namun, ada pula tumbuhan yg hidup di air (akuatik). Beberapa contoh tanaman akuatik yakni enceng gondok, teratai, & kangkung air. Perbedaan aksara habitat darat & air akan mendorong tibulnya perbedaan adaptasi struktural, kimiawi, & reproduksi.


Di habitat darat, sumber daya yg diperlukan organisme fotosintetik tersedia di dua tempat yg sangat berbeda. Cahaya & karbon dioksida sebagian besar tersedia di atas permukaan tanah, sementara air & nutrien mineral sebagian besar berada di dlm tanah.


Dengan demikian, tubuh tumbuhan yg kompleks memperlihatkan derajat spesialisasi struktural yg beraneka ragam pada organ-organ yg berada di bawah tanah, yakni akar, & yg di atas permukaan tanah yaitu tunas yg akan menjadi daun. Pada sebagian besar tumbuhan, pertukaran karbon dioksida & oksigen antara atmosfer & kepingan dlm yg berfotosintetis terjadi melalui stomata (lisan daun), yaitu pori mikroskopik yg lewat permukaan daun.

Pergiliran generasi tumbuhan

Reproduksi tumbuhan berjalan dengan-cara generatif dan vegetatif. Tumbuhan mempunyai daur atau siklus hidup yg disebut pergili- ran generasi atau metagenesis, mencakup generasi haploid (gametofit) & generasi diploid (sporofit).


Perhatikan Gambar diatas Kedua generasi tersebut saling bergiliran & masing-masing saling menciptakan. Gametofit mem- bentuk gamet dgn cara pembelahan mitosis & sporofit membentuk spora lewat pembelahan meiosis.


Spora didefinisikan sebagai suatu sel reproduktif yg meningkat dengan-cara eksklusif menjadi suatu organisme tanpa mesti menyatu dgn sel-sel lainnya. Sedangkan gamet yakni sebaliknya, tak mampu berkembang dengan-cara eksklusif menjadi organisme namun harus melalui penggabungan terlebih dulu.


Sel sperma (gamet jantan) membuahi sel telur (gamet betina) membentuk zigot & zigot akan berubah menjadi organisme, yaitu suatu sporofit gres.


Dalam siklus hidup semua tumbuhan sprorofit & gametofit adalah heteromorfik, artinya sporofit & gametofit berlawanan dlm hal morfologi atau bentuknya. Pada lumut dan saudara dekatnya, game- tofit (generasi haploid) yaitu tanaman yg lebih besar & rumit & merupakan suatu tahapan yg umumnya dapat kita lihat dengan-cara langsung misalnya hamparan lumut daun.


Akan tetapi, pada kalangan flora selain lumut (paku-pakuan, konifer seperti Pinus, & tum- buhan berbunga) sporofit (generasi diploid) ialah tahapan dominan, yg mampu kita amati sebagai semak, rumput, herba, maupun pohon. Berdasarkan bentuk sporofitnya (ada tidaknya biji), flora dapat dikelompokkan menjadi kalangan tanaman tidak berbiji dan golongan flora berbiji.


Tumbuhan tak
berbiji terdiri dr lumut & paku-pakuan. Kedua tanaman tersebut berkembang biak dengan-cara generatif dgn benih yg disebut spora sehingga disebut kelompok flora tingkat rendah. Sedangkan flora yg berkembang biak dgn dengan benih yg berupa biji disebut tanaman tingkat tinggi.


Tumbuhan tingkat tinggi terdiri dr tumbuhan berbiji terbuka & tanaman berbiji tertutup. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki struktur yg disebut strobilus dan tanaman berbiji tertutup memi- liki struktur yg disebut bunga. Keduanya berperan dlm pembentukan biji selaku alat perkembangbiakan.


Klasifikasi Kingdom Plantae

Kingdom Plantae terbagi menjadi beberapa filum sebagai berikut :


1. Pengertian Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

Jumlah tanaman lumut (Bryophyta) di paras bumi sekitar 25.000 spesies. Memiliki susunan tubuh lebih kompleks dibandingkan dgn Thallophyta.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Penjelasan Klasifikasi Tumbuhan Lumut ( Bryophyta Kelas Hepaticae Dan Kelas Musci ) Beserta Contohnya


1.1 Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri flora lumut, antara lain:

1) Multiseluler, bentuk tubuh pipih

2) Dinding selnya tersusun dr zat selulosa

3) Melekat pada substrat dgn tinggi antara 2 cm sampai dgn 20 cm

4) Hanya terdapat pertumbuhan memanjang, pada ujung batang terdapat sel pemula.

5) Struktur anatomi organ tubuh, antara lain :

  • Akar

Terdiri atas selapis sel, kadang dgn sekat yg tak tepat.

Berupa rizoid yg terlihat mirip benang-benang, berfungsi untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan  menyerap air serta garam-garam  mineral.

  • Batang

Dilihat dengan-cara melintang tampak potongan-serpihan sebagai berikut :

  1. Selapis sel kulit, beberapa sel di antaranya membentuk rizoid-rizoid epidermis

  2. Lapisan dalam, tersusun atas beberapa lapisan sel yg disebut korteks

  3. Silinder pusat,terdiri dr sel-sel parenkimatik yg memanjang yg berfungsi sebagai jaringan pengangkut


  • Daun

Tersusun  atas satu lapis sel,kecuali ibu tulang daun.

Kloroplas berupa seperti jala. Terdapat sel-sel mati dgn penebalan dinding berupa spiral yg berfungsi sebagai tempat persediaan air & cadangan kuliner.


6) Struktur sporofit

Sporofit berkembang pada gametofit yg hijau ibarat daun.

Memiliki klorofil, sehingga mampu berfotosintesis, selain mendapat masakan dr gametofit tempatnya menempel.


1.2 Reproduksi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Reproduksi flora lumut terjadi dengan-cara Generatif (seksual) & Vegetatif (aseksual), antara lain:


  • Reproduksi dengan-cara Generatif

Organ-organ kelamin tumbuh berkembang di ujung tunas. Organ  kelamin jantan penghasil sperma disebut Antheridium (gametangia jantan) yg berupa bulat. Organ kelamin betina penghasil ovum atau sel telur disebut Arkegonium (gametangia betina).


Berdasarkan letak gametangianya, lumut dibedakan menjadi 2, yaitu:

  1. Lumut berumah satu (homotalus), bila anteridium & arkegonium terletak dlm satu individu. Contoh : Lumut daun (Musci)
  2. Lumut berumah dua (heterotalus), bila dlm satu individu terdapat anteridium atau arkegonium saja.Contoh : Lumut hati (Hepaticae)


Pembuahan hanya berlangsung di dlm air, yg dapat dlm bentuk air hujan, air mengalir atau bahkan lapisan embun tipis , sewaktu anteridium berair, maka  sperma dilepaskan.


Sperma akan menuju ke arkegonium. Diantara beberapa sperma yg dapat mencapai sel telur dasar organ kelamin betina, hanya satu yg membuahi sel telur itu. Sehingga terbentuklah tanaman spora  (Sporofir), yg tumbuh di ujung tumbuhan bau tanah.


  • Reproduksi dengan-cara Vegetatif

Pada sporofit trdapat badan penghasil spora yg disebut sporogonium, dengan pecahan-belahan sebagai berikut :

  1. vaginula, kaki yg dilindungi sisa dinding arkegonium
  2. seta, tangkai
  3. apofisis, ujung seta yg membesar yg merupakan peralihan dr tangkai & sporangium
  4. sporangium, kotak spora
  5. kaliptra, tudung yg berasal dr tudung arkegonium sebelah atas


1.3 Metagenesis

Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

Pada biasanya flora Lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dlm hidupnya, yaitu merupakan pergantian antara fase vegetatif (generasi sporofit=penghasil spora) & fase generatif (generasi gametofit = penghasil gamet).


1.4 Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Di dlm Dunia Tumbuhan, lumut dikelompokkan ke dlm Di- visi Bryophyta. Kata Bryophyta dr bahasa Yunani, yaitu bryon (lumut) & phyton (flora). Divisi tersebut, berdasarkan bentuk gametofit & sporofitnya, dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Bryopsida atau lumut daun, Kelas Hepaticopsida atau lumut hati, & Kelas Anthoc- erotopsida atau lumut tanduk.


  • Lumut Daun (Bryopsida)

Lumut daun merupakan flora lumut yg paling terkenal. Hamparan lumut daun terdiri dr satu flora lumut daun yg tumbuh dlm kalangan yg padat, sehingga satu sama yang lain bisa sa
ling menyokong & menguatkan. Hamparan ini memiliki sifat mirip karet busa yg bisa menyerap & menahan air. Contoh lumut daun yaitu Sphagnum sp. (lumut gambut), Bryum sp. (hidup di tem- bok atau batuan yg lembab), & Aerobrysis longissima (hidup selaku epifit di hutan).


Tubuh lumut daun bisa dibedakan menjadi rizoid, batang, & daun. Rizoid merupakan deretan sel yg memanjang atau filamen se- luler, menyerupai akar pada flora tingkat tinggi. Melalui rizoid ini, lumut daun dapat menempel pada benda tempat hidupnya, misalnya saja pohon, dinding, atau bebatuan.


Sementara, fotosintesis banyak terjadi pada penggalan atas rizoid yg mirip batang atau daun. Na- mun perlu dikenang, jikalau bentuk batang, daun, maupun akar (rizoid) lumut daun tak sama persis strukturnya dgn tanaman vaskuler.


  • Lumut Hati (Hepaticopsida)

Lumut hati merupakan lumut yg kurang menyolok penam- pilannya bila dibandingkan dgn lumut daun. Tubuh masih berupa lembaran (talus) yg terbagi atas beberapa lobus. Bentuknya akan mengingatkan pada lobus hati pada binatang. Karena itu, lumut ini dinamakan lumut hati. Contoh lumut hati adalah Marchantia poly- morpha & Porella sp.


Siklus hidup lumut hati sangat mirip dgn siklus hidup lumut daun, yakni pembiakan dengan-cara seksual & aseksual. Di dlm spora- ngia, beberapa lumut hati mempunyai sel berupa kumparan, dise- but elatera, yg muncul dr kapsul.


Elatera ini akan terlepas tatkala kapsul terbuka, sehingga spora akan terpancar keluar dr kapsul. Selain itu, lumut hati pula dapat berkembangbiak dengan-cara aseksual (vegetatif ).


Sel yg berperan yaitu berkas-berkas sel kecil yg disebut dgn gemma. Oleh tetesan air hujan, gamme ini dapat terpelanting keluar dr mangkuk (talus) yg ada pada permukaan gametofit. Akibatnya, bila gemma jatuh di tempat yg cocok, gemma tersebut akan mem- bentuk individu gres.


  • Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)

Lumut tanduk mempunyai kemiripan dgn lumut hati, yakni pada gametofitnya. Bedanya, lumut tanduk memiliki sporofit yg berupa kapsul yg memanjang & berkembang mirip tanduk dr ham- paran gametofit. Contoh lumut tanduk yakni Anthoceros laevis & Notothylus indica.


2. Pengertian Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Tumbuhan hijau dgn generasi sporofit yg tambahan mayoritas & menonjol. Ciri khas dr anggota filum ini adalah daun anak sampaumur yg akan tumbuh kemudian meningkat membentuk gulungan.


Sporangia terletak di permukaan bawah daun dlm bentuk kumpulan yg disebut pori. Tumbuhan paku dibagi menjadi empat kelas, yakni paku purba (Psilophytinae), paku kawat (Lycopadiinae), paku ekor kuda (Equisetinae), & paku sejati (Filicinae).

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Sel Tumbuhan – Pengertian, Organel, Fungsi & Struktur


1.1 Ciri-Ciri Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Apabila kita membicarakan ciri tubuh tumbuhan paku, tentu akan dipelajari ukuran, bentuk, struktur & fungsi tubuhnya. Ukuran tubuh tumbuhan paku amat bervariasi, tingginya antara 2 cm hingga 5 m.


Bentuknya pun amat bermacam-macam. Ada yg berupa lembaran, perdu, pohon, & ada yg seperti tanduk rusa. Struktur tubuhnya jelas mempunyai kormus.


Artinya, kita sudah bisa membedakan an- tara akar, batang, & daunnya. Namun demikian, tumbuhan ini tak menciptakan biji. Karena itu, alat perkembangbiakan tumbuhan paku yg utama yakni melalui spora.


Akar tanaman paku bersifat endogen & berkembang ke samping ari batang. Batangnya bercabang-cabang menggarpu (dikotom) atau jika membentuk cabang-cabang ke samping, cabang-cabang gres tersebut ti- dak pernah keluar dr ketiak daun.


Pada batang terdapat banyak daun yg dapat berkembang terus hingga lama.Umumnya daun masih lebih primitit ketimbang daun flora tingkat tinggi sehingga disebut mikrofil.


Di dlm akar, batang, & daun sudah terdapat jaringan pengangkut yang tersusun atas penggalan floem & xilem yg belum terdapat pada tanaman lumut. Berkas-berkas pengangkut ini umumnya tersusun konsentris amfikribal (xilem di tengah dikelilingi oleh floem) & di dlm batang sering terdapat lebih dr satu berkas pengangkut.


Adanya berkas pengangkut menambah kekuatan untuk mendukung tunas-tunas, sehingga tanaman paku berubah menjadi tumbuhan darat dgn cabang-cabang, bahkan sudah membentuk pohon seperti yg diketahui dgn paku tiang, contohnya yaitu Cyathea sp.


Daun tumbuhan paku terdiri atas dua macam. Daun yg berukuran kecil & bersisik yg disebut mikrofil. Sementara, daun yg berukur- an besar, dinamakan makrofil. Inilah karakteristik dr flora paku. Daun merupakan tempat pembentukan sporangium dan spora.


Spo- rangium tersebut kadang kala pula terbentuk dlm ketiak daun, & cuma pada beberapa paku dgn tingkat perkembangan yg rendah sporangium pribadi terbentuk pada ujung tunas. Kumpulan sporangium pada daun disebut sorus, & daun tersebut disebut sporofil.


Daun selain sporofil ialah daun yg berfungsi untuk fotosintesis & disebut daun tropofil. Sporofil seringkali terkumpul menjadi organ khusus yg terletak di ujung batang atau cabang, disebut strobilus.


1.2 Siklus Hidup Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Seperti pada tanaman lumut, pada tanaman paku pula terjadi siklus hidup atau pergiliran dua keturunan, yakni keturunan gametofit dan sporofit. Contoh yg akan kita bahas adalah siklus hidup paku pakis. Gametofit pada flora paku dinamakan protalium atau protalus.

Siklus Hidup Pteridophyta (Tumbuhan Paku)


Protalium ini cuma berumur beberapa minggu. Bentuk protalium ini mirip jantung, warnanya hijau, & menempel pada tempat tumbuhnya dgn rizoid.


Pada protalium ini terdapat anteridium & arkegonium yg masing-masing merupakan penghasil sel jantan & sel betina yg dlm kemajuan berikutnya akan berjumpa & melebur menciptakan zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku inilah yg merupakan ke
turunan yg diploid, yakni sporofit.


Jadi di dlm siklus hidup flora paku sporofit yaitu generasi yg dominan. Selanjutnya, pada keturunan sporofit, tumbuh- an paku akan menghasilkan spora. Dan kemudian spora tersebut akan tumbuh menjadi protlium, demikian seterusnya siklus hidup berlanjut. Sebagian besar paku yakni homospora, yg mempunyai arti menciptakan satu jenis spora yg sama besar.


Pada jenis paku lain didapatkan tipe heterospor, yaitu jenis paku yg mengasilkan dua macam spora yg ukurannya tak sama. Terdapat pula tumbuhan paku yg meng- hasilkan spora yg bentuk luarnya sama namun berbeda jenis kelamin- nya. Tumbuhan ini dinamakan paku peralihan antara homospor & heterospor.


1.3 Klasifikasi Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Di dlm Dunia Tumbuhan, tumbuhan paku dikelompokkan ke dlm 4 disvisi yakni Divisi Psilophyta atau paku purba, Divisi Lycophyta (Lepidophyta) atau paku kawat, Divisi Arthrophyta atau paku ekor kuda, & Divisi Filicophyta atau paku sejati. Tiga divisi pertama adalah tum- buhan paku dgn daun berupa mikrofil sedangkan divisi yg ke empat yakni paku dgn daun berupa makrofil.


  • Paku Purba (Psilopyta)

Divisi Psilophyta disebut pula paku purba. Sesuai dgn namanya, tumbuhan paku ini sudah banyak yg punah. Jenis flora ini, yg masih ada hanya sedikit saja. Diperkirakan cuma tinggal 10 – 13 species yg berasal dr 2 genus.


Paku purba merupakan paku telanjang yang tak berdaun. Kalau pun ada, paku purba cuma mempunyai daun-daun kecil (mikrofil) yg belum terdeferensi. Oleh kesudahannya, fotosintesis berada di batang yg mengandung klorofil.


Paku purba pula ada yg belum memiliki akar. Dengan demikian, paku purba ini tak mempunyai jaringan pengangkut. Tentunya, paku ini akan mempunyai rizoid untuk memuat air & mineral.


Tumbuhan paku ini pula mempunyai sifat homospora, & banyak hidup di daerah tropis & subtropis. Contoh paku kuda yaitu Rhynia sp. yg merupakan paku purba berdaun & Psilotum nudum yg merupakan paku purba tak berdaun.


  • Paku Kawat (Lycophyta)

Divisi Lycophyta atau Lepidophyta meliputi golongan yg sudah punah maupun yg sekarang masih ada. Anggota divisi ini biasa dina- makan paku kawat alasannya adalah mempunyai batang & akar yg bercabang menggarpu. Struktur tubuhnya cukup lengkap, yg mempunyai akar, batang & daun sejati. Daunnya kecil-kecil (mikrofil), tak bertangkai & bertulang daun satu.


Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya sporofil terkumpul di ujung batang atau cabang & membentuk bangunan seperti kerucut, disebut strobilus. Bentuk ini menyerupai konus pada pohon pinus, sehingga banyak orang yg menyebut paku kawat itu sama saja pinus tanah.


Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida merupakan paku kawat yg tak mempunyai ligula, misalnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida merupakan paku kawat yg memiliki ligula, contohnya paku rane (Selaginella sp.).


  • Paku Ekor Kuda (Divisi Arthrophyta)

Divisi Arthrophyta memiliki tubuh yg cabangnya berkarang & terang kelihatan berbuku-buku & beruas-ruas. Lapisan luar (epider- misnya), mengandung silika sehingga terlihat berpasir.


Orang banyak menggunakan batang ekor kuda untuk menggosok pot ataupun kuali, sebelum ditemukan alat penggosok dr baja. Oleh karenanya, tumbuhan ini disebut pula dgn tanaman penggosok.


Daun-daun kecil mirip selaput & tersusun berkarang. Sporofil selalu berbeda dgn daun biasa, biasanya berbentuk perisai dgn sejumlah sporangium pada segi bawahnya. Sporofil tersebut merupakan badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang yg pula disebut sebagai strobilus.


Akarnya sungguh kecil & halus, terdapat pada buku-buku dr rhizoma atau pada pangkal batang. Be- berapa jenisnya ada yg memiliki semacam umbi untuk menghadapi masa yg jelek.


Paku ekor kuda merupakan tumbuhan dgn genus tunggal, yakni Equisetum. Genus ini hanya menampung kira-kira 25 spesies, sebagian hidup di darat & sebagian hidup di rawa-rawa. Contohnya yaitu paku ekor kuda (Equisetum debile).


  • Paku sejati (Filicophyta)

Tumbuhan paku sejati merupakan tumbuhan paku yg bisa sela- lu kita peroleh. Mengapa? Sebab, kita bisa menemukannya di sawah, di pekarangan rumah yg teduh, atau mungkin pada pot tanaman hias yg ada di depan rumah kita.


Paku sejati pula tergolong tanaman yg memiliki struktur tu- buh lengkap. Paku sejati sudah mempunyai akar, batang, & daun yg sejati. Batangnya ada yg tertanam di dlm tanah membentuk rihzoma.


Daunnya berupa makrofil & bentuknya bermacam-macam, bertangkai, & tulangnya bercabang-cabang. Saat masih muda, daun- nya akan tergulung pada ujungnya. Sementara, sisi bawahnya banyak terdapat sporangium.


Contoh tumbuhan paku sejati ialah paku tanduk rusa (Plathy- cerium coronarium), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku suplir (Adiantum sp.), paku sawah (Azolla pinnata), & semanggi (Marsillea crenata).


3. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Kalian tahu “kwaci”? Ya, kwaci merupakan sejenis kuliner atau camilan yg berasal dr biji tanaman, seperti biji bunga matahari & biji semangka. Biji merupakan ciri khas dr tanaman berbiji atau Spermatophyta. Selain biji, bagaimanakah ciri-ciri lazim & pengelompokan (klasifikasi) Spermatophyta?

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Penjelasan Organ Pada Tumbuhan Beserta Fungsi Dan Strukturnya


1.1 Ciri-Ciri Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Tumbuhan berbiji mempunyai generasi sporofit lebih kompleks dibanding lumut & paku. Alat perkembangbiakan terdapat pada organ bunga (kumpulan sporofil) atau berupa strobilus. Sementara itu, kumpulan sporofil pada flora paku belum membentuk bunga.


Sel kelamin (gamet) jantan terdapat dlm serbuk sari & gamet betina terdapat pada kantong embrio. Proses penggabungan sel gamet jantan (sperma) & sel gamet betina (sel telur) terjadi lewat buluh serbuk s
ari. Oleh sebab itu, Spermatophyta disebut pula Embryophyta Siphonogama.


Tumbuhan berbiji sudah mampu dibedakan dengan-cara terang menjadi akar, batang, & daun. Tubuhnya bersifat multiseluler (tersusun oleh banyak sel) dgn ukuran tubuhnya besar atau makroskopis & mempunyai ketinggian bervariasi.


Tumbuhan berbiji mempunyai jaringan pembuluh yg bervariasi & terdiri dr floem, berfungsi untuk mengangkut bahan makanan yg berasal dr daun ke seluruh tubuh tumbuhan, serta xylem, berfungsi untuk mengangkut air & mineral dr dlm tanah. Pada biasanya, tanaman berbiji (kecuali flora benalu) bersifat autotrof atau mampu mensintesis masakan sendiri lewat fotosintesis.


Oleh alasannya itu, tumbuhan berbiji merupakan organisme fotoautotrof. Sebagian besar mempunyai tempat hidup (habitat) di darat (contohnya: mangga, rambutan, & jambu). Ada pula tumbuhan berbiji yg hidup mengapung di atas air (contohnya: enceng gondok). Tumbuhan biji ber- kembangbiak dengan-cara aseksual maupun dengan-cara seksual.


1.2 Klasifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Berdasarkan ada tidaknya lapisan pelindung pada bakal biji, Divisi Spermatophyta dibedakan menjadi 2 golongan, yakni Sub divisi Gymnospermae (tanaman berbiji terbuka) & Sub divisi Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).


1.2.1 Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

Ciri khas tanaman Gymnospermae (bahasa Yunani, gymnos = ‘telanjang’ & sperma = ‘benih’ atau ‘biji’) yakni tak mempunyai pembungkus biji (ovarium). Bakal bijinya terbuka & terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil).


Pada lazimnya berupa flora berkayu dgn bermacam- macam bentuk perawakan (habitus).Tidak mempunyai bunga yg sesung- guhnya (bunga mereduksi menjadi kantong serbuk sari & bakal biji), sporofil terpisah-pisah membentuk strobilus jantan & strobilus betina.


Mempunyai sistem akar tunggang & batang tegak lurus atau berca- bang-cabang. Akar & batang berkambium, sehingga selalu menyelenggarakan pertumbuhan menebal sekunder.


Strobilus atau kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium & mikrosporangium yg terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir senantiasa dgn pinjaman angin (anemogami).


Serbuk sari eksklusif jatuh pada bakal biji, dgn jarak waktu penyerbukan hingga pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid yg masih bergerak dgn aktif.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: 8 Pengertian, Ciri Dan Contoh Tumbuhan Dikotil


Anggota Gymnospermae yg masih ada (hidup) sampai dikala ini, digolongkan menjadi 4 kelas, yakni Kelas Cycadinae, Kelas Ginkyoinae, Kelas Coniferae, & Kelas Gnetinae.


  • Kelas Cycadinae

Tumbuhan annggota kelas ini tubuhnya berkayu, mirip palem & tak atau sedikit bercabang. Sporofil tersusun dlm strobi- lus berumah dua (dalam satu strobilus terdapat 1 alat kelamin).


Strobilus jantan sungguh besar, tersusun oleh sporofil-sporofil berupa sisik, & banyak mikrosporangium. Pada strobilus betina (megasporofil), sporofil berupa sisik dgn 2 bakal biji.


Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu Cycadales & 1 suku, yakni Cycadaceae. Contohnya ialah pakis haji (Cycas rumphii) & Dioon sp. (hidup di Amerika).


  • Kelas Ginkyoinae ( sering dieja: Ginkoinae)

Anggotanya berupa pohon dioceus (berumah dua), mempunyai tunas panjang & pendek, daunnya bertangkai panjang membentuk kipas.


Mikrosporofil (benang sari) tak banyak & susunan makro- sporofil tak begitu terang, dgn dua bakal biji pada tangkai yg panjang. Kulit luar pada bijinya berdaging & kulit dalamnya keras. Kelas ini terdiri atas bangsa Ginkyoales & suku Ginkyoaceae. Contohnya adalah Ginkyo biloba.


  • Kelas Coniferae

Ciri utama anggota Coniferae adalah adanya tajuk berbentuk kerucut (Coniferae berasal dr kata conus = ‘kerucut’ & ferein = ‘men- dukung’).


Anggotanya mampu berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya berupa jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini berumah dua, namun ada pula yg berumah satu.


Kelas Coniferae terdiri dr beberapa ordo, antara lain Ordo Araucariales, Ordo Podocarpales, Ordo Cupressales, & Ordo Pinales. Ordo-ordo tersebut umumnya disusun oleh satu suku. Contoh anggota Ordo Araucariales yakni Agathis alba (Araucariaceae), teladan anggota Ordo Podocarpales yakni Podocapus imbricata (Podocarpaceae), & pola anggota Ordo Pinales ialah Pinus silvetris, Abies nordmanniana, & Pinus merkusii (Pinaceae).


Sedangkan Ordo Cupressales terdiri atas dua suku, yaitu Taxodiaceae (misalnya Sequoia gigantea) & Famili Cupressaceae (umpamanya Juniperus communis).


  • Kelas Gnetinae

Ciri-ciri Gnetinae ialah batang berkayu (mampu bercabang atau ti- dak), bunga berkelamin tunggal, & pembuahan terjadi lewat pem- bentukan buluh serbuk sari. Kelas ini terdiri atas 3 ordo, yakni Ordo Ephedrales, Ordo Gnetales, & Ordo Welwitschiales. Contoh anggota Ordo Ephedrales adalah Ephedra altissima (Ephedraceae).


Contoh ang- gota Ordo Gnetales adalah melinjo (Gnetum gnemon) yg merupakan anggota suku Gnetaceae. Tumbuhan yg banyak dibudidayakan ini lazimnya mempunyai stobilus jantan & betina yg terdapat dlm satu pohon (berumah satu). Sedangkan acuan ang- gota Ordo Welwitschiales yaitu Welwitschia bainesii (Welwitschiaceae).


1.2.2 Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)

Angiospermae (bahasa Yunani, angieo = ‘botol’, sperma = ‘biji’). Berbeda dgn Gymnospermae, tumbuhan anggota Angiospermae mempunyai biji yg dilindungi oleh bakal buah. Anggotanya dapat berupa flora berkayu atau berbatang lembap (herba), mempunyai bentuk & susunan bunga bermacam-macam. Mikrosporangia ter- mampu pada mikrosporofil yg disebut benang sari.


Berdasarkan kepingan-bagiannya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga lengkap & tak lengkap. Bunga lengkap mempunyai perhiasan bunga yg lengkap, yakni kelopak & mahkota. Bunga tak lengkap tak punya salah satu penggalan perhiasan bunga (mahkota atau kelopak). Sementara itu, menurut alat kelaminnya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tak tepat.


Bung
a sempurna mempunyai alat kelamin betina (putik) & alat kelamin jantan (benang sari), sedangkan bunga tak lengkap cuma mempunyai satu alat kelamin (putik atau benang sari saja).


Anggota Subdivisi Angiospermae dibedakan menurut jumlah daun lembaganya (cotyledon) menjadi dua kelas, yaitu monocotyledo- neae & dicotyledoneae.


  • Kelas Monocotyledoneae (Monokotil)

Ciri biasa flora monokotil adalah bijinya mempunyai satu daun lembaga yg berfungsi untuk menyerap zat masakan dr endosperma pada saat biji berkecambah. Ciri lainnya adalah bunganya memiliki serpihan-kepingan yg jumlahnya berkelipatan.

Daunnya tunggal & mempunyai tulang daun sejajar atau meleng- kung. Tumbuhan monokotil mempunyai metode akar Sebagian besar berbatang berair, namun beberapa anggota yg lain merupakan tumbuhan berkayu. Batang tak bercabang, mempunyai buku-buku & ruas-ruas yg jelas. Batang & akar flora monokotil tak berkambium, sehingga tak mengalami pertumbuhan sekunder.


Tumbuhan monokotil dibedakan menjadi beberapa ordo. Contoh ordo yg memiliki anggota yg hidup di air adalah Alismatales, yakni Hydrilla verticillata.


Ordo lain dr flora mono- kotil yakni Bromeliales. Bromeliales terdiri dr beberapa famili, antara lain Bromeliaceae [contohnya nanas (Ananas sativus)], Commelinaceae (misalnya Rhoeo discolor), & Pontederiaceae [umpamanya enceng gondok (Eichornia crassipes)].


Ordo Liliales merupakan flora monokotil yg mempunyai beberapa suku, antara lain Liliaceae, Amaryllidaceae, & Dioscoreaceae. Contoh Liliaceae adalah bawang putih (Alliun sativum), bawang merah (Allium cepa), pengecap buaya (Aloe vera), & tulip (Tulipa gesneriana).


Sedangkan Arecales merupakan ordo yg beranggotakan beberapa jenis tumbuhan yg sering kita temui di sekitar kita. Contohnya yaitu Zalacca edulis atau salak & Cocos nucifera atau kelapa. Keduanya merupakan anggota suku Arecaceae. Contoh lainnya yaitu Colocasia esculenta atau talas (Araceae).


Beberapa ordo yg lain yakni Pandanales, Cyperales, Orchida- les, Poales, & Zingiberales. Contoh anggota Ordo Pandanales yaitu pandan wangi (Pandanus amaryl- lifolius), contoh anggota Ordo Cyperales yakni rumput teki (Cyperus rotundus), & teladan anggota Ordo Orchidales ialah anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis).


Sedangkan pola anggota Ordo Poales yakni jagung (Zea mays) & bambu duri (Bambusa spinosa), & contoh ang- gota Ordo Zingiberales yakni kunyit (Curcuma domestica) & jahe (Zingiber officinale).


  • Kelas Dycotiledoneae (Dikotil)

Tumbuhan anggota kelas dikotil mempunyai ciri-ciri lazim, khususnya dikala biji berkecambah, biji mempunyai dua daun lembaga yg terbelah menjadi dua bagian. Ciri lainnya yaitu belahan-potongan bunga berkelipatan 2, 4, atau 5. Daunnya tunggal atau beragam & mempunyai tulang daun menjari atau menyirip.


Tumbuhan dikotil mempunyai metode akar tunggang, mampu berupa tumbu- han semak, herba, atau pohon. Batang bercabang dgn buku-buku & ruas-ruas tak terang. Batang & akar tumbuhan dikotil berkam- bium (di antara xilem & floem), sehingga mengalami pertumbuhan sekunder (tumbuh membengkak).


Berdasarkan susunan & ada tidaknya perhiasan bunga (mahkota & kelopak), kelas dikotil dibedakan menjadi tiga subkelas, yakni Sub-kelas Monoklamida, Subkelas Dialypetala, & Subkelas Sympetala.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: 5 Jenis Dan Struktur Anatomi Pada Akar Tumbuhan


Subkelas Monoklamida (Monochlamydae atau Apetalae), meru- pakan golongan flora tanpa perhiasan bunga atau tak dapat dibedakan antara mahkota & kelopaknya. Kalaupun ada, perhiasan bunganya cuma satu macam, sehingga disebut Monochlamydae (mono = ‘satu’ & chlamidos = ‘mantel’ atau ‘selubung’).


Pada lazimnya , perhiasan bunga yg ada adalah kelopak (sepala), sehingga disebut pula Apetalae (a = ‘tidak’ & petala = ‘daun mahkota’).


Beberapa ordo anggota Monochlamidae yakni Urticales, Piperales, Polygonales, & Caryophyllales. Contoh anggota Ordo Urticales ialah nangka (Artocarpus integra) & beringin (Ficus benjamina). Keduanya merupakan anggota suku Moraceae. Ordo Piperales, misalnya adalah suku Piperaceae, contohnya lada (Piper nigrum) & sirih (Piper betle).


Ordo Polygonales hanya mempunyai 1 suku, yaitu Poligonaceae dgn pola jenisnya yaitu air mata pengantin (Antigonon leptopus). Sedangkan pola anggota Ordo Caryophyllales (Centrospermae) yaitu berbagai jenis bayam (Amaranthaceae) & Mirabilis jalapa atau bunga pukul empat (Nyctaginaceae).


Subkelas Dialypetala (Dialypetalae), merupakan golongan tum- buhan yg mempunyai cuilan-bagian perhiasan bunga (mahkota & kelopak) terpisah satu sama lain. Pada lazimnya memperlihatkan perhiasan bunga yg lengkap.


Subkelas ini terdiri atas beberapa ordo, antara lain Ordo Rosales, Ordo Malvales, Ordo Ranales, Ordo Parietales, Ordo Myrtales, & Ordo Rutales. Contoh anggota Ordo Rosales yaitu bunga merak atau Caesalpinia pulcherrima (famili Caesalpiniaceae) & orok-orok (Crotalaria sp.) & kacang tanah atau Arachis hypogaea (fa- mili Papilionaceae).


Contoh anggota Ordo Malvales yakni bunga sepatu atau Hibiscus rosa-sinensis (famili Malvaceae), & teladan Ordo Ranales (Polycarpicae) yaitu sirsak (Annona muricata) & srikaya atau Annona squamosa (famili Annonaceae).


Contoh lainnya yaitu yg merupa- kan anggota Suku Magnoliaceae, seperti cempaka putih (Michelia alba) & cempaka kuning (Michelia champaca). Markisa (Passiflora foetida) adalah acuan anggota Ordo Parietales, yakni dr Suku Passifloraceae.


Sedangkan pola Ordo Myrtales yaitu jambu biji (Psidium guajava), & pola anggota Ordo Rutales ialah jeruk atau Citrus sp. (famili Rutaceae).


Subkelas Simpetala (Sympetalae), merupakan golongan tanaman berbunga lengkap & mempunyai cuilan-bagian perhiasan bunga (mahkota & kelopak) saling berlekatan satu sama lain. Subkelas ini terdiri atas beberapa ordo, misalnya Ordo Apocynales, Ordo Asterales, Ordo Cucurbitales, Ordo Ebenales, Ordo Rubiales, & Ordo Solanes.


Allamanda cathartica (Apocynaceae), Catharanthus roseus & melati atau Jasminum sambac (famili Oleaceae) yakni contoh anggota Ordo Apocy- nales. Contoh anggota Ordo Asterales adalah bunga matahari (Helianthus annus) & kenikir atau Cosmos caudatus (famili Asteraceae). Sem
angka (Citrullus vulgaris) yakni pola anggota Ordo Cucurbitales dan sawo bludru (Chrysophyllum cainito) yaitu acuan anggota Ordo Ebenales. Contoh anggota Ordo Rubiales ialah Ixora paludosa atau bunga soka (Rubiaceae).


Sedangkan acuan anggota Ordo Solanes yakni kentang (Solanum tuberrosum), terong (Solanum melongena), tomat (Solanum lycopersicum), kecubung (Datura metel), & cabai (Capsicum sp.), yg berasal dr Suku Solanaceae. Contoh lainnya adalah jati atau Tectona grandis (famili Verbenaceae) & leng-lengan atau Leucas lavandulifolia (famili Labiateae).


1.3 Reproduksi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Berbeda dgn flora paku & lumut, flora berbiji meningkat biak dgn bijinya. Biji terbentuk setelah terjadi pem- buahan atau reproduksi dengan-cara generatif, melalui sel-sel kelaminnya.


1.3.1 Gymnospermae

Reproduksi aseksual pada Gymnospermae lebih jarang terjadi dibandingkan reproduksi dengan-cara seksual. Berikut ini, kalian akan mem- pelajari acuan perkembangbiakan seksual pada pinus (Pinus merkusii).

Daur hidup pinus (Gymnospermae)

Pinus memiliki daur hidup yg khas. Pembuahan sel telurnya terjadi di dlm jaringan sporofit induknya. Seperti Gymnospermae pada umumnya, pinus mempunyai tajuk berbentuk kerucut (strobilus). Strobilus tersebut merupakan tempat sporangium (mikrosporangium & makrosporangium) yg menciptakan mikrospora & makro- spora.


Pada reproduksi seksual, mikrospora (gamet jantan) membelah menghasilkan serbuk sari (bersel 4) yg akan dilepaskan ke udara. Sementara itu, sel telur yg berasal dr pembelahan megaspora pula terbentuk pada strobilus betina.


Setelah serbuk sari menempel pada strobilus betina maka terjadi perkecambahan serbuk sari. Serbuk sari membentuk buluh atau tabung serbuk sari yg tipis, dgn menjinjing inti sperma menuju sel telur (dapat mengkonsumsi waktu 1 tahun). Selanjutnya, inti sperma bersatu & melebur dgn sel telur membentuk zigot. Zigot berkembang men- jadi embrio dgn mengambil masakan dr endosperm. Pada saat itu, biji membentuk struktur tambahan berupa sayap tipis.


Satu tahun kemudian, kerucut betina melepaskan bijinya satu persatu. Biji-biji yg bersayap tersebut menyebar ke tempat-tempat lain (terbang) dgn perlindungan angin. Jika biji sampai pada tempat yg sesuai maka ter- jadi perkecambahan biji, sehingga akan terbentuk flora yg baru.


1.3.2 Angiospermae

Tumbuhan Angisopermae mampu meningkat biak dengan-cara seksual maupun dengan-cara aseksual. Karena banyak dimanfaatkan oleh insan, maka jenis-jenis tumbuhan tersebut banyak dikembangkan dengan-cara aseksual oleh manusia. Secara alami, beberapa tumbuhan bahu-membahu mampu melaksanakan reproduksi aseksual dgn berbagai cara mirip dgn tunas maupun dengan-cara merunduk.


Oleh insan, reproduksi dengan-cara aseksual tersebut dilakukan dgn memakai organ vegetatif, mirip akar & batang sehingga disebut reproduksi aseksual buatan.


Organ-organ vegetatif tanaman (akar, batang, & daun) mampu ditumbuhkan menjadi flora gres dgn beberapa cara. Stek merupakan salah satu cara perkembangbiakan yg banyak dijalankan oleh insan. Teknik ini dijalankan dgn mengambil atau memangkas serpihan tubuh tumbuhan mirip akar, batang, & daun.


Contohnya yaitu pada tanaman ketela pohon, yakni dgn stek batang. Jika batang tersebut dipotong menjadi beberapa kepingan kemudian ditanam, maka masing-masing belahan tersebut akan tumbuh menjadi tanaman ketela pohon yg gres. Selain dikembangbiakkan dgn stek, flora Angiospermae pula dicangkok.


Cangkok dilaksanakan dgn menetralisir potongan tertentu kulit batang & getah tumbuhannya, kemudian ditutup dgn lumut atau serat kelapa. Setelah potongan yg dicangkok tersebut mampu membentuk akar, pecahan cangkokan tersebut dapat dipotong & ditanam.


Stek & cangkok merupakan cara perkembangbiakan vegetatif tradisional. Secara modern, perbanyakan tumbuhan pula dikerjakan melalui teknik rekayasa genetika, misalnya lewat kultur jaringan & fusi protoplas.


Nah, tentu sekarang kalian sudah kian paham perihal re- produksi vegetatif. Selain dengan-cara vegetatif, tanaman Angiospermae dengan-cara alami berkembang biak dengan-cara seksual. Reproduksi dengan-cara seksual pada spermatophyta yakni dgn membentuk biji, yg dihasilkan dr organ reproduksi yakni bunga.


Reproduksi seksual pada Spermatophyta dimulai dgn penyer- bukan atau polinasi. Polinasi merupakan proses menempelnya serbuk sari (stamen) pada kepala putik (stigma). Proses tersebut dapat terjadi dgn sumbangan angin, air, atau binatang-binatang penyerbuk (polinator). Contoh hewan polinator yakni lebah, kupu-kupu, burung kolibri, kelelawar, & lain-lain. Karena proses perkawinannya yg terang, yaitu didahului dgn polinasi, maka Spermatophyta disebut pula Phanerogame (Bahasa Yunani, phaneros = ‘tampak terang’, gamein = ‘kawin’).

bagian-bagian bunga angiospermae

Sebelum terjadi penyerbukan (polinasi), kepala sari yg telah ma- sak akan membuka. Selanjutnya, serbuk sari yg terdapat pada kepala sari tersebut akan keluar atau jatuh & menempel pada kepala putik. Bagian yg berperan dlm fertilisasi adalah putik (stigma) & benang sari (stamen). Putik terdiri dr 3 belahan, yaitu kepala putik, tangkai pu- tik, & ovulum. Sementara itu, benang sari terdiri dr kepala sari & tangkai sari.


Di dlm ovulum, terdapat megasporofit yg membelah menjadi empat megaspora. Satu megaspora yg hidup membelah tiga kali ber- turut-turut. Hasilnya berupa suatu sel besar, disebut kandung forum muda yang mengandung delapan inti.


Di ujung ovulum terdapat se- buah lubang (mikropil), sebagai tempat masuknya saluran serbuk sari ke dlm kandung forum. Selanjutnya, tiga dr delapan inti tadi me- nempatkan diri di dekat mikropil. Dua dr tiga inti disebut sel sinergid.


Sementara itu, inti yg ketiga disebut sel telur. Tiga buah inti yang lain (antipoda) bergerak ke arah kutub yg bertentangan dgn mikropil (kutub kalaza). Sisanya, dua inti yg disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga & terjadilah sebuah inti diploid (2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder.
Inti kandung forum yg telah masak, disebut megagametofit dan siap untuk dibuahi.


Serbuk sari yg jatuh pada kepala putik yg sesuai, akan berke- cambah atau menimbulkan suatu saluran kecil (buluh serbuk sari). Buluh serbuk sari kian berkembang memanjang di dlm tangkai pu- tik (stilus). Selama perjalanan buluh menuju ovulum, inti serbuk sari membelah menjadi inti vegetatif & inti generatif.


Inti vegetatif berfungsi selaku penanda arah inti generatif & akan melebur sebelum sampai ke bakal biji (ovulum). Inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yg akan menembus ovarium (bakal buah) & hingga ke ovulum (bakal biji). Di dlm ovulum, inti serbuk sari (inti sper- ma) berjumpa dgn inti sel telur, sehingga terjadi peleburan antara kedua inti tersebut.


Proses peleburan kedua inti ini, disebut pembuahan atau fertilisasi. Inti sperma yg satu akan membuahi inti sel telur mem- bentuk zigot, sedangkan inti sperma yang lain membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperma. Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan ganda.


Pada pertumbuhan selanjutnya, bakal biji akan tumbuh menjadi biji & bakal buah akan menjadi buah yg membungkus biji (pada beberapa spesies tum- buhan). Jika biji ditumbuhkan di tempat yg sesuai, biji akan berkecambah & akan memben- tuk flora yg gres.


Peranan Dunia Tumbuahan (Kingdom Plantae) dlm Kehidupan

Di dlm kehidupan, tanaman banyak memainkan peranan pen- ting. Sebagai organisme fotosintesis flora merupakan penyuplai oksigen ke lingkungan & sumber masakan bagi organisme heterotof. Karenanya di dlm rantai makanan, tanaman disebut sebagai produsen.


Tumbuhan pula merupakan penyusun utama ekosistem, utamanya ekosistem hutan. Dalam hal ini flora merupakan tempat tinggal atau habitat berbagai jenis satwa. Bahkan aneka macam jenis satwa tertentu memiliki habitat spesifik pada kanopi pepohonan, contohnya yaitu banyak sekali jenis burung & banyak sekali jenis primata arboreal.


Selain itu, setiap jenis tanaman (lumut, paku, & tumbuhan berbiji) mempunyai tugas tertentu yg khas. Secara sekilas, mungkin kalian menyaksikan tanaman lumut tak mempunyai faedah bagi kehidupan. Namun, ternyata lumut banyak berperan penting di dlm ekosistem.


Di ekosistem hutan hujan tropis, lumut berperan penting dlm mengembangkan kesanggupan hutan menahan air (water holding capacity). Selain itu, lumut pula merupakan habitat penting bagi organisme lain, utamanya populasi hewan invertebrata.


Beberapa jenis anggrek, misalnya, tak akan mampu bertahan andaikan tak ada lumut yg sehat. Bahkan lumut pula merupakan media yg baik bagi perkecambahan biji tanaman tingkat tinggi.


Selain itu, ada spesies tertentu pada tumbuhan lumut yg mampu dimanfaatkan oleh manusia/penduduk. Misalnya saja, Marchantia polymorpa, yg digunakan untuk mengobati sakit hepatitis (radang hati). Sphagnum sp. dapat dipakai selaku pembalut atau penggan- ti kapas. Selain itu, tanaman lumut pula merupakan bioindikator pencemaran lingkungan.


Bahkan aneka macam jenis lumut tertentu bisa memperlihatkan adanya kandungan materi tambang, contohnya spesies lumut yg hidup di permukaan batuan yg mengandung biji besi.


Selain lumut, flora paku yg mungkin dianggap kurang ber- faedah, ternyata banyak banyak berperan dlm kehidupan kita. Con- tohnya, semanggi (Marsellia crenata) mampu dimanfaatkan untuk dijadi- kan sayuran.


Paku rane (Selaginella wildenowi) dapat difungsikan selaku obat penyembuh luka. Dryopteris filixmas pula mempunyai kegunaan yg sama yakni sebagai materi penghasil obat-obatan.


Dalam bidang pertanian, Azolla pinata mampu dimanfaatkan seba- gai pupuk hijau tumbuhan padi di sawah. Ini dapat dilaksanakan karena tumbuhan tersebut dapat bersimbiosis dgn tumbuhan algae biru, & bisa mefiksasi atau menambat N2 di dlm tanah. Akibatnya, tanah dapat menjadi subur.


Selain itu, flora paku pula merupakan tumbuhan ornamen ta- man yg mempunyai nilai hemat yg tinggi. Sebagai tumbuhan hias tumbuhan paku mampu dijual dgn harga yg tinggi.


Jenis tanaman paku yg bisa dimanfaatkan sebagai tumbuhan hias antara lain paku sa- rang burung (Asplenium nidus), paku ekor merak (Adiantum farleyense), paku suplir (Adiantum concatum), & paku tanduk rusa (Platycerum bifurentum).


Setelah lumut & paku, tumbuhan yg paling banyak diman- faatkan insan yakni kelompok tanaman berbiji. Tumbuhan ber- biji yg berupa pohon bisa menjadi tanaman perindang, contohnya beringin (Ficus benjamina), jati, mahoni, & akasia. Selain itu, bisa pula selaku materi obat-obatan.


Obat kencing kerikil bisa diambil dr bunga matahari, Diabetes mellitus & diare bisa diatasi dgn buah apel. Sebagai minuman penghangat badan, kita sering mempergunakan jahe & temu lawak (golongan Zingiberaceae), & kayu putih (Eu- calyptus sp.). Dan sebagai obat sakit malaria kita memakai kina (Cinchona succirubra).


Tumbuhan berbiji merupakan sumber bahan pangan. Beberapa tanaman mampu digunakan selaku materi pangan, baik selaku sayur atau masakan pokok. Sumber protein contohnya kacang, kedelai. Sumber vitamin misalnya wortel, tomat, buah-buahan, & kacang-kacangan.


Sumber karbohidrat misalnya kentang, ketela pohon, ubi, padi, jagung, gandum, & sagu. Di Indonesia belahan timur (Papua & Maluku), masyarakatnya memakai sagu selaku masakan pokok (sumber karbohidrat). Sumber lemak contohnya kelapa (Cocos nucifua), kelapa sawit (Elaeis guinensis), & kacang tanah (Arachys hipogaea). Serta sumber serat misalnya buah-buahan & flora hijau.


Bahan Sandang pula bisa diperoleh dr flora bebiji, contohnya kapas (Gossypium sp.) & rami. Selain itu keindahan banyak sekali jenis bunga & tanaman berbiji yang lain merupakan aset tumbuhan hias, contohnya kamboja, beringin, palem, & anggrek. Sedangkan di bidang industri, banyak sekali jenis tanaman berbiji merupakan materi bakunya mulai dr bumbu dapur hingga mebeler.


Sebagai bumbu dapur, misalnya bawang merah, bawang putih, kencur, kunyit, laos, & cabe. Sebagai bahan kuliner & minuman misalnya kwaci, misalnya biji bunga matahari (Helianthus annus), minuman keras, contohnya dr Juniperus communis. Selain itu, emping pula merupakan contoh masakan olahan dr melinjo (Gnetum gnemon).


Selain itu gula pasir & gula jawa pula be- rasal dr tumbuhan berbiji, yatiu tebu (Saccharum officinarum) & kelapa (Cocos nucifera). Kopi & teh yg sering kita minum pula berasal dr flora berbiji yaitu Coffea sp. & Camellia sp.


Di bidang materi bangunan atau ukiran banyak sekali jenis pohon dgn mutu yg anggun merupakan bahan baku pembuatan bangunan & gesekan. Contohnya adalah Taxus baccata (Gymnospermae), damar (Agathis alba), mahoni, Podocapus imbricata, Pinus silvetris, & jati.


Demikianlah pembahasan mengenai Kingdom Plantae – Pengertian, Ciri, Reproduksi & Klasifikasi mudah-mudahan dgn adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan & pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. ? ? ?

  Manfaat Melindungi Hewan Langka