Rumah Adat Papua – Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia, di sana terdapat bermacam-macam bangunan tradisional yg khas & unik. Bangunan-bangunan khas Papua ini kemudian diketahui dgn sebutan rumah akhlak Papua.
Setidaknya terdapat 7 jenis rumah akhlak Papua yg ada di tanah Papua. Kira-kira bagaimana ketujuh jenis rumah etika Papua tersebut?
Bagaimana keunikan & ciri khas dr bangunan tradisional tersebut? Untuk mengenali jawabannya, yuk kita simak klarifikasi lengkapnya dgn scroll ke bawah postingan ini sampai akhir ya.
Daftar Isi Artikel
Rumah Adat Papua
Rumah akhlak Papua merupakan rumah tradisional yg banyak dibangun di kawasan Papua. Setiap rumah tradisional yg dibangun tentulah memiliki ciri khas & keunikannya masing-masing.
Keunikan & ciri khas rumah tradisional Papua merupakan tanda & identitas suku yg mendiami tanah Papua. Suku yg banyak mendiami tanah Papua diantaranya adalah suku Dani. Mereka banyak tinggal di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Selain suku Dani, terdapat pula beberapa suku yang lain yg pula membangun rumah tradisional sebagai identitas keberadaan mereka, seperti suku Lani, suku Korowai, serta pedalaman lainnya.
Rumah-rumah tradisional tersebut dibangun dgn arsitektur yg khas & mengandung nilai-nilai berdasarkan kepercayaan yg penduduk setempat anut. Bahkan tak jarang, rumah etika Papua lebih banyak dibangun dgn tujuan untuk menghindari gangguan roh jahat.
7 Jenis Rumah Adat Papua
Rumah budpekerti Papua dibedakan menjadi 7 jenis rumah tradisional. Setiap jenis bangunan rumah dibangun dgn fungsi & nilai filosofis yg terkandung di dalamnya.
Adapun ketujuh rumah budbahasa Papua meliputi rumah akhlak Honai, rumah budbahasa Ebei atau Huma, rumah etika Wamai, rumah budbahasa Hunila, rumah Pohon, rumah Kariwari, & rumah Rumsram. Untuk klarifikasi ketujuh rumah budbahasa Papua yaitu sebagai berikut.
No | Rumah Adat Papua |
1 | Rumah Adat Honai |
2 | Rumah Adat Ebei atau Huma |
3 | Rumah Adat Wamai |
4 | Rumah Adat Hunila |
5 | Rumah Adat Pohon |
6 | Rumah Adat Kariwari |
7 | Rumah Adat Rumsram |
Rumah Adat Honai
Salah satu rumah budpekerti yg terdapat di tanah Papua ialah rumah Honai. Rumah etika Honai merupakan rumah tradisional khas Papua yg dibangun oleh suku Dani, suku Lani, & suku-suku asli Papua yang lain.
Meskipun rumah ini berasal dr Papua, tetapi tak semua daerah mempunyai kekayaan berupa bangunan tradisional ini. Karena bangunan tradisional honai hanya dapat ditemui di beberapa lembah & pegunungan potongan tengah Papua, yakni di potongan lembah Baliem, lembah Wamena, serta pegunungan Toli.
Keunikan bangunan Honai sudah tampak dr luar bangunan yg terlihat ibarat jamur besar. Bangunan ini dibikin dgn atap yg bulat & mengerucut ke atas. Rumah dibangun dgn atap & dinding yg khas & berbahan material alami.
Rumah etika honai merupakan rumah yg dibangun berskala kecil mungil dgn tinggi 2 sampai 2,5 meter. Bangunan khas Papua ini tak dilengkapi dgn ruang tamu, kamar tidur, ataupun dapur.
Bangunan kecil ini cuma memiliki satu pecahan yg digunakan selaku tempat perapian, serpihan tersebut biasanya berada di tengah bangunan. Di tempat tersebut biasanya keluarga berkumpul & menghangatkan diri gotong royong.
Rumah Honai dibagi menjadi dua tingkat, kedua tingkat dihubungkan dgn tangga dr bawah ke atas. Lantai dasar bangunan biasa dipakai untuk berkumpul & menjamu tamu yg datang, sedangkan lantai atas biasa digunakan untuk beristirahat & tidur.
Rumah tradisional Honai hanya mempunyai satu buah pintu masuk yg berukuran kecil. Apabila hendak keluar masuk rumah, maka orang harus membungkukkan badan.
Karena bentuknya yg mungil, sehingga tatkala berada di dlm kita tak mampu berdiri tegak. Di dlm bangunan terdapat kayu yg berjarak 1 meter dr lantai.
Bangunan Honai pula tak dilengkapi jendela. Hal ini dilakukan biar udara acuh taacuh tak masuk ke dlm rumah, serta mampu melindungi pemilik rumah dr serangan binatang buas yg mengancam mereka.
Karena dibangun di kawasan pegunungan, sehingga bentuk rumah Honai dilengkapi dgn atap yg menutup hingga ke bawah. Hal ini dikerjakan dgn tujuan untuk melindungi seluruh permukaan dinding semoga tak terkena air hujan, serta meredam hawa cuek supaya tak hingga masuk ke dlm rumah tersebut.
Rumah Honai merupakan rumah yg menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, salah satunya adalah nilai kesatuan & persatuan sesama suku.
Contoh nilai persatuan yg mereka implementasikan ialah Honai cuma dibangun & dihuni oleh para kaum pria dengan-cara bantu-membantu tanpa terkecuali.
Bangunan tradisional ini pula diyakini sebagai budaya warisan dr para leluhur penduduk Papua untuk selama-lamanya, sehingga sudah menjadi tugas mereka untuk terus melestarikannya.
Rumah Adat Ebei atau Huma
Rumah akhlak Papua yg kedua ialah rumah budpekerti Ebei. Jika rumah Honai dikhususkan bagi pria, berbeda dgn rumah budpekerti Ebei yg justru dikhususkan bagi perempuan. Rumah Ebei atau pula dikenal penduduk Papua dgn istilah rumah huma.
Meski berguna yg berlawanan dgn rumah honai, namun rumah ebei ini memiliki arsitektur bangunan yg sama dgn rumah honai.
Di dlm rumah akhlak Papua ini pula dilangsungkan proses pendidikan oleh para kaum perempuan. Para ibu akan mengajarkan belum dewasa mereka banyak nilai-nilai kehidupan. Besar harapan semoga anak perempuan mereka mampu berkembang menjadi perempuan akil balig cukup akal yg bijaksana bahkan sebelum mereka menikah.
Selain itu, di dlm rumah ebei perempuan melakukan banyak kegiatan sehari-hari, mirip menciptakan kerajinan tangan & saling bercengkerama antar perempuan yang lain.
Rumah Adat Wamai
Ada satu lagi jenis rumah etika Papua yg diketahui dgn istilah rumah budpekerti wamai. Berbeda dgn rumah honai & wamai, rumah wamai merupakan bangunan yg dikhususkan untuk menyimpan hewan ternak.
Bangunan rumah budbahasa Wamai cenderung fleksibel & lebih besar dibandingkan rumah honai pada umumnya. Hal ini dikarenakan bangunan tradisional ini disesuaikan dgn jumlah peliharaan yg dimiliki & ukuran binatang tersebut. Meskipun begitu, arsitektur bangunan wamai mirip bangunan Honai.
Rumah Adat Hunila
Rumah budpekerti Papua selanjutnya adalah rumah Hunila. Rumah tradisional Papua tersebut mirip ibarat rumah Honai & Ebei, namun bangunan Hunila bentuknya lebih panjang & lebih luas dibandingkan dgn rumah Honai.
Bangunan rumah Hunila dibuat dr bahan material alami & ramah lingkungan. Bangunan rumah Hunila dibentuk dgn memakai kayu yg disusun memanjang & membentuk persegi. Kemudian, rumah Hunila dilengkapi atap yg yang dibuat dr jerami atau daun aren yg kering.
Selain itu, bangunan khas Papua ini cuma dilengkapi dgn dua pintu saja tanpa ada jendela. Mereka tak melengkapi jendela pada rumah alasannya kondisi alam yg begitu hambar memaksa mereka melindungi diri dr cuaca yg ekstrim di Papua.
Bentuk bangunan rumah Hunila dibuat lebih besar & lebih panjang, karena bangunan tradisional ini lebih difungsikan selaku dapur lazim bagi masyarakat lokal untuk membuat makanan.
Pada biasanya, rumah Hunila biasa dipakai para wanita untuk mengolah makanan sagu atau mengkremasi ubi. Setelah selesai memasak, para perempuan ini mengantarkan masakan pada Pilamo & seluruh keluarganya.
Rumah Adat Pohon
Rumah adab Papua selanjutnya ialah rumah pohon. Rumah ini biasa dibangun oleh suku pedalaman asli Papua, yakni suku Korowai.
Rumah pohon dibangun di atas dahan pohon dgn ketinggian sekitar 15 hingga 50 meter. Rumah tradisional ini dibangun dgn tujuan biar sang penghuni dapat terlindungi dr serangan binatang buas di pedalaman hutan.
Di sisi lain, suku Korowai sengaja membangun rumah pohon pula bertujuan untuk menghindari gangguan roh jahat yg diketahui dgn sebutan “laleo”. Menurut kepercayaan suku Korowai, Laleo merupakan makhluk jahat atau iblis kejam yg berjalan seperti jenazah hidup & berkeliaran pada malam hari.
Dengan bangunan Pohon yg dibangun semakin tinggi, suku Korowai percaya maka pula akan kian terhindar dr roh-roh jahat yg bergentayangan pada malam hari.
Rumah Adat Kariwari
Rumah budpekerti Kariwari merupakan salah satu rumah adab Papua. Rumah Kariwari merupakan bangunan tradisional suku Tobati-Enggros yg tinggal di tempat sekitar Teluk Youtefa & Danau Sentani, Jayapura. Rumah budbahasa Kariwari biasa dihuni oleh remaja suku Tobati-Enggros yg berumur 12 tahun ke atas.
Bangunan rumah budpekerti Papua ini cukup unik sebab bangunannya berbentuk limas segi delapan yg dibuat dr materi material kayu besi, bambu, & pula daun sagu hutan. Rumah tersebut dibangun dgn ketinggian 20 meter.
Rumah Kariwari pula tergolong rumah yg cukup terbaru dgn desain yg mewah & berkelas. Selain itu, bangunan rumah adab Kariwari lazimnya terdiri dr dua lantai & dibagi menjadi tiga ruangan yg mempunyai fungsi yg berbeda-beda.
Jika beberapa rumah adat Papua sebelumnya digunakan sebagai rumah residensial, maka rumah Kariwari lebih difungsikan selaku bangunan tempat untuk edukasi & ibadah.
Rumah adab Kariwari memiliki beberapa kegunaan lainnya, yakni:
- Sebagai tempat tinggal & istirahat.
- Sebagai tempat pembelajaran remaja suku Tobati-Enggros perihal makna kehidupan bagi para kaum laki-laki.
- Sebagai tempat pertemuan para pembesar & tokoh suku Tobati-Enggros.
- Sebagai tempat meditasi & berdoa pada para leluhur.
- Sebagai tempat penyimpanan bahan pangan.
- Sebagai tempat penyimpanan keperluan suku & alat tradisional suku tersebut.
Rumah Adat Rumsram
Rumah Rumsram merupakan rumah adat Papua yg biasa dihuni oleh suku Biak Numfor. Bangunan ini masih mampu ditemui di kawasan pantai utara Papua.
Rumah Rumsram adalah rumah yg difungsikan sebagai tempat acara belajar mengajar bagi kaum pria.
Bangunan rumah Rumsram unik & khas, alasannya adalah bangunannya dibentuk dgn atap seperti perahu terbalik. Atap bangunan Rumsram didesain berkaitan dgn profesi pada umumnya masyarakat suku Biak Numfor, yakni selaku pelaut atau nelayan.
Selain itu, rumah budpekerti Rumsram pula digunakan sebagai tempat pembelajaran bagi para kaum pria dlm menempuh ilmu berumah tangga, ilmu selaku laki-laki sampaumur & bertanggung jawab.
Rumah budpekerti Papua ini dibangun dgn lantai yg terbuat dr kulit kayu, dinding dr bambu air & pelepah sagu. Serta penggalan atap rumah Rumsram yang dibuat dr materi material daun sagu yg sudah dikeringkan.
Rumah Rumsram pula mengadopsi konsep rumah panggung dgn tinggi rumah sekitar 6 sampai 8 meter. Rumah budpekerti Rumsram cuma didedikasikan bagi laki-laki, & perempuan tak diperbolehkan masuk ke dalamnya.
Orang pula mengajukan pertanyaan
Apa nama rumah etika dr Papua & apa keunikannya?
Bagaimana materi bangunan rumah budbahasa Honai?
Apa sajakah Bahasa Daerah Provinsi Papua?
Penutup
Demikian klarifikasi mengenai rumah adab Papua yg berhasil wargamasyarakat tulis buat kau. Begitu melimpah kan kekayaan budaya Indonesia? Yuk datangi halaman wargamasyarakat yang lain, semoga kita makin mengenal Indonesia & kebudayaannya.
Rumah Adat Papua
Sumber Refrensi:
@https://www.orami.com/magazine/rumah-budbahasa-papua/
@https://prasstyle.com/rumah-akhlak-papua/