Perhatikan cuplikan teks berikut.
Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua golongan siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berlainan di sekolah tersebut. Kelompok pertama adalah mereka yang kurang mempunyai kepedulian kepada penggunaan bahasa yang bagus dan benar. Hal ini terlihat pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang berdasarkan sindiran siswa kalangan kedua sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan.
Cuplikan tersebut dibentuk oleh kalimat yang panjang-panjang. Hal itu karena kalimat-kalimatnya dibuat oleh campuran dua buah kalimat atau lebih. Hasil penggabungan itu lalu membentuk kalimat baru. Salah satunya berupa kalimat majemuk bertingkat.
Jenis Kalimat Majemuk Bertingkat dan Contohnya
Kalimat beragam bertingkat terbagi ke dalam berbagai jenis, antara lain sebagai berikut.
1. Kalimat beragam hubungan balasan, ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh:
a. Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit.
b. Penjelasan diberikan seminggu sekali sehingga belum dewasa mampu mengerjakan peran-peran mereka dengan teratur.
2. Kalimat beragam korelasi cara, ditandai oleh kata penghubung dengan.
Contoh:
a. Kejelasan PSMS Medan berhasil menjaga kemenangannya dengan memperkokoh pertahanan mereka.
b. Dengan cara menggendongnya, anak itu ia bawa ke tempat tinggal orang tuanya.
c. Pemburu itu menanti di atas bukit dengan jari telunjuknya melekat pada pelatuk senjatanya.
3. Kalimat majemuk kekerabatan sangkalan, ditandai oleh konjungsi seolaholah, seakan-akan.
Contoh:
a. Keadaan di dalam kota kelihatan damai, seakan-akan tidak ada sebuah apa pun yang terjadi.
b. Dia diam saja seakan-akan dia tidak mengetahui dilema yang terjadi.
c. Ia pun menghapus wajahnya seakan mau melenyapkan pikirannya yang resah itu.
4. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh:
a. Pura-pura tidak tahu padahal beliau tahu banyak.
b. Para tamu sudah siap, sedangkan kita belum siap.
5. Kalimat beragam hasil, ditandai oleh konjungsi makanya.
Contoh:
a. Tempat ini licin, makanya Anda jatuh.
b. Yang datang bermuka seram, makanya saya lari ketakutan.
6. Kalimat majemuk kekerabatan klarifikasi, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
Contoh:
a. Berkas riwayat hidupnya menawarkan bahwa dia adalah seorang pelajar pola.
b. Kebun ini sudah dibersihkan ayah, yaitu dengan memangkas dan menebang belukar yang berkembang di sekitarnya.
c. Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kalangan siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut.
7. Kalimat beragam hubungan atributif, ditandai oleh konjungsi yang.
Contoh:
a. Pamannya yang tinggal di Bogor itu, sedang dirawat di rumah sakit.
b. Istrinya yang tiba bareng beliau itu, seorang insinyur.
c. Laki-laki yang berbaju putih itu yaitu kakekku dari Ibu.
d. Kelompok pertama ialah mereka yang kurang mempunyai keperdulian kepada penggunaan bahasa yang baik dan benar.
e. Hal ini terlihat pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang berdasarkan sindiran siswa kalangan kedua sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan.