Pakaian Adat Aceh – Aceh merupakan wilayah Indonesia yg berada di ujung paling barat, berbatasan langsung dgn Malaysia & Samudera Hindia. Karena letaknya tersebut maka Aceh dahulu menjadi daerah persinggahan bagi para pedagang & penyebar agama dr Timur Tengah.
Pakaian adat Aceh pun sungguh dipengaruhi oleh kebudayaan melayu & islam. Pakaian adat Aceh biasa dipakai pada dikala upacara penting, seperti ijab kabul & pula dikala memperlihatkan tarian adab.
Dalam kehidupan sehari-hari, gaya berbusana penduduk Aceh tak terlepas dr syariat islam sehingga Aceh sering disebut pula selaku serambi Mekah. Aceh terkenal dgn Pulau Sabang nya yg merupakan titik kilometer nol ujung barat Indonesia.
Selain itu Aceh pula diketahui dgn satria perempuan nya Cut Nyak Dien. Kebudayaan yg dimiliki Tanah Rencong ini tak kalah menarik, misalnya tari saman yg terkenal hingga ke luar negeri. Akulturasi dgn nuansa islam terasa sangat kental.
Pakaian akhlak Aceh, baik pria maupun perempuan memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini tentu saja membuatnya mempesona & tak biasa. Pakaian ini memperlihatkan status sosial dlm penduduk Aceh pada jaman dahulu. Busana budpekerti Aceh untuk laki-laki & perempuan yaitu selaku berikut:
Daftar Isi
Pakaian Adat Aceh Untuk Pria
Baca Juga: Pakaian Adat Bali
Peukayan Linto Baro Merupakan busana adat yg didedikasikan bagi pria. Mulanya busana ini digunakan untuk menghadiri upacara budbahasa & kesibukan pemerintahan pada zaman kerajaan islam yaitu Samudera Pasai & Perlak.
Pakaian ini terdiri dr tiga belahan penting yg tak terpisahkan, yaitu penggalan atas, tengah & cuilan bawah. Berikut ulasan lengkap dr 3 cuilan penting dr Linto baro tersebut & 1 senjata tradisional sebagai tambahan:
1. Meukasah
Meukasah yakni busana akhlak Aceh berupa baju yg ditenun menggunakan benang sutra. Baju Meukasah biasanya berwarna hitam, hal ini dikarenakan penduduk Aceh mempercayai bahwa warna hitam ialah lambang kebesaran.
Baju ini tertutup pada penggalan kerah & terdapat sulaman yg dijahit menggunakan benang emas. Ditenggarai hal ini terjadi alasannya adalah perpaduan antara budaya Aceh & China yg dibawa oleh para penjualyg melintas.
2. Sileuweu
Sileuweu atau Cekak Musang merupakan celana panjang berwarna hitam yg digunakan oleh laki-laki Aceh. Celana ini yang dibuat dr kain katun yg ditenun & melebar pada bagian bawahnya. Pada cuilan tersebut diberi hiasan sulaman yg terbuat dr benang emas dgn contoh yg indah.
Dalam penggunaannya celana ini dilengkapi dgn kain sarung songket yg dibentuk dr sutra & diikatkan di pinggang. Kain sarung ini biasa diketahui dgn sebutan Ija Lamgugap, Ija krong atau Ija Sangket yg memiliki panjang di atas lutut.
3. Meukeutop
Meukeutop merupakan epilog kepala yg melengkapi busana etika Aceh. Penutup kepala ini berupa kopiah yg mempunyai bentuk lonjong ke atas. Meukeutop dihiasi dgn lilitan yg di sebut dgn tengkulok.
Tengkulok adalah kain tenun sutra yg dilengkapi dgn bentuk bintang persegi delapan yg terbuat dr emas maupun kuningan.
Meukotop yg merupakan mahkota laki-laki ini pula tergolong bukti kuatnya dampak islam yg berasimilasi dlm kebudayaan masyarakat di Aceh.
4. Rencong
Rencong yaitu senjata tradisional penduduk Aceh yg sangat khas. Senjata tradisional yg bernama Rencong atau Siwah digunakan selaku penghias yg diselipkan di belahan pinggang. Senjata ini mempunyai kepala yg yang dibuat dr emas atau perak yg dihiasi dgn permata.
Rencong merupakan belati yg berupa seperti karakter L. Pada jaman dulu rencong yg memiliki dekorasi dipakai oleh para sultan & pembesar. Sedangkan untuk rakyat, bagian kepala rencong lazimnya yang dibuat dr tanduk hewan. Mata belatinya sendiri terbuat dr besi berwarna putih atau kuningan yg diasah tajam.
Pakaian Adat Aceh Untuk Wanita
Baca Juga: Pakaian Adat Riau
Peukayan Daro Baro merupakan pakaian adat Aceh yg didedikasikan bagi wanita. Pakaian ini berwarna lebih cerah kalau dibandingkan dgn busana laki-laki & banyak variasi.
Biasanya busana ini berwarna merah, hijau, ungu & kuning. Peukayan Daro Baro memiliki lebih banyak dekorasi selaku pelengkapnya.
Seperti Linto Baro, Daro Baro pula terdiri dr tiga cuilan yaitu kepingan atas, potongan tengah & bagian bawah. Pakaian ini pula masih menggunakakan ciri yg islami. Bagian-serpihan Daro Baro ialah sebagai berikut:
1. Baju Kurung
Dari bentuknya Baju Kurung merupakan adonan dr kebudayaan Melayu, Arab & China. Baju ini berbentuk longgar dgn lengan panjang yg menutupi lekuk badan wanita.
Baju ini pula menutupi penggalan pinggul yg merupakan aurat. Pada jaman dahulu baju ini dibuat menggunakan tenunan benang sutra. Baju kurung mempunyai kerah pada belahan leher & bagian depannya terdapat boh dokma.
Dibagian pinggang dililitkan kain songket khas Aceh atau yg lazimdisebut dgn Ija Krong Sungket. Kain ini menutupi pinggul & baju potongan bawah yg diikat memakai tali pinggang yg dibuat dr emas maupun perak.
Tali pinggang tersebut diketahui dgn nama taloe ki ieng patah sikureueng yg memiliki arti tali pinggang patah sembilan.
2. Celana Cekak Musang
Sama mirip celana pada laki-laki. Cekak Musang pula memiliki bentuk melebar pada potongan bawah, tetapi mempunyai warna yg cerah sesuai dgn baju yg dipakai. Celana ini pula dilapisi dgn sarung tenun yg menjuntai sampai ke lutut.
Biasanya pada pergelangan kaki celana ini terdapat hiasan berupa sulaman benang emas yg mempercantik tampilannya. Celana ini pula sering dipakai perempuan Aceh dlm persembahan tarian tradisional.
3. Perhiasan
Perhiasan yg dipakai untuk melengkapi busana adab Aceh bagi perempuan beraneka ragam. Seperti Patam Dhoe yg berupa mahkota, pada serpihan tengahnya diukir memakai motif daun sulur.
Mahkota ini terbuat dr emas dgn belahan kanan & kirinya dihiasi oleh motif pepohonan, daun & bunga. Pada bagian tengahnya diukir kaligrafi bertuliskan Allah & Muhammad memakai abjad arab.
Motif tersebut lazimdisebut dgn bungong kalimah yg dikelilingi oleh kembang-kembang & bulatan-bulatan yg mempunyai arti bahwa perempuan tersebut sudah menikah & menjadi tanggung jawab sang suami.
Selanjutnya yakni anting-anting yg disebut dgn subang yg terbuat dr emas dgn motif bulatan kecil atau boh eungkot. Hiasan pada pecahan bawahnya berbentuk rumbai untuk memperindah tampilannya.
Selain itu pula terdapat subang lain yg disebut dgn subang bungong mata uroe atau anting yg berbentuk seperti bunga matahari.
Kemudian ada kalung yg dibentuk dr emas yg mempunyai enam buah keping bentuk hati & satu buah keping berbentuk menyerupai kepiting. Kalung ini oleh penduduk Aceh biasa dikenal dgn sebutan Taloe Tokoe Bieng Meuih.
Ada pula kalung yg yang dibuat dr emas bermotif daun sirih, & pula kalung azimat yg mempunyai manik-manik bermotif boh bili. Lalu ada gelang tangan atau Ikay, Gleuang Goki atau gelang kaki & pula cinci Euncien Pinto Aceh yg yang dibuat dr emas kuning maupun putih.
Demikianlah macam pakaian etika Aceh & penggalan-bagiannya yg diterangkan dengan-cara lengkap. Kedua busana adat Aceh tersebut lazimnya dipakai dikala akad nikah. Sebagai warga Indonesia.
Alangkah baiknya jikalau kita turut mempertahankan kelestarian budaya & budbahasa istiadat dr bermacam-macam suku yg ada di Nusantara. Cara menjaganya salah satunya dgn menggunakan busana adat yg kita miliki tatkala melangsungkan ijab kabul.