5 Soal Pertanyaan Dan Jawaban Ihwal Faktor Keperilakuan Dalam Akuntansi Keuangan

Beriut ini 5 Soal Pertanyaan dan Jawaban Tentang Aspek Keperilakuan dalam Akuntansi Keuangan:


1. Dalam lingkungan yang bagaimanakah orang-orang bertingkah secara berlawanan dan huruf yang bagaimanakah yang dapat memprediksi hal tersebut?


Jawaban:
Orang-orang dapat bertingkah secara berlawanan jika berada pada lingkungan yang gres, mirip pada lingkungan kerja/organisasi. Namun perlu juga diingat bahwa perilaku dapat berubah tanpa dibentuk. Jika mereka merasa nyaman maka abjad yang terbentukpun akan bersifat konkret dan begitu sebaliknya kalau dalam sebuah lingkungan kerja/organisasi baru mereka merasa tidak nyaman maka karakter yang terbentukpun akan bersifat negatif, seperti raut paras yang kusut, berpresepsi jelek terhadap sesama, dan sebagainya.
2. Apakah perilaku yang menentukan sikap atau perilaku yang menentukan sikap?
Jawaban: 
Sikap (attitude) yaitu sebuah hal yang mempelajari perihal seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan insan, objek, ide, atau suasana perilaku yg di miliki oleh seseorang dan tertanam sejak dini, yang mana sikap tersebut berlawanan-beda, sedangkan perilaku yakni respon seseorang terhadap lingkungan sekitar dan kejadiannya atau mampu dibilang perilaku ialah cerminan perilaku seseorang. Sehingga mampu ditarik kesimpulan bahwa perilaku yang menentukan perilaku bukan perilaku yang memilih sikap.

3. Bagaimana anda dapat mempelajari teori yang digunakan dalam motivasi?
Jawaban:
Kita mampu mempelajari teori tersebut dengan cara membandingkannya dengan peristiwa yang pernah terjadi kemudian menerapkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dikenali mana yang benar dari teori tersebut dan mana yang salah.

4. Bagaimana teori-teori pergantian sikap mampu dipraktekkan terhadap masalah keuangan dan dilema buatan dalam sebuah organisasi?
Jawaban:
a. Teori pembelajaran (learning theory), teori ini menyaksikan pergeseran perilaku selaku sebuah proses pembelajaran. Teori ini tertarik pada ciri-ciri dan korelasi antara stimulus dan respon dalam sebuah proses komunikasi.
b. Teori fungsional (functional theory), teori fungsional berpendapat bahwa manusia menjaga sikap yang tepat dengan kepentingannya. Perubahan sikap terjadi dalam rangka mendukung sebuah maksud atau tujuan yang ingin diraih. Menurut teori ini, sikap merupakan alat untuk meraih tujuan. Oleh karena itu, untuk menubah sikap seseorang, apalagi dulu mesti dipelajari dan dimengerti kepentingan atau tujuan yang ingin diraih oleh seseorang.
c. Teori usulansosial (social judgement theory), teori ini menganut pendekatan yang lebih bersifat kognitif tentang perubahan sikap. Teori ini memperlihatkan penekanan pada persepsi dan usulanindividu ihwal objek, orang, atau wangsit yang dievaluasinya.
d. Teori konsistensi (consistency theory), teori konsistensi dikembangkan menurut sebuah perkiraan umum, bahwa manusia akan berusaha untuk merealisasikan keadaan yang harmonis dalam dirinya. Jika terjadi kondisi yang tidak serasi, misalnya terjadi pertentangan antara sikap dan tingkah laku, maka manusia akan berupaya untuk menetralisir kenyataan tersebut dengan merubah salah satu: sikap atau tingkah laris.

5. Bagaimana seorang menejer memotivasi karyawan yang intinya puas dengan pekerjaan dan gaji mereka?
Jawaban: 
Manajer mampu memotivasi karyawannya memperlihatkan reward kalau mampu menuntaskan tugasnya dengan sempurna waktu dan inovatif. Manajer juga bisa memotivasi dengan menggunakan teori Maslow pada lima hierarchy keperluan yakni dengan memajukan kebutuhan fisiologisnya (mendasar), keperluan rasa kondusif (safety needs) di tempat kerja, memajukan kebutuhan sosial (social needs) yaiu dengan menumbuhkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan rasa saling membutuhkan satu sama lain, meningkakan kebutuhan yang mencerminkan harga diri (esteem needs) ialah membuat puas keperluan yang merefleksikan pengesahan atas harkat, martabat, dan harga diri para karyawan, dan yang terakhir meningkatkan keperluan aktualisasi diri (self-actualization needs).