Pakaian Adat Aceh – Pakaian adat mempunyai makna serta menggambarkan identitas, letak geografis, serta status sosial di tempat tertentu. Tidak terkecuali di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, disana pula terdapat busana khas yg lalu dikenal dgn sebutan pakaian akhlak Aceh.
Nah, pada artikel kali ini kita akan mencar ilmu bareng mengenai pakaian adab khas Provinsi Aceh. Mulai dr nama busana, jenis-jenis pakaian yg dikenakan para kaum laki-laki, pakaian untuk para kaum perempuan, serta pakaian untuk para kaum belum dewasa.
Semua wacana busana adat Aceh telah terangkum pada postingan di bawah ini. Jadi, yuk scroll ke bawah & simak penjelasannya hingga tuntas ya.
Daftar Isi Artikel
Pakaian Adat Aceh
Pakaian adab merupakan pakaian khas yg menjadi identitas sebuah kelompok etnis, letak geografis, & status sosial di daerah tertentu. Pakaian etika Aceh sendiri merupakan pakaian khas yg banyak dikenakan oleh masyarakat Aceh & menjadi identitas dr masyarakat tersebut.
Pakaian-busana budpekerti ini biasanya digunakan pada dikala upacara, program penyambutan maupun pertunjukkan adat khas Aceh.
Daerah Indonesia bab barat ini memiliki ragam jenis busana budpekerti yg kaya akan makna & ciri khasnya. Pakaian budbahasa Aceh merupakan hasil akulturasi budaya Islam & Melayu yg kemudian meningkat & menjadi budaya gres.
Nama Pakaian Adat Aceh
Pakaian budpekerti Aceh memiliki beberapa bab atau jenis yg tiap-tiap bab mempunyai sebutannya sendiri. Pakaian khas Serambi Mekkah ini terdiri dr beberapa bagian meliputi meukasah, sileuweu, meukeutop, baju kurung, daro baro, celana cekak musang serta aneka macam perhiasan sebagai aksesoris busana khas Aceh tersebut.
No | Macam Macam Pakaian Adat Aceh |
1 | Pakaian Adat Aceh untuk Pria |
2 | Pakaian Adat Aceh untuk Wanita |
3 | Pakaian Adat Aceh untuk Anak |
1. Pakaian Adat Aceh untuk Pria
Pakaian budpekerti Aceh didedikasikan bagi setiap jenis kelamin & usia. Terdapat baju khusus yg didedikasikan bagi kaum laki-laki Aceh. Baju khusus laki-laki tersebut biasa diketahui dgn istilah Peukayan Linto Baro.
Menurut sejarah yg diceritakan, busana adab Aceh ini biasa dikenakan para pria ketika menghadiri upacara budbahasa atau beberapa kesibukan resmi pada masa kerajaan Islam yg pernah bangun di tanah Aceh, seperti kerajaan Samudera Pasai & kerajaan Perlak.
Pakaian adab Aceh khusus laki-laki ini dapat dibagi menjadi tiga bagian penting, diantaranya yakni baju atasan, baju tengah, serta baju bawah. Selain busana budpekerti, para laki-laki Aceh pula mengenakan senjata tradisional Aceh untuk memperbesar kesan estetik dr pakaian tersebut.
Meukasah
Bagian pertama busana budbahasa Aceh biasa diketahui dgn Meukasah. Bagian ini merupakan busana yg dibikin dr tenunan benang sutra. Baju Meukasah biasanya berwarna hitam. Menurut masyarakat Aceh, warna hitam merupakan warna simbol dr kebesaran.
Model busana ini tertutup di bab kerah bajunya & pula terdapat sulaman yg dijahit rapi menggunakan benang bercorak kuning keemasan. Desain dr pakaian ini diperkirakan berasal dr akulturasi budaya Aceh dgn budaya China dikala wilayah Aceh menjadi sentra perdagangan di bagian Selat Malaka.
Sileuweu
Bagian kedua pakaian adab Aceh yaitu Sileuweu. Bagian ini merupakan bab celana panjang dgn warna hitam. Celana Sileuweu atau pula dikenal cekak musang ini biasa dikenakan para lelaki laki-laki.
Pakaian khas ini dibikin dr bahan dasar kain katun yg ditenun & didesain kian melebar di bab bawahnya. Pada beberapa bab celana tersebut diberi dekorasi sulaman dgn acuan-teladan indah khas Aceh dgn benang berwarna kuning keemasan.
Selain menggunakan celana Sileuweu, para pria Aceh pula menambahkan kain sarung songket khas Aceh yg dililitkan di bab pinggang & menjulur sampai ke atas lutut pria akil balig cukup akal. Kain sarung songket ini dibikin dr materi sutra atau menurut bahasa Aceh, kain sarung tersebut diketahui dgn istilah Ija Lamgugap, Ija Kroeng atau Ija Sungket.
Meukeutop
Bagian ketiga busana etika Aceh laki-laki adalah Meukeutop. Bagian ini merupakan bab pelengkap busana etika Aceh khusus untuk para pria. Meukeutop sendiri merupakan penutup kepala atau pula dikenal dgn kopiah.
Kopiah khas Aceh sendiri berbentuk lonjong ke atas dgn berhiaskan lilitan yg dikenal dgn nama teungkulok. Hiasan teungkulok ialah dekorasi yg yang dibuat dr kain sutra dgn dekorasi bintang persegi delapan yg terbuat dr kuningan atau emas.
Menurut sejarahnya, Meukeutop yakni salah satu bagian busana adat Aceh yg berasal dr dampak budaya Islam yg berasimilasi dgn kebudayaan Melayu Aceh.
Rencong
Rencong ialah bagian keempat pakaian adat Aceh yg menjadi ciri khas busana tradisional ini. Rencong yg pula banyak dikenal dgn istilah Siwah ini merupakan properti senjata yg biasa dipakai para laki-laki Aceh ketika mengenakan busana adat mereka.
Senjata tradisional Aceh ini merupakan senjata yg mirip dgn belati berbentuk L. Biasanya senjata khas ini diselipkan di pinggang sang laki-laki yg mengenakan busana budbahasa Aceh.
Dahulu, senjata ini merupakan properti hiasan busana akhlak yg dikenakan para sultan & pembesar Aceh. Sementara bagi pria biasa, kepala rencong tersebut umumnya dibuat dr tanduk binatang. Serta pada bagian mata belatinya dibikin dr material besi putih atau kuningan yg diasah menjadi tajam.
2. Pakaian Adat Aceh untuk Wanita
Jika Peukayan Linto Baro khusus diperuntukkan bagi para kaum pria Aceh, maka terdapat busana budbahasa Aceh yg dikhususkan bagi para perempuan Aceh. Pakaian khusus wanita tersebut banyak diketahui dgn sebutan Peukayan Daro Baro.
Pakaian etika Aceh khusus perempuan ini condong mempunyai ciri khas pada penggunaan warna yg cerah dr pada pakaian khusus laki-laki Aceh. Di sisi lain, busana khas ini pula mempunyai banyak variasi & hiasan selaku unsur keindahan busana tersebut.
Pakaian adab Aceh khusus pria cenderung mempunyai warna gelap seperti warna hitam. Sementara pakaian tradisional Aceh khusus wanita condong berwarna terang, seperti warna merah, kuning, hijau, & ungu.
Sama halnya dgn busana Peukayan Linto Baro, busana etika Aceh wanita ini pula dibagi menjadi 3 bab utama, yakni bagian atas, bagian tengah, & bagian bawah. Pakaian khas ini pula tak lekang dgn gabungan unsur budaya Islam.
Baju Kurung
Bagian pertama busana adab Aceh adalah baju kurung. Pakaian ini merupakan busana hasil akulturasi budaya Melayu, Arab, & China. Hal ini dapat diperhatikan pada ukuran baju yg longgar & berlengan panjang, serta busana yg menutupi lekuk tubuh perempuan sebagaimana fatwa agama Islam.
Baju kurung mempunyai kegunaan, yakni untuk menutupi bab pinggul wanita. Karena berdasarkan kepercayaan Islam, bab pinggul pula termasuk aurat perempuan yg mesti ditutupi.
Baju kurung khas Aceh ini dibuat dr bahan kain sutra yg ditenun dgn versi kerah pada bagian leher, serta pada bab depan dada terdapat boh dokma.
Di bab pinggang perempuan pula dililitkan kain songket khas Aceh. Kain tersebut disebut dgn Ija Krong Sungket. Kain khas Aceh ini berkhasiat selaku penutup pinggul & merupakan baju bagian bawah busana adab Aceh.
Kain songket tersebut dililitkan & diikat dgn tali pinggang yg terbuat dr perak atau emas. Tali tersebut dikenal dgn nama taloe ki ieng pata sikureueng. Nama yg mempunyai makna sebagai tali pinggang patah sembilan.
Celana Cekak Musang
Bagian selanjutnya busana budbahasa Aceh ialah celana cekak musang. Bagian celana ini pula menjadi pakaian budpekerti Aceh bagi perempuan. Pakaian ini dipakai sebagai bab bawahan.
Celana cekak musang merupakan celana yg berupa semakin melebar dr atas ke bawah celana. Di sisi lain, celana ini pula memiliki corak & warna yg sesuai dgn baju atasan yg dikenakan para perempuan Aceh.
Bahan material dr celana perempuan Aceh ini ialah sarung yg ditenun menjuntai sampai ke lutut perempuan dewasa.
Pada bagian pergelangan perempuan Aceh pula dikenakan busana budpekerti. Pakaian pada bagian ini diberi dekorasi sulaman benang emas sehingga semakin menambah keindahan pakaian budpekerti Aceh ini.
Selain digunakan sebagai upacara akhlak pernikahan, dekorasi celana ini pula kerap dikenakan para perempuan Aceh ketika melakukan tarian tradisional Aceh, seperti tari saman & lain sebagainya.
Perhiasan Adat Aceh
Selain busana yg khas, para wanita Aceh pula menambah aksesoris & pernak-pernik perhiasan untuk menambah estetika dr pakaian khas ini. Beberapa perhiasan yg kerap dikenakan para wanita Aceh diantaranya adalah mahkota, anting-anting, kalung emas, & gelang.
Mahkota Patam Dhoe
Salah satu perhiasan yg kerap digunakan para perempuan Aceh adalah hiasan mahkota kepala. Perhiasan mahkota kepala atau pula dikenal dgn sebutan Patam Dhoe ini dilengkapi dgn gesekan bermotif daun sulur pada bagian tengahnya.
Mahkota khas ini dibuat dr bahan emas dgn bab kanan & kirinya disertakan aksen pepohonan, daun, & bunga. Selain aksen berkembang-flora, mahkota khas Aceh ini pula terdapat kaligrafi Arab yg berlafadzkan Allah & Muhammad di bab tengah mahkota tersebut.
Motif pada mahkota tersebut disebut dgn bungong kalimah dgn pernak-pernik kembang-kembang & bulatan. Ornamen pada mahkota perempuan tersebut memiliki makna filosofis yakni setiap perempuan yg mengenakannya dapat diketahui bahwa perempuan tersebut telah menikah & menjadi tanggung jawab sang suami.
Anting-anting Subang
Selain mahkota, pakaian adat Aceh khusus perempuan pula dilengkapi dgn perhiasan berupa anting-anting di kedua pendengaran kanan kirinya. Anting-anting khas Aceh ini diketahui dgn istilah Subang.
Anting-anting khas Aceh biasa dibikin dr emas dgn berbentuk motif bulatan kecil atau boh eungkot. Sementara di bagian bawah anting terdapat rumbai-rumbai yg makin mempercantik tampilan perempuan Aceh.
Terdapat pula sumbang jenis lain yg biasa dikenal dgn istilah subang bungong mata uroe. Anting jenis ini mempunyai bentuk mirip bunga matahari yg mekar di daun pendengaran sang perempuan yg mengenakannya.
Kalung Emas Khas Aceh
Pada bagian leher wanita yg mengenakan busana budpekerti Aceh wanita pula diberi hiasan kalung emas khas Aceh. Kalung tersebut terdiri dr enam buah keping berupa motif hati & satu keping mirip kepiting.
Menurut penduduk Aceh, kalung emas ini dinamakan taloe toke bieng meuih. Selain itu, ada pula kalung emas yg bermotif daun sirih, serta kalung aziman dgn berhiaskan manik-manik bermotif boh bili.
Simplah
Pada bagian leher & dada para perempuan Aceh kerap menjuntai kalung khas Aceh. Kalung ini terbuat dr perak sepuh emas. Kalung khas tersebut disusun atas 24 lempengan berupa segi enam & 2 buah lempengan berupa segi delapan.
Setiap lempengan pada kalung Simplah dihiasi dgn ukiran motif bunga & daun serta permata merah di bab tengahnya. Lempengan-lempengan tersebut saling terhubung satu sama yang lain dgn 2 untai rantai. Kalung Simplah ini mempunyai panjang & lebar sekitar 51 cm x 51 cm.
Gelang & Cincin Khas Aceh
Selain beberapa bagian mirip kepala & pula leher, pada bagian pergelangan tangan & kaki perempuan pula kerap ditambahkan aksesoris perhiasan emas.
Untuk bab tangan wanita biasa disertakan hiasan gelang atau disebut dgn ikay. Sementara di bab pergelangan kaki wanita pula diberi dekorasi gelang kaki atau pula dikenal dgn istilah gleung goki.
Tidak berhenti di bab pergelangan tangan, di jari-jari tangan perempuan pula ditambahkan cincin emas yg biasa disebut dgn euncien pinto. Perhiasan tersebut biasanya dibuat dr materi material emas kuning atau emas putih.
Untai Peuniti
Pakaian etika Aceh tidaklah lengkap tanpa adanya untai peuniti. Peuniti ini merupakan perhiasan wanita yg pula dipakai selaku penyemat busana khas tersebut.
Peuniti memiliki keunikan dgn 3 ragam motif hias yg terbuat dr dari emas. Motif peuniti Aceh dibikin dr tabrakan yg ditenun dgn teladan pakis & berupa kuncup bunga. Dan di bab tengah peuniti ini terdapat motif boh eungkot, motif tersebut merupakan motif titik-titik kecil seperti telur ikan.
Motif pada peuniti ini merupakan motif yg terinspirasi dr bentuk rumah Aceh yg sekarang diketahui dgn motif goresan khas Aceh.
Keureusang
Selain peuniti, terdapat pula bros yg semakin mempercantik performa perempuan yg mengenakan busana adab Aceh. Bros khas Aceh disebut dgn Keureusang yg mempunyai panjang 10 cm & lebar 7,5 cm.
Bros khas ini dibuat dr bahan emas dgn tambahan hiasan intan & berlian yg kian menambah daya tariknya. Bros ini dibentuk mirip bentuk hati dgn permata intan berliannya mencapai 102 butir.
3. Pakaian Adat Aceh untuk Anak
Pakaian budpekerti Aceh untuk bawah umur pada dasarnya mirip dgn busana yg dikenakan oleh para pria maupun perempuan akil balig cukup akal. Untuk anak lelaki pula mengenakan busana berwarna hitam dgn bawahan celana serta sarung hingga lutut & diikat dgn ikat pinggang. Pada bab kepala pula anak lelaki mengenakan kopiah.
Sementara untuk anak perempuan, pakaian adat yg dikenakannya pula mirip yg biasa dikenakan para perempuan remaja Aceh. Kesamaan pakaian adatnya meliputi warna, desain, serta perhiasan yg melengkapi tampilan anak perempuan tersebut.
Penutup Pakaian Adat Aceh
Demikian klarifikasi mengenai pakaian etika Aceh yg berhasil Wargamasyarakat tulis buat kau. Begitu mempesona bukan pakaian adat khas Indonesia ini?
Agar ananda makin mengenal pakaian-pakaian adab Indonesia lainnya, yuk datangi postingan yang lain & simak klarifikasi terkait budaya bangsa kita ini, budaya Indonesia.
Pakaian Adat Aceh
sumber referensi:
@https://rimbakita.com/pakaian-akhlak-aceh/
@https://www.orami.com/magazine/pakaian-budbahasa-aceh/
@https://rimbakita.com/busana-adab-aceh/