Penjelasan sekaligus pengulasan terkait dgn maksud sosiologi bersifat non etis pada hakikatnya tak akan terlepas dibandingkan dgn pemahaman tentang objek kajian sosiologi.
Dimana setiap adanya studi ihwal kehidupan sosial, bentuk perubahan sosial, penyebab sosial, & konsekuensi dr sikap manusia setiap sosiolog menyelidiki struktur kelompok, organisasi, & penduduk serta bagaimana orang berinteraksi dlm konteks tersebut. Oleh alasannya itulah, atas dasar inilah setidaknya ciri sosiologi non etis berhubungan dgn kehidupan.
Daftar Isi
Sosiologi Bersifat Non Etis
Sosiologi bersifat non etis memiliki arti bahwa pembahasan dlm sosiologi bukan untuk memperdebatkan atau mempersoalkan baik-buruknya sebuah fakta, melainkan untuk menawarkan penjelasan dengan-cara mendalam & analitis wacana bagaimana fakta tersebut mampu terjadi di lingkungan sosial.
Contoh Sosiologi Bersifat Non Etis
Contoh-teladan sosiologi bersifat non-etis, antara lain:
-
Analisis pada penduduk yg tak mematuhi protocol kesehatan
Adanya pandemi COVID-19 menimbulkan siapa saja diwajibkan mematuhi protokol kesehatan, diantaranya yakni menggunakan masker, mencuci tangan, & menjaga jarak (physical distancing) agar tak tertular virus yg menyebar dgn cepat tersebut.
Akan tetapi, banyak pula yg masih tak mematuhi protokol kesehatan yg telah dianjurkan. Masyarakat yg tak patuh bukan bermakna mereka yakni orang-orang yg buruk. Disinilah arti sosiologi berperan untuk menganalisis faktor apa sajakah yg mengakibatkan mereka tak mematuhi protokol kesehatan tersebut.
-
Analisis terhadap anak jalanan yg mengemis
Di kota-kota besar terkadang kita menyaksikan banyak bawah umur yg mengemis di jalanan. Kita tak boleh menjustifikasi begitu saja bahwa mereka yaitu belum dewasa yg jelek.
Tapi sebagai seorang sosiolog, kita mesti bisa menguraikan dengan-cara analitis argumentasi yg menimbulkan anak-anak tersebut mengemis di jalanan dr aneka macam sudut pandang, contohnya dr sisi kondisi ekonomi, latar belakang keluarga, lingkungan sekitar, & lain-lain.
-
Analisis pada seseorang yg menjadi pecandu narkoba
Tidak bisa kita pungkiri bahwa penyalahgunaan narkoba mampu menawarkan dampak yg jelek bagi para penggunanya, baik dengan-cara sosial maupun kesehatan. Tapi seorang sosiolog tak boleh serta-merta menilai bahwa para pecandu narkoba adalah orang yg buruk di penduduk .
Melainkan mesti ditelaah dengan-cara mendalam apa yg menyebabkan seseorang menjadi pecandu narkoba. Misalnya sosialisasi yg tak sempurna dlm keluarga, efek lingkungan pergaulan, atau aneka macam faktor yg lain.
-
Analisis terjadinya bentrokan atau perang antarsuku
Indonesia merupakan negara yg memiliki banyak suku bangsa. Masing-masing suku mempunyai budaya yg berlainan satu sama lain. Seringkali perbedaan tersebut mampu mengakibatkan pertengkaran antara suku yg satu dgn suku yg lain.
Dalam menganalisis terjadinya bentrokan atau perang antarsuku tersebut, seorang sosiolog tak boleh menganggap suku manakah yg lebih baik dibanding yg lain, namun harus mampu menganalisis dengan-cara mendalam hal yg melatarbelakangi terjadi bentrokan.
-
Analisis terjadinya tawuran antarpelajar
Seperti halnya tatkala menganalisis terjadinya perang suku, tatkala seorang sosiolog mencoba untuk mengkaji dengan-cara mendalam wacana terjadinya tawuran antarpelajar, ia tak boleh menganggap bahwa pelajar dr sekolah yg satu lebih baik dibandingkan pelajar dr sekolah lawannya. Tapi seorang sosiolog harus bisa menelaah kenapa pelajar dr kedua sekolah tersebut terlibat dlm tawuran.
Itulah saja postingan yg bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dgn pola kajian sosiologi bersifat non etis di masyarakat dlm kehidupan sehari-hari. Semoga saja bisa untuk memberikan pemahaman bagi seluruhnya.