Cara Menanam Sawi – Sawi merupakan tanaman hortikultura yg bentuknya nyaris mirip caisim. Pada dikala ini dikenal aneka macam varietas sawi seperti sawi hijau, sawi putih, sawi jepun, sawi pahit, & kailan.
Untuk mendapatkan sawi dgn kualitas baik, diperlukan pengetahuan & pemahaman tentang cara menanam sawi yg benar.
Daftar Isi
Cara Menanam Sawi
Baca Juga: Cara Menanam Seledri
Sawi merupakan tumbuhan yg cukup terkenal di Indonesia. Selain rasanya yg enak tatkala diolah menjadi masakan siap santap, sawi pula banyak mengandung zat gizi yg dibutuhkan oleh badan.
Karena tumbuhan ini gampang dibudidayakan terutama di wilayah Indonesia, maka diperlukan pengertian mengenai cara menanamnya. Berikut cara menanam sawi yg benar sehingga diperoleh sawi dgn kualitas & kuantitas yg optimal.
1. Memilih Benih Sawi
Hal pertama yg harus dikerjakan & diperhatikan tatkala hendak menanam sawi yaitu proses penyeleksian benih. Proses ini merupakan tahapan penting alasannya merupakan aspek penentu kesuksesan serta mutu sawi yg ditanam. Untuk menanam sawi dgn mutu baik dibutuhkan benih sawi yg baik.
Benih dgn mutu baik mampu diperoleh di toko bibit & masih terbungkus serta tak rusak. Ciri biasa benih sawi yg baik yaitu berwarna coklat kehitaman, bertekstur keras dgn bentuk bundar kecil, & permukaan yg licin serta mengkilap. Selain membelinya, benih sawi mampu diperoleh dr sawi hasil penanaman yg berusia ±70 hari.
Tanaman sawi yg akan diambil benihnya harus terpisah dr tanaman sawi lainnya untuk membuat lebih mudah pembenihan. Untuk setiap hektar tanahnya, memerlukan benih sawi seberat ±750 gram.
Namun, jika sawi ditanam di pekarangan maka benih sawi yg dibutuhkan cuma 2 sendok makan atau diadaptasi dgn luas media tanam.
2. Melakukan Pembibitan Atau Penyemaian Benih
Setelah diperoleh benih dgn kualitas baik, tahapan yg mesti dijalankan selanjutnya yaitu proses pembibitan atau penyemaian benih.
Proses penyemaian dijalankan untuk mendapatkan tunas sawi yg pula berkualitas baik. Penyemaian mampu dikerjakan dgn merendam benih yg akan dipakai selama 6 – 12 jam.
Benih yg diseleksi berikutnya ialah benih yg tak mengapung selama direndam. Setelah direndam, benih dikeringkan & dimasukkan ke dlm media tanam seperti polibag yg berisi humus & pupuk organik dgn perbandingan 1:3. Setiap polibag ditaruh 5 – 10 benih sawi & disiram setiap 2 kali sehari hingga daun muncul (bertunas).
Untuk mempercepat pertunasan benih, simpan benih yg akan disemai di tempat yg sejuk & terkena sinar matahari dengan-cara pribadi.
Pastikan benih memperoleh air yg cukup untuk menjaga kelembabannya. Tunas yg sudah berkembang dibiarkan dahulu selama ±10 hari sebelum dipindahkan ke lahan tanam.
3. Mengolah Lahan Tanam
Lahan yg dipakai untuk menanam sawi yg telah bertunas mesti dimasak apalagi dahulu. Pengolahan lahan tanam dilakukan untuk menggemburkan tanah yg akan dipakai sehingga sawi mampu berkembang dgn baik. Proses ini pula berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah sehingga cocok untuk ditanami sawi.
Pengolahan lahan mampu dilakukan dgn mencangkul tanah hingga gembur & membersihkannya dr gulma ataupun rumput liar yg dapat mengganggu kemajuan sawi.
Tanah dicangkul sedalam 20 – 40 cm & disertakan pupuk organik sebanyak 10 ton per hektar tanah untuk memperbaiki unsur hara tanah. Pastikan lahan yg dipakai terkena sinar matahari tanpa ada pohon yg menghalangi.
Jika tanah yg digunakan untuk menanam sawi terlalu asam, dapat dikerjakan pengapuran untuk memaksimalkan derajat asam tanah. Pengapuran mesti dilaksanakan 2 – 4 minggu sebelumnya dgn penaburan kapur kalsit atau dolomit. Setelah itu dibentuk bedengan dgn panjang 1 – 3 m, lebar 80 – 12 cm, & tinggi 20 – 30 cm.
4. Menanam Tunas Sawi
Sawi yg telah bertunas kemudian ditanam di tanah yg sudah dijalankan proses pengolahan sebelumnya. Jarak tanam antar sawi sebaiknya 25 – 30 cm setiap tumbuhan dgn kedalaman lubang tanam 6 – 10 cm. Setelah ditanam, timbun bibit sawi hingga sebagian batangnya dgn menggunakan pupuk kompos.
Baca Juga: Cara Menanam Buah Naga
Pemeliharaan Dan Perawatan Sawi
Baca Juga: Cara Menanam Bawang Putih
Perawatan tanaman sawi terbilang cukup sukar karena bila salah merawatnya, sawi tak akan berkembang dgn baik atau bahkan mampu mati. Pastikan sawi menerima sinar matahari yg cukup dgn paparan sinar yg tak melebihi 8 jam setiap harinya.
Sawi harus disiram 2 kali sehari agar tanah tetap basah & lembab. Namun, bila isu terkini penghujan datang, pastikan intensitas curah hujan sesuai dgn keadaan berkembang sawi.
1. Penyiraman Tanaman
Tanaman yg sudah tumbuh mesti disiram dengan-cara berkala untuk mempertahankan kelembaban tanah daerah tumbuhnya. Sebaiknya, tumbuhan disiram 2 kali sehari yakni pada pagi & sore hari.
Penyiraman mampu dilaksanakan dgn mencampurkan air dgn pupuk organik atau menggunakan air cucian beras. Hal ni dilaksanakan untuk menambah unsur hara tanah sehingga sawi menerima nutrisi yg baik.
Saat trend kemarau, intensitas air yg digunakan untuk menyiram tumbuhan diperbanyak. Sebisa mungkin hindari sawi dr paparan sinar matahari lebih dr 8 jam.
Namun, dikala animo penghujan tiba, minimalkan intensitas air yg dipakai. Jika curah hujan tinggi, tanaman tak perlu disiram 2 kali sehari alasannya kelembaban tanah yg tinggi.
2. Penjarangan
Proses penjarangan merupakan tahapan yg tak kalah penting saat menanam sawi. Penjarangan umumnya dikerjakan sehabis 14 -18 hari penanaman sawi. Proses ini dijalankan dgn mencabut tumbuhan sawi yg berkembang terlalu rapat sehingga sawi mempunyai tingkat kesuburan yg sama.
3. Penyulaman Tanaman
Proses penggantian tumbuhan sawi yg telah rusak dgn tanaman baru yg masih baik merupakan tahapan penyulaman. Penyulaman dapat dilaksanakan 2 – 4 kali sebelum masa tanam dgn memperhatikan tanaman sawi yg telah ditanam apakah mengalami kerusakan atau tidak. Jika ada tumbuhan yg rusak, segera cabut & diganti dgn tanaman sawi lain yg masih baik.
4. Penyiangan
Proses ini dijalankan 2 – 4 kali selama masa tanam dgn mencabut gulma atau rumput liar yg tumbuh disekitar sawi, menggemburkan tanah, serta pemupukan setelah 3 minggu masa tanam.
Pemupukan dapat dikerjakan dgn memakai 1 sendok teh urea yg dicampurkan ke dlm 25 liter air & disiram di atas tanaman setiap pagi & sore.
5. Pengendalian Hama Dan Penyakit
Hama yg biasa menyerang sawi yakni ulat perusak daun, ulat tanah, & ulat grayak. Sedangkan penyakit yg biasa menyerang sawi yakni penyakit bercak daun, penyakit busuk alternaria, penyakit akar gada, & penyakit anyir daun.
Karena hama & penyakit yg menyerang sawi dapat menurunkan kualitasnya, maka dibutuhkan adanya pengendalian hama & penyakit. Pengendalian mampu dikerjakan dgn perlindungan pestisida selama 2 minggu sebelum masa panen.
6. Pemanenan Sawi
Pemanenan dapat dijalankan tatkala sawi berumur 50 – 80 hari sesudah penanaman benih. Cara yg digunakan untuk memanen sawi yaitu dgn mencabutnya hingga akar atau hanya memotong batang & daunnya saja.
Setelah dipanen, bersihkan sawi dr kotoran yg menempel & disimpan dgn posisi bangun dgn diberi sedikit percikan air.
Demikianlah cara menanam sawi yg benar serta perawatan & pemeliharaannya supaya sawi yg dihasilkan mempunyai mutu & kuantitas yg maksimal.
Karena keadaan lingkungan menghipnotis kualitas pertumbuhannya, pastikan kondisi lingkungan & tanah yg digunakan sudah sesuai.