wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Ejaan bahasa Sunda mana yg benar, hungkul atau wungkul? Kedua kata tersebut sering didengar dlm percakapan sehari-hari orang Sunda. Ada yg mengucapkan hungkul, ada pula yg menyampaikan wungkul.
Sebenarnya perbedaan pengucapan & penulisan kata-kata tersebut tak begitu dipermasalahkan. Semua orang Sunda sudah paham artinya. Wungkul atau hungkul dimengerti selaku kosakata Sunda yg memiliki arti dlm terjemahan bahasa Indonesia yakni ‘melulu’, ‘cuma’, ‘saja’, ‘cuma yg disebut sebelumnya’, atau ‘tidak ada temannya’.
Meskipun dengan-cara arti dianggap sama & perbedaan penulisan atau pengucapan tak mengganti makna, tetapi tak salah bila kita tahu ejaan mana yg benar berdasarkan bahasa Sunda.
Baik dlm kamus maupun tatabasa Sunda belum didapatkan bahan khusus yg memutuskan kata mana yg dianggap baku. Untuk itu, pencarian kata baku untuk kedua kata tersebut dilihat dr kata yg timbul pada kamus & tata basa Sunda.
Yang dijadikan tolok ukur untuk pencarian ini yaitu kamus Sunda – Indonesia (Maman Sumantri, dkk.) & Tatabasa Sunda Kiwari (Drs. Yayat Sudaryat, M.Hum, dkk.).
Kata yg terdapat dlm kamus & tata bahasa Sunda adalah wungkul. Kemunculan kata wungkul lebih dr satu kali. Ada pun kata hungkul sama sekali tak didapatkan dlm kamus maupun buku tata bahasa. Maka dapat disimpulkan, bahwa ejaan bahasa Sunda yg benar adalah wungkul, bukan hungkul.
Contoh kalimat:
- Teu ngeunah dahar téh sangu wungkul mah. (Makan itu tak yummy kalau nasi melulu).
- Hayu sasapu di kelas da murid teh lain urang wungkul. (Ayo menyapu di kelas alasannya adalah murid itu bukan cuma saya).
Contoh percakapan:
Pa Guru : Jang saha waé nu badé ngiringan lomba ngagambar téh? (Jang siapa pun yg mau ikutan kontes melukis itu?)
Ujang : Mung abdi wungkul Pa. (Hanya simkuringsendiri Pak)
Pa Guru : Naha ari nu sanésna ka mana? (Yang lainnya pada ke mana, kenapa tak ikutan?)
Ujang : Teu terang atuh Pa. (Simkuring tak tahu Pak).
Baca juga: Ceunah atau Cenah? Ini yg Benar Menurut Ejaan Sunda
Demikianlah, gampang-mudahan bermanfaat.