wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Puraga tamba kadenda merupakan salah satu peribahasa Sunda. Makna kiasannya menggambarkan cara seseorang melaksanakan perkerjaan. Peribahasa ini bisa pula dikategorikan sebagai paribasa nyindir orang yg tak betul-betul dlm menjalankan sesuatu.
Berikut ini penjelasan dengan-cara konotatif (makna kiasan) & denotatif (arti kata menurut kamus) & acuan kalimatnya.
Daftar Isi
Makna kiasan
Pengertian, definisi, makna atau arti paribasa puraga tamba kadenda adalah melaksanakan sesuatu dengan-cara sembarangan sekadar melaksanakan tugas agar tak dimarahi. Jika sesuatu dikerjakan tak betul-betul maka akhirnya pun tak akan optimal.
Migawe hiji masalah kalawan teu enya-enya sabab ngan saukur ngalaksanakeun panitah tamba dicarekan atawa digeunggeureuhkeun. Teu paduli hasilna alus atawa goreng, anu penting geus migawe.
Tipe orang seperti itu tak punya motivasi dlm melakukan sesuatu. Kalau ia karyawan, maka dijamin atasannya tak akan senang.
Pekerjaan itu hendaknya dilakukan & teratasi dgn benar-benar (soson-soson) & sarat tanggung jawab. Jangan melihat besar kecilnya upah & jangan sesekali minta upah duluan. Orang yg suka minta upah duluan disindir dgn paribasa Sunda “pupulur memeh mantun”.
Orang yg tekun & betul-betul dlm berkerja tak akan sukar mencari pekerjaan lantaran akan banyak yg membutuhkan.
Puraga = pekerjaan atau peran
Tamba = asal; dibandingkan dgn tidak
Kadenda atau kadengda = terdenda; didenda
Contoh kalimat
Sing balég baranggawé téh ulah puraga tamba kadengda da diburuhan. (Kerjanya yg benar jangan asal saja alasannya adalah dibayar).
Ulah puraga tamba kadenda pédah digawé di dulur. (Kerjanya jangan sembarangan mentang-mentang bekerja di saudara).
Baca juga: Arti Nista Maja Utama
Demikianlah, mudah-mudahan bermanfaat.