√ 10 Contoh Gaya Basa Raguman (Majas Sinekdoke) Sunda

wargamasyarakat.org, Salam Haneut! wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Gaya basa raguman ialah salah satu jenis majas bahasa Sunda. Dalam bahasa Indonesia disebut pula majas atau gaya bahasa sinekdoke.

Dari hasil pencarian, diperoleh arti raguman dlm bahasa Sunda yakni rangkuman. Asalnya dr kata ragum = rangkum. Akhiran -an memberikan hasil dr kata dasar yg disebutkan.

Gaya basa raguman atau majas sinekdoke yakni gaya bahasa pertautan yg menyebut sebagian untuk menyatakan semua serpihan tersebut (pars pro toto) atau menyebut semua serpihan untuk menyatakan sebagian hal tersebut (totum pro parte/ totem pro parte).

Dari pengertian barusan, dapat ditarik kesimpulan bahwa majas raguman terbagi dua, yaitu pars pro toto & totem pro parte.

Contoh majas sinekdoke pars pro toto bahasa Sunda

Majas pars pro toto yakni menyebutkan sebagian objek, padahal yg dimaksud seluruh potongan tersebut.

Contohnya:

Geus dua poe si Kabayan teu katenjo cukang irungna. Sudah dua hari si Kabayan tak kelihatan batang hidungnya. Dalam kalimat ini yg disebutkan hanya sebagian, yakni cukang irungna. Padahal yg dimaksud yakni keseluruhan wujud si Kabayan.

Moal rek gedag bulu salambar. Tidak akan goyah bulu selembar. Yang disebut hanya bulu selembar, padahal yg dimaksud tak akan goyah/mundur seluruh anggota badan.

Sikep nyi Iteung anu lungguh timpuh andalemi ngakibatkeun kang Kabayan katarik ati. Sikap nyi Iteung yg feminim menyebabkan Kang Kabayan kepincut hati.

  √ 10 Contoh Gaya Basa Ngupamakeun, Majas Perbandingan (Simile) Sunda

Idoy nyarek Aceng nincakkeun deui suku ka imahna. Idoy melarang Aceng menginjakkan kaki lagi ke rumahnya.

Gologod imah kuring mah di handapeun awi. Teras rumah simkuringdi bawah kebun bambu.

Contoh majas totem pro parte bahasa Sunda

Majas totem pro parte yakni suatu gaya bahasa yg mengungkapan keseluruhan objek padahal yg dimaksud hanya sebagian.

Contohnya:

Pageto Bandung bakal maen di stadion Siliwangi ngalawan Inggris. Lusa Bandung akan main bola di stadion Siliwangi melawan Inggris. Padahal tak siapa pun bandung & orang inggris akan main bola di stadion Siliwangi.

Pa Lurah ngabagikeun sembako ka rahayat miskin. Pak Lurah membagikan sembako pada rakyat miskin. Padahal tak seluruh rakyat miskin dibagi sembako oleh Pak Lurah, mungkin hanya di desanya atau di kampung tertentu.

Pamarentah ngaluarkeun program perlindungan keur UMKM. Pemerintah mengeluarkan pemberian untuk UMKM. Padahal yg menerima sumbangan cuma UMKM yg mengajukan atau yg menyanggupi syarat.

Barudak sakola jaman ayeuna mah dialajarna geus dina HP. Anak-anak sekolah zaman kini belajarnya telah menggunakan HP. Padahal belum semua, masih ada sebagian yg belum menggunakan ponsel.

Mahasiswa demo ka gedong dewan. Mahasiswa demo ke gedung dewan. Padahal hanya sebagian, sebagian lagi tidak.

Baca juga: Contoh Gaya Basa Sindir, Silib, atau Alegori

Demikian, mudah-mudahan berfaedah.