Teman-teman pernah jadi marketing gak?. Kalau pernah niscaya akan sering menggunakan teks negosisasi bukan?.
Kita mesti berilmu mengolah kata-kata dikala akan bernegosiasi dengan orang lain atau customer semoga bisa menghasilkan closing alias goal. Teks negosisasi mengandung 8 unsur di dalamnya selaku berikut.
Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi |
1. Partisipan
Partisipan yaitu pelaku atau negosiator (penutur dan kawan tutur). Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berlawanan. Sebagai pola pedagang dan pembeli, pebisnis dan pihak bank. Perwakilan karyawan dan delegasi perusahaan.
Dalam teks negosiasi, partisipan dibatasi dengan tanda titik dua, (teks obrolan). Mereka memakai kata sapaan, seperti bapak, ibu, mbak, mas, dan lain-lain.
2. Bahasa Santun
Teks perundingan merupakan teks untuk menciptakan akad. Jadi, bahasa yang digunakan yaitu bahasa yang santun, yaitu bahasa yang bersifat faktual dan tidak menyinggung perasaan. Sebagai acuan menunjukkan salam, memakai sapaan yang cocok dengan usia dan jabatan, dan menolak dengan kata-kata tidak bernafsu.
3. Pasangan Tuturan
Teks negosiasi berupa tuturan pribadi antara negosiator. Tuturan pribadi itu berupa tanya dan jawab antara penutur dengan mitra tutur. Misalnya:
a. mengucapkan salam—membalas salam/membisu;
b. bertanya—menjawab/tidak menjawab;
c. meminta—menyanggupi/menolak permintaan;
d. memberikan—mendapatkan/menolak usulan;
e. merekomendasikan—menerima/menolak usulan.
Contoh teks perundingan:
•Wakil siswa : “Selamat pagi, Pak!” [mengucapkan salam]
Waka kesiswaan : “Selamat pagi, silakan duduk!” [menjawab salam][mempersilakan duduk]
Wakil siswa : “Terima kasih, Pak.” [mengucapkan terima kasih kemudian duduk]
•Penjual : “Mau beli apa, Mas?” [bertanya]
Anton : “Ini Mbak mau beli kerudung untuk ibu saya.” [menjawab]
•Anton : “Wah, kok mahal, Mbak? Rp30.000,00 dihentikan?” [meminta]
Penjual : “Tidak boleh Mas, itu bahannya cantik soalnya.” [menolak usul]
4. Kalimat Persuasif
Negosiasi dilaksanakan dengan cara persuasi sehingga dalam teks perundingan terdapat kalimat persuasif. Dalam teks negosiasi, kalimat ini dibutuhkan untuk meraih tujuan akad. Contoh:
•“Mohon diturunkan, Pak. Kami akan membantu dalam pembuatan maskot, persiapan-persiapan dan lain-lain yang penting iurannya mampu turun.”
•“Iya, Mas, cocok jika digunakan sama ibu Mas.”
•“Tidak bisa tambah, Mbak? Saya yakin perjuangan ini akan sungguh sukses.
5. Kalimat Deklaratif
Dalam teks perundingan, kalimat deklaratif dibutuhkan untuk mengumumkan impian partisipan. Tujuannya agar partisipan lain mengerti wacana hal yang sedang dinegosiasikan.Contoh:
•“Kami merasa keberatan Pak dengan iuran sebesar Rp100.000,00. Kami ingin meminta dispensasi ongkos, Pak.”
•“Begini, Pak. Untuk tawaran ini tidak ada masalah, hanya untuk Rp800.000.000,00 kami dari pihak bank tidak mampu memenuhinya. Pihak bank hanya mampu memenuhi Rp500.000.000,00 dengan bunga 5%.”
6. Kalimat Interogatif
Dalam teks negosiasi, kalimat interogatif diperlukan untuk menanyakan informasi wacana hal yang sedang dinegosiasikan. Contoh:
•“Ada apa dengan iuran PHBN?”
•“Mau beli apa, Mas?”
•“Ini berapa, Mbak?”
7. Ungkapan Kesepakatan
Ungkapan janji yakni kata atau kalimat yang mengungkapkan makna bahwa permasalahan perundingan telah final dan keduanya meraih tujuan yang sama.Contoh:
•“Ya telah, Mbak Rp45.000,00, aku ambil yang ini.”
•“Baiklah, Bu Rp650.000.000,00 tidak apa-apa.”
•“Baiklah aku akan mengusulkan Rp75.000,00, tetapi kau harus mengoordinasikan teman-sahabat untuk membantu persiapan–antisipasi sekolah.
8. Unsur Kebahasaan Lainnya
Unsur kebahasan lainnya ialah kalimat langsung, kata sapaan, ucapan salam, dan pronomia persona. Gambar: disini