wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Seperti bahasa Indonesia & yg yg lain, basa Sunda pula memiliki majas atau gaya bahasa. Penyebutan majas dlm basa Sunda yakni gaya basa.
Dikutip dr buku Pamekar Diajar Basa Sunda Kelas XI Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Hartina gaya basa model Sunda nya éta “cara ngungkapkeun asumsi ngaliwatan atawa maké basa nu has nu némbongkeun pribadi pangarang. Pangarang mindeng maké gaya basa dina karyana sangkan karasa leuwih éndah”.
Dikutip dr wikipedia, pengertian majas atau gaya bahasa model Indonesia ialah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh imbas-imbas tertentu yg membuat suatu karya sastra kian hidup.
Majas banyak digunakan dlm karya sastra, utamanya dlm puisi & rumpaka kawih. Majas pula sering dipakai dengan-cara lisan dlm percakapan sehari-hari.
Dafar Isi
Daftar Isi
Jenis Gaya Basa Sunda & Contohnya
Berikut ini macam-macam gaya bahasa Sunda lengkap dgn contoh & artinya.
1. Mijalma (Personifikasi)
Mijalma disebut oge majas personifikasi, yakni gaya bahasa yg digunakan untuk menggambarkan hewan, tanaman, atau benda mati seolah-olah hidup & berperilaku mirip manusia.
Contohnya:
Panon poe teu bosen-bosen melongkeun ringkak paripolah insan nu kumelendang di alam dunya. Mata hari tak bosan-bosan menyaksikan tingkah laris insan yg hidup di dunia.
Selangkapnya: 10 Contoh Kalimat Gaya Basa Mijalma
2. Rarahulan (Hiperbola)
Rarahulan atau majas hiperbola yakni gaya bahasa yg melebih-lebihkan, baik besarnya maupun kecilnya sehingga memberi kesan dramatis.
Contohnya:
Kaduhung sagede gunung baheula teu bener diajar. Menyesal sebesar gunung dulu tak betul-betul mencar ilmu.
Selengkapnya: 10 Contoh Kalimat Gaya Basa Rarahulan
3. Kadalon (Pleonasme)
Kadalon atau pleonasme yakni jenis majas Sunda yg menambahkan info pada pernyataan yg telah terang & tak membutuhkan keterangan tambahan.
Contohnya:
Lain ceuk beja, katempo nu panon sorangan. Bukan kata orang, tampakoleh mata sendiri.
Selengkapnya: 10 Contoh Kalimat Gaya Basa Kadalon
4. Ngupamakeun atau Perbandingan (Simile)
Gaya basa ngupamakeun, perbandingan atau simile yakni majas yg membandingkan sesuatu hal dgn hal yg yg lain dgn menggunakan kata penghubung atau kata pembanding.
Contohnya:
Makara jalma mah ulah kedul jiga si Sobri. Makara orang jangan malas seperti si Sobri.
Selengkapnya: 10 Contoh Kalimat Gaya Basa Ngumapakeun
5. Lalandian (Metafora)
Majas lalandian atau metafora yaitu menyebut sesuatu dgn nama lain atau mengundang bukan dgn nama sesungguhnya melainkan dgn membandingkan dgn barang atau orang lain.
Contoh:
Di Kota Dodol mah loba pisan kawasan wisata alam anu arendah. Di Kota Dodol aneka macam daerah wisata alam yg indah.
Selengkapnya: 10 Contoh Kalimat Gaya Basa Lalandian
6. Ngasor (Litotes)
Pengertian majas ngasor atau litotes ialah majas yg mengungkapkan perkataan dgn rendah hati & lemah lembut. Biasanya diucapkan bertentangan dibandingkan dgn hal yg ingin diungkapkan.
Contoh:
Pun anak mah sepi harti tuna ku pangabisa. Anak simkuringkurang pengetahuan & wawasan (padahal bakir & berawasan luas).
Selengkapnya: 10 Contoh Gaya Basa Ngasor atau Litotes
7. Ocon (Metonimia)
Pengertian majas ocon atau metonimia yaitu majas yg memakai sepatah-dua patah kata yg merupakan merek, macam atau lainnya yg merupakan satu kesatuan dr suatu kata.
Contoh:
Bapa angkat ka Bandung nganggo Kijang beureum. Bapak pergi ke Bandung memakai mobil Kijang merah.
Selengkapnya: 10 Contoh Kalimat Majas Ocon
8. Rautan (Eufimisme)
Pengertian majas rautan atau eufimisme yaitu gaya bahasa yg dipakai untuk memperhalus kata-kata yg dianggap tabu, kurang sopan, kasar, menyinggung, atau merugikan.
Contoh:
Pangambung abdi mah kirang mancung. Hidung simkuringkurang mancung (demés).
Selengkapnya: 10 Contoh Kalimat Majas Rautan
9. Sindir atau Silib (Alegori)
Gaya bahasa silib, sindir, atau alegori adalah majas yg menyatakan maksud tanpa dengan-cara harfiah, namun dgn cara lain seperti melalui kiasan atau citra yg mengandung efek puitis.
Contoh:
Duh kembang teh meni endah pisan. Tos diseuseup ku bangbara teu acan nya? Duh, bunga itu indah sekali. Sudah dihisap kumbang belum ya?
Selengkapnya: Contoh Kalimat Gaya Basa Sindir atau Silib
10. Raguman (Sinekdoke)
Raguman atau sinekdoke adalah gaya bahasa pertautan yg menyebut sebagian untuk menyatakan semua bab tersebut (pars pro toto) atau menyebut semua bagian untuk menyatakan sebagian hal tersebut (totum pro parte/ totem pro parte).
Contoh mars pro toto:
Geus dua poe si Kabayan teu katenjo cukang irungna. Sudah dua hari si Kabayan tak kelihatan batang hidungnya. Dalam kalimat ini yg disebutkan cuma sebagian, yakni cukang irungna. Padahal yg dimaksud adalah keseluruhan wujud si Kabayan.
Contoh totem pro parte:
Pageto Bandung bakal maen di stadion Siliwangi ngalawan Inggris. Lusa Bandung akan main bola di stadion Siliwangi melawan Inggris. Padahal tak siapa saja bandung & orang inggris akan main bola di stadion Siliwangi.
Selengkapnya: 10 Contoh Kalimat Gaya Basa Raguman
Demikianlah, mudah-mudahan bermanfaat.