Daftar Isi
5. Membelanjakan nafkah untuk hal yg tak digemari suami
Kewajiban suami ialah memberikan nafkah pada istri. Terkait nafkah ini, istri perlu mengorganisir sebaik-baiknya untuk kebaikan keluarga, khususnya kalau ekonomi suaminya dlm keadaan ‘terbatas’. Yang paling utama yaitu keperluan primernya terpenuhi; untuk masakan bagi keluarga, berbelanja pakaian yg diperlukan, operasional rumah tangga, & pendidikan anak. Istri boleh menyisakan sebagian nafkah dr suaminya untuk sedekah & sejenisnya dgn catatan kalau tanpa sepengetahuan suaminya, maka separuh pahalanya untuk sang suami.
وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ نَفَقَةٍ عَنْ غَيْرِ أَمْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَدَّى إِلَيْهِ شَطْرُهُ
“Setiap infak yg ia keluarkan tanpa ijin suaminya, maka separuh pahalanya diberikan pada sang suami” (HR. Bukhari)
Istri tak boleh memakai nafkah pinjaman suaminya untuk hal-hal yg tak disukai suaminya. Misalnya digunakan untuk berbelanja barang-barang yg tak diperlukan, atau sekedar dihabiskan untuk bersenang-bahagia dgn sahabat, sementara hal-hal yg lebih prioritas malah tak teranggarkan.
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]