Jamur dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri spora yg dihasilkan & bentuk badan buah yg terbentuk pada fase reproduktif. Jamur yg telah jelas menunjukkan tingkat seksualnya disebut jamur tepat (fungi perfekti) sedangkan jamur yg belum jelas tingkat seksualnya disebut jamur tak sempurna (fungi imperfekti).
Mula-mula jamur dikelompokkan menjadi empat filum yaitu Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, & Deuteromycota. Perkembangan metode pembagian terstruktur mengenai yg baru membagi jamur menjadi enam filum yakni Chytridiomycota, Zigomycota, Glomeromycta, Ascomycota, Basidiomycota, & Deuteromycota. Berikut ini penjelasan keenam penjabaran filum jamur tersebut.
1. Filum Chytridiomycota
Chytridiomycota mencakup sekitar 1.000 spesies yg sering dimasukkan ke dlm kingdom Protista alasannya adalah menghasilkan zoospora berflagela. Hal ini sesuai dgn habitat khususnya di perairan & kawasan yg lembab.
Namun demikian Chytridiomycota mempunyai struktur & cara memperoleh kuliner yg ibarat jamur, sehingga para ahli biologi menilai Chytridiomycota sebagai penghubung antara Protista & Fungi.
Chytridiomycota merupakan jamur yg sederhana, pada umumnya uniseluler namun beberapa jenis multiseluler, biasanya berinti banyak (senositik). Sebagian besar bersifat saprofit, namun ada yg benalu pada tumbuhan & hewan.
Chytridiomycota melaksanakan perkembangbiakan dengan-cara aseksual dgn membentuk zoospora berinti satu & berflagel yg timbul di ujung belakang. Spora ini dibentuk pada sporangium. Perkembangbiakan seksual dgn peleburan planogamet, peleburan gametangium, & persatuan antara hifahifa atau sel-sel yg bersesuaian.
Contoh Chytridiomycota adalah sebagai berikut.
□ Synchytrium endobioticum, merupakan pathogen pada umbi kentang yg menyebabkan umbi berbintil-bintil.
□ Hyzopydium couchii, merupakan benalu pada ganggang Spirogyra.
□ Olpidium viciae, merupakan parasit pada tanaman Vicia unijuga (kacang-kacangan sebangsa kara).
□ Physoderma zeamaydis menyebabkan noda pirang pada jagung.
2. Filum Zigomycota
Saat ini dikenal sekitar 600 jenis yg termasuk Zygomycota. Semua jamur ini cuma menciptakan spora nonmotil (aplanospora) & tak menciptakan spora kembara (zoospora). Hal ini menunjukkan perkembangan tingkat evolusi dr jamur primitif yg hidup di air menuju jamur yg lebih maju yg hidup di darat.
Zygomycota banyak ditemukan di tanah lembab yg kaya materi organik. Sebagian hidup selaku saprofit & yg lain merupakan benalu pada tanaman, hewan, & manusia. Hifanya bersifat senosit yaitu tak bersepta dgn inti haploid, terdapat hifa yg berfungsi sebagai penyerap makanan (rhizoid) & penghubung (stolon).
Zygomycota berkembang biak dengan-cara aseksual dgn membentuk spora tak berflagela atau aplanospora yg dibentuk dlm sporangium. Sporangium terletak pada ujung sporangiofor yg sering ditemukan bercabang-cabang. Perkembangbiakan seksual dilaksanakan dgn konjugasi dua gametangium yg berinti banyak.
Gametangium terbentuk pada ujung hifa. Setelah dua gametangium yg bersesuaian bersatu, dinding pertemuannya akan melebur & kedua protoplas bersatu membentuk zigot yg berdinding tebal. Zigot mengalami masa istirahat & kemudian menciptakan spora yg disebut zigospora.
Spora tersebut kemudian berkecambah, sebagian hifanya membentuk sporangiospora yg menciptakan sporangium. Dari sporangium inilah dihasilkan ribuan spora yg disebarkan oleh angin.
Contoh Zygomycota yakni selaku berikut.
□ Rhizopus stolonifer dan Rhizopus oligosporus terdapat pada ragi tempe.
□ Rhizopus oryzae terdapat pada ragi tape.
□ Entomophtora muscae benalu pada lalat.
□ Basidiobolus ranarum mengakibatkan penyakit pada manusia.
3. Filum Glomeromycta
Glomeromycota merupakan kelompok jamur yg sebagian besar bersimbiosis dgn tanaman yakni membentuk mikoriza arbuskuler. Mikoriza merupakan bentuk jamur yg hidup & bersimbiosis pada akar tanaman tingkat tinggi.
Mikoriza membentuk hifa khusus yg berkembang membentuk miselium yg melingkupi ujung akar. Beberapa jenis tanaman pertanian bergantung pada mikoriza untuk mampu berkembang maksimal.
Terdapat dua tipe Mikoriza, yaitu selaku berikut.
■ Ektomikoriza, hifa jamur tak menembus ke dlm akar (korteks) melainkan cuma sampai pada epidermis saja, teladan jamur yg berasosiasi dgn akar pinus.
■ Endomikoriza, hifa jamur menembus hingga ke potongan korteks, misalnya terdapat pada tanaman anggrek & sayuran mirip kol & bit.
Glomeromycota mula-mula tergolong dlm kingdom Zygomycota, tetapi Walker dan Schubler pada tahun 2002 memisahkannya menjadi kingdom tersendiri alasannya adalah terdapat perbedaan dgn Zygomycota.
Saat ini gres sekitar 150 jenis Glomeromycota yg sudah diteliti. Ciri khas Glomeromycota yaitu hidupnya senantiasa bersimbiosis dgn tanaman (tidak dapat hidup bebas), membentuk arbuskuler yg bercabang dikotomi pada akar tumbuhan), hifanya tak bersekat, & menghasilkan spora multinukleat berukuran besar & berdinding tebal.
Arbuskuler merupakan struktur yg dipakai selaku tempat pertukaran kuliner antara jamur & tumbuhan inang. Jenis lain membentuk struktur seperti balon pada akar inang yg disebut vesikel. Arbuskuler & vesikel pula berfungsi selaku kawasan penimbunan hasil metabolisme jamur.
Glomeromycota berkembang biak dengan-cara aseksual membentuk spora. Jika keadaan menguntungkan, spora berkecambah membentuk apresoria pada akar tanaman inang & membentuk mikoriza gres. Reproduksi seksual pada Glomeromycota tak ditemukan.
Beberapa acuan Glomeromycota ialah Glomus mosseae, G. claroideum, Archaeospora leptoticha, Sclerocystis, Acaulospora, dan Entrophospora.
4. Filum Ascomycota
Saat ini diketahui sekitar 15.000 spesies Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang, diameternya sekitar 5 mikrometer yg bercabang-cabang membentuk miselium. Hifanya bersepta dgn satu sel terdiri satu nukleat (hifa uninukleat), namun pada beberapa macam ditemukan hifa multinukleat.
Dinding selnya tersusun atas zat kitin & E -glukan. Ascomycota bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun selaku parasit & sering bersimbiosis dgn organisme lain seperti Cyanobacteria membentuk lichen atau lumut kerak.
Kelompok Ascomycota dicirikan oleh pembentukan askus selaku daerah pembentukan askospora. Askus merupakan kantong tempat terbentuknya askospora, setiap askus berisi antara 2 – 8 askospora, yg pada umumnya hidup sebagai saproba & benalu pada flora, binatang, & manusia.
Sebagian Ascomycota berupa jamur uniseluler contohnya khamir atau ragi. Khamir tak membentuk hifa, selnya berbentuk bundar atau oval yg dapat bertunas (berkuncup) sehingga membentuk rantai sel atau hifa semu.
Khamir melaksanakan reproduksi dgn membentuk tunas yg diikuti pembelahan inti. Terbentuk dua inti sel, salah satu inti sel kemudian bergerak ke dlm kuncup sehingga terbentuk sel anak yg dapat memisahkan diri atau tetap bersatu membentuk koloni. Jika lingkungan kurang menguntungkan sel khamir meningkat biak dengan-cara seksual.
Sel khamir dapat berfungsi sebagai askus yg berisi empat askospora haploid yg tahan kepada lingkungan yg tak menguntungkan. Spora yg dihasilkan mampu berkecambah membentuk sel-sel kecil yg bundar. Kemudian sel-sel yg bersesuaian dapat melaksanakan peleburan membentuk sel diploid yg berskala lebih besar.
Ascomycota yg lain berkembang biak dengan-cara aseksual dgn membelah diri, membentuk tunas, fragmentasi, & membentuk konidia. Konidia yg dibentuk dapat tunggal atau berantai panjang pada ujung hifa khusus yg disebut konidiofor.
Reproduksi seksual Ascomycota terjadi dgn konjugasi. Mula-mula hifa membentuk gametangia jantan (anteridium) & gametangia betina (askogonium). Anteridium & askogonium saling mendekat & membentuk kanal yg disebut trikogin.
Nukleus anteridium masuk ke askogonium membentuk sel dgn dua inti. Sel ini kemudian tumbuh membentuk hifa yg disebut hifa askogonium & menghasilkan badan buah yg disebut askokarp.
Di dlm askokarp 2 inti membelah dengan-cara meiosis menghasilkan 8 askospora yaitu spora yg dihasilkan di dlm askus. Spora yg dihasilkan disebarkan oleh angin & jika jatuh pada lingkungan yg sesuai akan secepatnya berkembang membentuk hifa & dimulailah daur hidup jamur Ascomycota.
Berikut ini beberapa contoh jamur dlm kelas Ascomycota.
□ Piedraia hortai menyebabkan jerawat pada rambut insan.
□ Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk membuat bir, anggur, & roti.
□ Candida albicans menyebabkan penyakit kandidiasis yakni penyakit pada selaput lendir verbal, vagina, & jalan masuk pencernaan.
□ Aspergillus flavus menciptakan racun aflatoksin.
□ Claviceps purpurea menghasilkan alkaloid & zat psikotropika.
□ Penicillium notatum menciptakan antibiotik penisilin.
□ Neurospora digunakan untuk menciptakan oncom & berguna dlm penyelidikan genetika.
5. Filum Basidiomycota
Jamur yg sering kita lihat dlm kehidupan sehari-hari sebagian besar tergolong dlm kelas Basidiomycota. Saat ini sudah diketahui kurang lebih 12.000 jenis Basidiomycota & tak ada satu pun yg menyebabkan bengkak penyakit pada insan.
Kebanyakan Basidiomycota yakni saprobe & parasit pada flora & serangga. Beberapa jenis Basidiomycota yummy disantap & kondusif, tetapi banyak didapatkan jenis yg menciptakan racun mikotoksin yg mampu menyebabkan ajal kalau termakan. Jamur yg dibudidayakan sebab mempunyai nilai ekonomis disebut jamur.
Basidiomycota jarang melakukan reproduksi aseksual, reproduksi seksualnya membentuk basidiospora yg terbentuk di luar basidium. Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing berinti satu & haploid. Seluruh basidiospora berkumpul membentuk badan buah yg disebut basidiokarp.
Basidiokarp sering membentuk struktur seperti batang yg disebut stalk dan mirip payung yg disebut tudung. Hifanya bersepta dgn sel-sel berinti satu & berkelompok padat membentuk semacam jaringan. Miselium pada Basidiomycota dapat dibedakan menjadi tiga macam.
■ Miselium primer, dihasilkan dr spora yg baru tumbuh. Mula-mula miselium ini berinti banyak, kemudian terbentuk septa yg mengandung satu inti & haploid.
■ Miselium sekunder, dihasilkan dr plasmogami atau persatuan dua hifa yg bersesuaian. Miselium ini berinti dua yg masing-masing haploid.
■ Miselium tersier, terdiri atas miselium sekunder yg sudah bersatu membentuk semacam jaringan, contohnya membentuk basidiokarp & basidiofor.
Beberapa acuan jamur dlm kelompok Basidiomycota yakni selaku berikut.
□ Volvariella volvacea (jamur merang), dapat disantap & banyak dibudidayakan.
□ Amanita phalloides menciptakan racun phalin yg berbahaya.
□ Auricularia polytricha dapat dikonsumsi.
□ Puccinia graminis menyebabkan penyakit pada tanaman tebu & jagung.
□ Ustilago scitamanae benalu pada pucuk daun tanaman Graminae.
6. Filum Deuteromycota (Fungi Imperfecti)
Deuteromycota meliputi jamur yg tingkat reproduksi seksualnya belum diketahui, sehingga disebut jamur tak tepat. Dikenal sekitar 15.000 jamur yg seluruhnya tak melakukan reproduksi seksual.
Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yg membentuk hifa tak bersekat, tetapi beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yg membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada keadaan lingkungan yg menguntungkan.
Pada jenis-jenis tertentu didapatkan hifanya bersekat dgn sel yg berinti satu, namun pada umumnya berinti banyak. Deuteromycota meningkat biak dgn membentuk spora aseksual lewat fragmentasi & konidium yg bersel satu atau bersel banyak.
Deuteromycota bukan merupakan kalangan jamur yg sebetulnya alasannya adalah bila suatu jamur sudah dikenali reproduksi seksualnya, akan dimasukkan ke dlm kelompok lain yg sesuai dgn tingkat reproduksi seksualnya tersebut.
Contohnya Monila sitophila dahulu dimasukkan ke dlm Deuteromycota, namun setelah dimengerti membentuk askokarp & peritesium dimasukkan ke dlm kalangan Ascomycota & diganti nama Neurospora crassa. Kebanyakan Deuteromycota benalu pada tumbuhan, hewan, & manusia.
Berikut ini beberapa contoh Deuteromycota.
□ Alternaria benalu pada tumbuhan kentang,
□ Fusarium parasit pada tumbuhan tomat & kapas.
□ Helminthosporium benalu pada tumbuhan padi & jagung.
□ Diplodia parasit pada tumbuhan jagung
□ Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
□ Epidermophyton, Microsporium, & Trichophyton menimbulkan penyakit dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, & kuku) pada binatang & manusia.