Pantun Penutup Acara – Tidak sedikit pembawa acara memakai pantun penutup acara dlm program formal maupun informal. Biasanya penggunaan pantun dlm penutup dlm program formal digunakan sehabis susunan acara selesai dilaksanakan & do’a selesai dipanjatkan.
Pantun yg disuarakan pun biasanya terkesan lebih formal dgn kata-kata yg menyatakan undangan maaf atas kurangnya kesempurnaan dlm program.
Bila menyaksikan sekilas dr paparan ini lalu, apa sih bahu-membahu pantun penutup dlm acara & apa saja jenisnya? Mari simak ulasan berikut ini:
Daftar Isi Artikel
Mengenal Pantun Penutup dlm Acara Formal & Informal
Layaknya yg sempat dibahas sebelumnya bahwa pantun pula kerap kali digunakan dlm program formal maupun informal. Biasanya pantun ini sendiri disebut selaku pantun penutup acara.
Penggunaan pantun epilog mirip ini lazimnya akan disampaikan oleh pembawa program sesudah susunan program mendekati pada tamat.
Pada acara formal sendiri pantun ini kadang kala digunakan sebagai bentuk kalimat berirama yg dikehendaki mampu mencairkan situasi formal yg tengah diselenggarakan.
Terkait dlm penggunaannya sendiri pantun seperti ini pula seringkali digunakan untuk memperlihatkan kesan pada audiens yang datang.
Bahkan tak jarang pantun untuk epilog program ini digunakan dlm suatu sesi penyajian untuk mencairkan situasi yg terlalu serius. Tentunya hal ini dijalankan pula untuk memberikan kesan berlainan pada sesi presentasi yg sudah disampaikan seseorang.
Namun, selain dlm acara formal pastinya pantun bukan lagi hal gres dlm acara informal. Pembawa acara tentu tak lagi asing dlm melontarkan kalimat penutup menggunakan pantun dlm program yg lebih santai mirip halnya ulang tahun.
Reuni pula kadang kala menjadi acara lain yg menggunakan pantun penutup sebagai kalimat simpulan dlm sesi program. Penggunaan pantun dlm program informal sendiri pastinya akan terdengar memakai bahasa yg lebih kalem & jenaka.
Hal ini tentu berbeda dlm pengaplikasiannya dlm program formal yg cenderung memakai bahasa lebih formal & santun.
Baca Juga: Pantun Penutup Pidato
Menilik Jenis Pantun Penutup dlm Acara Formal
Pantun penutup program formal tentunya akan condong menggunakan bahasa yg lebih sopan & biasanya pantun ini akan disampaikan oleh pembawa program. Pada pengalikasiannya pantun ini sendiri akan dipakai sebagai bentuk kalimat pencair situasi oleh pembawa acara.
Jenis dr pengalikasian pantun ini sendiri pula cukup bermacam-macam. Hal ini akan tergantung dr acara formal yg tengah berlangsung. Nah, lalu apa saja sih jenis dr pantun penutup untuk acara formal & apa saja contohnya? Berikut ulasan lengkapnya:
1. Pantun Penutup untuk Wisuda
Wisuda ialah program formal & sakral yg menjadi penantian setiap siswa maupun mahasiswa. Acara yg selalu digelar dgn khidmat ini kadang-kadang menciptakan suasana dlm ruangan tampak lebih serius.
Menilik dr sinilah kemudian tak jarang pembawa acara akan memberikan pantun penutup acara sebagai kalimat penutup yg mencairkan suasana tegang. Contoh dr pantun penutup untuk wisuda ini sendiri diantaranya adalah:
Dijalan berjumpa adik sedang bersepeda
Dibelakangnya kakak menjinjing masakan untuk si uda
Kami ucapkan selamat pada semua peserta wisuda
Sukses selalu dlm berkarya
Cantiknya begitu indah bunga kamboja
Laksana tercantik diantara yang lain bunga
Mari berjalan kedepan bagi para wisuda
Menata masa depan lebih berwarna
Pagi ini ibu berbelanja ikan bawal
Begitu merah warnanya
Wisuda ini adalah langkah awal
Supaya mendapat masa depan yg cerah
Penggunaan pantun wisuda ini biasanya memang berkesan menggunakan bahasa formal dgn kalimat penyemangat untuk penerima wisuda.
2. Pantun untuk Musrebag
Acara resmi seperti musrebag pula acap kali diselipkan pantun epilog acara untuk memberikan kesan santai atas musyawarah rencana pembangunan yg telah didiskusikan.
Musrebag yg memang merupakan acara resmi dgn berbagai tamu berkepentingan pasti akan kerap kali menyebabkan ketegangan dlm diskusi.
Inilah yg kemudian membuat pembawa acara memilih memakai pantun epilog sebagai bentuk pencair suasana semoga tak lagi tegang. Nah, kemudian apa saja pola pantun yg cocok untuk acara mirip ini? Berikan 3 teladan diantaranya:
Pergi ke kebun untuk memetik buah
Ternyata pohonnya terlalu tinggi
Saya ucapkan maaf jika ada salah
Sekian sudah musyawarah kali ini
Melihat mangkuk belum terisi
Padahal ayah sudah lapar sekali
Terimakasih sudah tiba menghadiri
Semoga selalu sehat supaya bisa bermusyawarah kembali
Dari Malang mampir ke kota Kediri
Ternyata disana sudah dinanti
Terima kasih atas musyawarah hari ini
Semoga amanah dlm menjalani peran nanti
Tentunya kata epilog memakai pantun haruslah dipakai dlm tata bahasa yg sopan oleh pembawa acara dlm musrebag.
3. Pantun Penutup untuk Presentasi
Jenis pengaplikasian pantun epilog program ini pula bisa dijalankan dlm sesi formal dlm presentasi. Pengaplikasiannya mampu dikerjakan sehabis penyajian selesai dijalankan.
Tentunya penggunaan bahasa yg santun ialah kunci dlm penggunaan pantun dlm sesi presentasi. Hal ini mampu dijalankan untuk menghemat situasi tegang sesudah penyajian dilakukan.
Tentunya penggunaan bahasa dlm hal ini sangat perlu diperhatikan bagi individu pemateri yg memberikan pantun. Berikut ini adalah 3 pola pantun yg bisa digunakan dlm sesi penyajian:
Menjenguk nenek di sudut desa
Tidak lupa menenteng es selasih
Cukup penyajian singkat dr saya
Tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasih
Di Belakang rumah tumbuh satu pohon mahoni
Begitu rindang & lebat daun terlihat mata
Itulah tadi penyajian dr kelompok kami
Terima kasih banyak kami ucapkan pada Anda
Melihat adik duduk di bangku
Sendiri tak ada yg menemani
Sekian terima kasih presentasi dr kami
Kini kami pamit undur diri
Menyelipkan kata-kata jenaka dlm pantun untuk presentasi pula bisa dijalankan tetapi, pastinya mengamati kesopanan bahasa dlm penyampaian ialah hal penting.
Baca Juga: Pantun Perkenalan
4. Pantun Penutup untuk Pidato
Acara lain yg bisa memakai selipan pantun dlm epilog acara formal pastinya yaitu pidato. Tentu dlm pidato bukan lagi hal abnormal mendengar adanya pantun dlm sesi penutupnya.
Biasanya adanya selipan pantun ini dipakai untuk menetralisir situasi yg terasa terlalu formal & tenang selama pidato berjalan. Nah, untuk mengetahui apa saja teladan pantun yg cocok dipakai dlm acara ini maka, mari simak ulasannya berikut ini:
Sore nanti ayah pergi ke Surabaya
Tidak lupa adik ingin dibelikan sepatu
Sekian terima kasih pidato saya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Membeli bunga ke pasar bau tanah
Begitu indah berwarna putih
Saya ucap maaf kalau ada salah kata
Akhir salam saya ucapkan terimakasih
Melihat eloknya warna kamboja
Namun, tak seputih warna melati
Sekian terima kasih pidato dr saya
Sampai bertemu lagi dilain hari
Tidak jarang pembawa acara pula akan memperlihatkan kata-kata jenaka dlm pantun penutup semoga menciptakan situasi kembali cair.
5. Pantun Penutup untuk Seminar
Pantun penutup acara berikutnya pula bisa dipakai dlm acara seminar. Acara resmi satu ini seringkali mendatangkan banyak sekali golongan penting selaku pemateri.
Manilik dr sinilah kemudian penggunaan bahasa yg santun pula diperlukan dlm pengaplikasian pantun penutup untuk seminar.
Penggunaan pantun epilog ini pula kadang-kadang dipakai oleh pembawa program untuk membuat program terasa lebih hangat. Terkadang ada pula yg memakai pantun jenaka dlm program ini.
Namun, tentunya tata bahasa yg baik tetap harus diperhatikan. Berikut adalah 3 acuan pantun penutup dlm pelatihan yg bisa dijadikan referensi:
Melihat burung terperangkap di kandang
Begitu merdu kicauannya di pagi hari
Saya ucapkan terima kasih karena berkenan datang
Semoga ilmu hari ini bermanfaat bagi diri
Melihat abang datang kemarin kemarin
Membawa satu buah kelapa
Terima kasih banyak wahai para hadirin
Begitu baik mau menyimak saya
Pagi tadi melihat komedi Doyok & Kadir
Begitu lucu menggelitik hati
Terima kasih banyak bagi yg hadir
Semoga acara ini berfaedah hari ini
Tentunya pantun untuk acara pelatihan ini hanyalah sebagian kecil acuan dr aneka macam pantun epilog yg bisa digunakan. Hal ini tergantung dr acara seminar yg tengah dihadiri atau dilaksanakan.
Contoh Pantun Penutup untuk Acara Informal
Sempat disinggung sebelumnya bahwa pantun penutup tak cuma digunakan dlm program formal namun pula informal. Tentunya dlm konteks informal, bahasa yg dipakai dlm pantun bisa lebih kalem & jenaka.
Penggunaan pantun dlm acara informal sendiri intinya bukan lagi dipakai selaku kalimat pelebur situasi. Pantun ini sendiri memang sering dipakai untuk membuat program kian hangat & menyenangkan untuk diikuti.
Tidak heran kalau pada akhirnya akan ada kata-kata jenaka yg terselip di dalamnya pada setiap kalimat yg diucapkan oleh pembawa program. Nah, lalu apa saja sih jenis & acuan dr pantun penutup untuk acara informal ini? Berikut ulasan lengkapnya:
1. Pantun Penutup untuk Acara Lamaran
Jenis pantun penutup yg pertama bisa dipakai sebagai kata-kata epilog untuk acara lamaran. Perasaan gugup tentu menjadi hal yg acap kali dihadapi oleh setiap orang yg tengah dlm program ini. Khususnya dua sejoli yg tengah dlm acara lamaran.
Hal inilah yg kemudian membuat pembawa acara diharuskan bisa mencairkan situasi supaya kedua sejoli tak lagi merasa tegang maupun gugup.
Nah, untuk menanggulangi hal ini lazimnya pantun ialah salah satu cara tepat selaku kata penutup yg menggembirakan. Lalu, bagaimana pola penggunaan pantun yg sesuai untuk program lamaran? Berikut 3 diantaranya:
Melihat pohon berkembang di tanah wakaf
Ternyata disana ada pula kelinci
Saya mohon maaf kalau ada kata yg khilaf
Sampai jumpa sampai berjumpa kembali
Pergi ke toko membeli sajadah
Terlihat petugas mengambil masakan dr lemari
Semoga Allah berikan berkah
Untuk acara lamaran hari ini
Melihat ayah memetik buah mangga
Buahnya masak lezat rasanya
Mari harapkan berkah dr sang Pencipta
Supaya lamaran hari ini menerima keberkahan-Nya
Sama seperti yg sempat dibahas bahwa pantun ini acap kali digunakan untuk menciptakan suasana lamaran lebih hidup & cair. Menilik dr sinilah kemudian penggunaan pantun penutup jenaka pula bisa jadi referensi tepat.
Baca Juga: Pantun Pernikahan
2. Pantun Penutup Menggunakan Bahasa Jawa
Rekomendasi pantun penutup untuk program informal selanjutnya pula bisa dgn memakai bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa ini bantu-membantu bisa diaplikasikan dlm dua jenis acara baik formal maupun informal. Berikut 2 diantaranya:
Tumbas santen teng peken
Mlampah teng peken Beringharjo
Kulo kinten sampun cekap semanten
Sedoyo lepat kulo nyuwun pangapuro
Tuku beras ing gunung batur
Budale kerasa medeni
Sampun cekap kulo matur
Pangapuranipun menawi ndukani
Penutup
Tentunya penggunaan pantun untuk acara informal ini bisa digunakan dlm program apapun yg sekiranya terasa kalem atau bahkan semi formal.
Penggunaan bahasa daerah pula akan memberikan kesan lebih santun dlm program semi formal. Namun, penggunaan kata sisipan bahasa kawasan pula bisa membuat situasi terasa lebih cair & jenaka.
Nah, itulah tadi sekilas ihwal pantun epilog program yg bisa digunakan untuk menunjukkan kesan lebih hidup dlm acara baik formal maupun informal.
Tentunya memakai bahasa yg tetap santun sesuai dgn program yg tengah diadakan yakni hal penting yg perlu diamati.