Rumah Adat Sulawesi Selatan – Indonesia mempunyai bermacam-macam budaya yg mampu menghipnotis bentuk dr rumah tradisional.
Dimana pada setiap rumah tradisional pastinya mempunyai keunikan & pula ciri khas yg bisa dijadikan pembeda dr rumah tradisional lainnya.
Begitu pula pada rumah akhlak yg berada di Sulawesi Selatan. Penasaran apa saja rumah adat Sulawesi Selatan? Yuk simak pembahasannya di bawah ini!
Daftar Isi
Rumah Adat Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yg ada di Indonesia dgn beribukota kan Makassar, dimana daerah ini pula mempunyai banyak sekali budpekerti & pula budaya yg lekat dgn kehidupan masyarakat, salah satunya yaitu Sulawesi Selatan.
Rumah adat Sulawesi Selatan pula memiliki karakter yg unik dimana rumah tersebut pula tentu saja mempunyai fungsi yg tak sembarang pilih.
Ada yg berfungsi untuk melindungi dr serangan binatang buas bahkan ada pula rumah budbahasa yg dibuat khusus untuk petaka.
Sulawesi Selatan memiliki lebih dr satu jenis rumah akhlak. Dimana jenis rumah budbahasa tersebut dibedakan berdasarkan suku yg berada di wilayah Sulawesi Selatan, iantaranya ialah dr suku Bugis, suku Luwuk, suku Mandar, suku Toraja & pula suku Makassar.
Kebanyakan rumah adat yg berada di Sulawesi Selatan berupa rumah panggung dgn ketinggian bisa mencapai hingga tiga meter. Selain pada bentuknya yg jauh dr atas permukaan tanah, rumah akhlak ini bisa pula dilihat dr bentuk atap yg berbentuk runcing & berpuncak.
Macam-Macam Rumah Adat Sulawesi Selatan
Pada penjelasan iatas kita sudah mengetahui bahwa ternyata rumah budpekerti Sulawesi Selatan terbagi menurut sukunya, dimana rumah akhlak pada masing-masing suku tersebut mempunyai bentuk & fungsi yg berlawanan-beda. Langsung saja yuk simak.klarifikasi dibawah ini.
No | Rumah Adat Sulawesi Selatan |
1 | Rumah Adat Khas Suku Bugis |
2 | Rumah Adat Khas Suku Luwuk |
3 | Rumah Adat Khas Suku Mandar |
4 | Rumah Adat Khas Suku Toraja |
5 | Rumah Adat Khas Suku Makassar |
-
Rumah Adat Khas Suku Bugis
Suku Bugis merupakan salah satu suku yg ada di wilayah Sulawesi Selatan, dimana pada suku ini pula sungguh menjunjung tinggi tentang etika yg ada di wilayah tersebut & dipadukan dgn adab dr Agama Islam. Perpaduan dr kedua akhlak tersebut telah menciptakan rumah adat khas dr suku Bugis, dimana bentuk rancangan dr rumah etika ini terbilang cukup unik.
Rumah budbahasa suku Bugis tersebut terletak pada arah pembangunan yg mengarah pada bangunan kiblat. Rumah dr suku ini memiliki kemiripan dgn beberapa rumah adab lainnya, yakni berbentuk rumah panggung.
Rumah ini biasanya digunakan untuk berbagai acara dikarenakan ukurannya yg besar, dimana ada tingkatan di dlmnya. Tingkatan tersebut mencakup, dunia atas (Voting langi), dunia tengah (Ale kawa) & dunia bawah (Buri liu).
Karakteristik Rumah Adat Bugis
Karakteristik khas dr rumah suku Bugis-Makassar mempunyai bentuk panggung & disebut pula dgn rumah panggung kayu. Dimana rumah adab ini memposting ciri khas pada atap yg mempunyai bentuk pelana & pula mempunyai timpalaja dgn jumlah tertentu yg dipakai sebagai simbol dr status sosial.
Timpa Laja atau Gewel merupakan bidang segitiga antara dinding dgn pertemuan atap. Rumah adat ini pula mempunyai atap rumah yg yang dibuat dr kayu dgn bentuk lereng dua.
Kerangka pada rumah ini mempunyai bentuk H yg terdiri dr tiang & pula balok, dimana tiang tersebut dirakit tanpa memakai pasak & pula paku. Fungsi dr tiang ini pula digunakan untuk menopang lantai & pula atap, sementara pada dinding tersebut diikat dgn menggunakan tiang pada kepingan luar.
Bagian Rumah Adat Bugis
Rumah adab Sulawesi Selatan dr suku Bugis ini pula terdiri dr banyak sekali bagian yg ada, dimana masing-masing serpihan tersebut tentunya memiliki fungsi yg berlawanan-beda. Berikut ini klarifikasi dr masing-masing bagiannya.
-
Rakkeang
Bagian rakkeang digunakan selaku tempat penyimpanan berguna, misalnya yakni emas, perak, keris, atau bisa pula pelengkap. Bukan cuma itu, rakkeang pula bisa dipakai sebagai tempat penyimpanan persediaan masakan.
-
Bola atau Kalle Bala
Ruangan ini dipakai untuk kebutuhan dr pemiliknya, atau bisa iartikan bahwa ruangan bola adalah ruangan yg bersifat langsung, mirip kamar tidur, ruang tamu, hingga dapur.
-
Awaso atau Passiringan
Ruangan ini dipakai sebagai ruangan untuk menyimpan berbagai hewan ternak. Dimana hewan ternak yg disimpan mirip binatang kambing, sapi, hingga ayam. Ruangan ini pula digunakan sebagai tempat untuk menyimpan aneka macam alat pertanian atau alat kerja.
Makna Rumah Adat Bugis
Rumah adat suku Bugis pula mempunyai aneka macam makna filosofis pada setiap bangunan yg ada. Berikut ini makna filosofis dr rumah budpekerti Bugis!
- Bonting langiq merupakan pecahan atap dr rumah adat, dimana pada atap tersebut diberi rongga. Bagian ini adalah lambang perkawinan di atas langit yg dikerjakan oleh We Tenriabeng yakni saudari kembar dr Sawerigading atau permaisuri dr Remmang ri Langi alias Hulontalangi (Raja pertama Gorontalo)
- Ale Kawaq merupakan potongan tengah atau area tempat tinggal dr pemilik rumah. Biasanya potongan ini menggambarkan keadaan dr bumi Pertiwi.
- Buri Liu merupakan serpihan yg berada di bawah rumah atau kolong yg menjadi lambang dunia bawah tanah & pula laut. Dahulu pecahan ini digunakan selaku tempat untuk memelihara.
Perbedaan rumah Bugis
Rumah panggung kayu ini pula dibagi lagi menjadi dua jenis menurut dr seratus sosial orang yg tinggal di rumah itu. Dimana rumah Saoraja (Sallasa) merupakan rumah besar yg dijadikan tempat tinggal oleh para keturunan raja atau kaum darah biru.
Sedangkan rumah yg ditempati oleh masyarakat biasa disebut dgn rumah Bola. Salah satu ciri khas dr rumah akhlak Sulawesi Selatan suku Bugis ialah banyaknya kamar dgn aneka macam aneka macam fungsinya.
-
Rumah Adat Khas Suku Luwuk
Sama mirip dgn rumah akhlak Sulawesi Selatan sebelumnya, dimana rumah adab dr suku Luwuk ini pula bernuansa rumah panggung. Dimana hal yg membedakan dgn rumah etika lainnya yakni terletak pada belahan atas rumah.
Rumah budbahasa suku Luwuk ini terdiri dr tiga penggalan atau lima puncak yg disebut pula dgn Bubungan. Bubungan tersebut bertujuan selaku penunjuksiapa yg mempunyai hunian, bisa dikatakan Bubungan tersebut memberikan kasta & pula status dr pemilik rumah.
Pada zaman dahulu, rumah budpekerti ini hanya dimiliki oleh raja Luwuk. Dimana tak hanya digunakan sebagai tempat tinggal saja, melainkan pula dipakai selaku tempat pertemuan bagi para petinggi istana.
Rumah adat ini pula mempunyai fungsi pada setiap ruangan-ruangan yg ada, dimulai dr ruang tamu hingga kamar eksklusif. Dimana pada bagian depan sering disebut selaku tudang Sipulung oleh warga dr suku Luwuk.
Bagian tersebut berfungsi selaku tempat yg dipakai untuk menerima tamu, tempat yg luas pula bisa membuat rumah ini bisa mendapatkan tamu yg lumayan banyak.
Keunikan Rumah Adat Suku Luwuk
Rumah akhlak suku Luwuk pula memiliki keunikan yg bisa menciptakan rumah ini kian menarik, dimana keunikan tersebut bisa dr pernak-pernik atau ukiran prengreng. Ukiran tersebut mempunyai arti hidup yg tak pernah putus, bisa dibilang sebagai simbol dr umur panjang. Luas yg dimiliki oleh rumah budpekerti ini pula menjadikannya mampu menampung pada beberapa pecahan ruangan.
Makna Filosofis Rumah Luwuk
Berdasarkan dr sejarahnya, rumah adab Luwuk ini pula berasal dr raja Luwuk. Dimana rumah budbahasa ini memiliki tiang penyangga sebanyak 88 buah dgn bahan dasar kayu.
Sama halnya dgn rumah budbahasa Sulawesi yg yang lain, dimana rumah akhlak ini pula mempunyai pembeda dr setiap kelas sosial. Ornamen yg ada di rumah akhlak ini disebut dgn bunga parenreng yg melambangkan filosofi hidup menjalar sukur yg artinya hidup tak pernah terputus.
Perbedaan Rumah Luwuk
Hal yg membedakan rumah etika suku Luwuk dgn rumah budbahasa yg yang lain yakni terletak pada kepingan atas rumah. Dimana rumah budbahasa ini terdiri dr tiga atau lima puncak yg disebut selaku Bubungan.
-
Rumah Adat Khas Suku Mandar
Rumah adab Sulawesi Selatan khas suku Mandar disebut dgn rumah boyang. Dimana rumah adat ini mempunyai gaya arsitektur yg unik dgn bentuk rumah panggung & terdiri dr bahan material kayu yg ditopang dgn tiang penyangga.
Rumah adat Boyang ini terdiri dr dua jenis yakni Boyang adaq yg digunakan untuk bangsawan & pula boyang beasa yg digunakan selaku tempat tinggal rakyat biasa. Pada biasanya rumah etika suku mandar memiliki warna gelap namun ada pula yg memakai warna asli dr kayu, seperti coklat muda atau coklat bau tanah.
Bukan hanya itu rumah khas dr suku ini pula memiliki bentuk segitiga yg dibentuk dengan-cara bertumpuk. Dimana rumah budpekerti ini pula terdiri dr satu tingkat yg memanjang kebelakang dgn kaki yg tinggi sehingga diharapkan tangga untuk jalan masuk masuk ke dlm rumah.
Rumah adab ini dibangun dgn tujuan untuk melindungi para penghuni rumah dr serangan binatang hewan buas atau pencuri. Bukan cuma itu, para penghuni rumah akhlak ini pula ditentukan akan terbebas dr banjir apabila demam isu hujan tiba.
Karakteristik Rumah Boyang
Rumah budpekerti suku mondar ini disebut dgn rumah Boyang dgn bentuk rumah panggung yg terdiri dr bahan material kayu & ditopang dgn memakai tiang penyangga.
Hal yg unik pada rumah ini yaitu penyangga yg tak ditancapkan ke tanah, namun hanya ditumpangkan ke suatu kerikil datar, hal tersebut bertujuan supaya kayu tak mudah lapuk.
Rumah adab ini pula mempunyai dua tangga yg terletak pada potongan depan & pula belakang rumah, dimana tangga tersebut mesti menggunakan jumlah yg ganjil, yakni antara 7 hingga 13. Kemudian pada dinding rumah dibentuk dgn menggunakan papan yg telah diukir sesuai dgn motif khas dr suku Mandar.
Makna filosofis & perbedaan suku Mandar
Seperti yg sudah kita tahu sebelumnya bahwa rumah budbahasa ini terbagi menjadi dua jenis yakni, Rumah Boyang Adaq & pula Boyang Beasa. Boyang Adaq memiliki ornamen tertentu yg melambangkan identitas dr status sosial dr para penghuni rumah tersebut.
Ornamen ini bisa dilihat dr penutung bumbungan yg memiliki tiga hingga tujuh susun, bisa dibilang apabila semakin banyak tumpukannya maka kian tinggi pula derajat dr statusnya.
Perbedaan yg paling mencolok dr rumah budpekerti ini dgn rumah adab lainnya yakni terletak pada belahan teras atau Lego yg memiliki ukuran lebih luas dr pada teras rumah etika yang lain. Dengan bentuk bangunan yg menyerupai dgn rumah panggung.
-
Rumah Adat Khas Suku Toraja
Rumah etika Sulawesi Selatan suku Toraja disebut dgn rumah adab Tongkonan. Dimana rumah ini mempunyai beberapa hukum yg wajib dijalankan pada ketika membangun rumah akhlak ini.
Aturan untuk pembangunan rumah adat tongkonan antara lain yakni rumah harus menghadap ke arah Utara. Hal tersebut dikarenakan arah Utara merupakan tempat berkumpul dgn para leluhur nantinya.
Sama seperti rumah budpekerti Sulawesi yang lain, bahwa rumah ini pula berbentuk rumah panggung. Dimana uniknya bangunan ini terdiri atas tumpukan kayu yg dilapisi dgn ijuk.
Rumah akhlak ini cukup terkenal baik itu dr dlm negeri maupun dr mancanegara. Dimana banyak penduduk yg mengenal rumah akhlak tongkonan ini dr ciri khasnya yakni terdapat tiga ornamen yg diberi warna merah atau kuning & pula hitam.
Selain dipakai sebagai tempat tinggal tongkonan ini pula digunakan selaku tempat upacara.
Karakteristik Tongkonan
Rumah akhlak Tongkonan ini dibangun dgn bentuk konstruksi yg terbuat dr bahan material kayu & diletakkan di atas tumpukan kayu. Biasanya material utama dr rumah budbahasa tongkonan yakni kayu Uru yg bisa ditemui dgn gampang di kawasan Sulawesi.
Rumah etika ini dibangun tanpa memakai unsur logam, bahkan pula tak menggunakan paku dlm membangun rumah akhlak ini. Keunikan lain yg ada di rumah ini yakni terdapat pernak-pernik dgn tabrakan yg cantik dgn dominasi warna merah, hitam & pula kuning.
Atap dr rumah ini pula berbentuk seperti perahu telungkup dgn buritan bahkan ada pula yg mengatakan bahwa atap ini berbentuk seperti tanduk kerbau.
Makna filosofis Tongkonan
Kata Tongkonan berasal dr kata “Tongkon” yg mempunyai arti menduduki atau tempat duduk. Disebut demikian karena memang pada zaman dulu rumah ini digunakan selaku tempat berkumpulnya bangsawan Toraja yg duduk di dlm tongkonan untuk berdiskusi.
Pada penggalan tampang rumah adat ini pula dihias dgn dua motif, yakni ayam jantan (pa manuk kondom) & pula pancaran sinar matahari yg bundar (pa’barre allo). Dimana dua gesekan tersebut selalu ditaruh bersama & keduanya pula memiliki makna yg berlawanan.
Pa Manuk londong mengacu pada kebenaran (katonganan) & pula keadilan (Sansa syalunna). Dimana ayam jantan dapat mengetahui perputaran matahari (untandai allo) & pula mengukur siang & malam (ussuka’ bongi).
Motif pa’barre allo memperlihatkan energi & kekuatan yg diperlukan untuk membangun keadilan. Kemudian di bawah motif ini pula terdapat motif pa’daun bolu(daun sirih) yg digunakan sebagai materi persembahan utama dlm program.
Tingkatan Tongkonan
Dalam suku Toraja sendiri terdapat beberapa tingkatan Tongkonan. Tingkatan tersebut dibagi berdasarkan dgn strata sosial penduduk , berikut ini 3 tingkatan tersebut!
- Tongkonan Layuk merupakan jenis tongkonan yg dipakai untuk berbagai masalah pemerintahan dr suku Toraja.
- Tongkonan Pekamberan yg dipakai sebagai tempat residensial para petinggi adab Toraja.
- Tongkonan Batu yg dipakai selaku tempat tinggal penduduk biasa.
-
Rumah Adat Khas Suku Makassar
Rumah adat Sulawesi Selatan suku Makassar dinamakan dgn rumah adat Bala. Dimana rumah adab ini memiliki versi seperti rumah panggung yg terbagi menjadi tiga serpihan, yakni potongan atap, inti rumah & pula kolong rumah.
Hal yg mempesona dr rumah yaitu Balla ini terletak pada belahan atapnya. Dimana pada umumnya atap dr rumah akan dibuat dr bahan material ijuk atau jerami, sedangkan pada potongan yg lainnya terbuat dr aneka macam perpaduan jenis kayu.
Rumah adat Balla merupakan rumah panggung yg mempunyai bentuk cukup tinggi & pula besar, dimana terdapat 10 tiang penyangga dgn ketinggian hingga 3 meter. Sehingga tidak aneh apabila didalam rumah ini terdapat beberapa ruangan yg mempunyai ukuran cukup besar pula.
Makna filosofis Balla
Rumah etika Balla pula mempunyai banyak sekali makna dlm arsitekturnya, contohnya di puncak atap yg mempunyai bangunan segitiga & disebut selaku timbaksela yakni simbol khusus yg memperlihatkan kebangsawanan orang tinggal di rumah tersebut.
Timbaksela yg disusun dgn jumlah tiga atau lebih memberikan kebangsawanan, sedangkan segitiga yg tak memiliki susunan adalah tanda dr penduduk biasa.
Perbedaan Balla
Terdapat dua jenis tangga rumah budbahasa yg ada di Makassar, yakni Sapana & Tukak. Dimana perbedaan dr kedua nya terletak pada jenis materi yg dipakai & pula jumlah dr anak tangga.
Sapana terbuat dr bahan material bambu dgn tiga atau lebih anak tangga yg ianyam. Sedangkan Tukak pula merupakan jenis anak tangga yg dibentuk dgn menggunakan bahan material kayu, dimana sapana dikhususkan untuk para ningrat sedangkan tukak digunakan untuk masyarakat biasa.
Bagian Bangunan Balla
Seperti yg sudah kita tahu dr penjelasan iatas, dimana rumah etika Balla memiliki bangunan yg luas & didalamnya pula terbagi menjadi beberapa ruangan yang lain. Ruangan teras atau yg disebut dgn Dego-dego, serta Kalla Balla atau kepingan pintu masuk hingga pada bagian belakang.
Untuk ruang tamu disebut dgn Paddaserang Dallekang yg terletak sehabis pintu masuk. Kemudian untuk ruang tengah yg dipakai sebagai ruang keluarga & yg terakhir yakni kamar khusus perempuan yg ada pada ruangan belakang.
Sistem Kepercayaan Pembuatan Rumah Adat Sulawesi Selatan
Pembuatan rumah akhlak tentunya akan dipengaruhi oleh suku, budaya & pula metode kepercayaan. Dimana tata cara kepercayaan tersebut akan mempengaruhi konsep dr pengerjaan rumah yg dibuat berdasarkan dgn keyakinan & pula ketaatan para penghuninya.
Keyakinan tersebut mirip rasa percaya yg kaya akan kekuatan supranatural. Pada rumah etika pula terdapat aneka macam simbol-simbol yg menjadi rasa percaya & pula keyakinan dr pemilik rumah.
Dimana pada rumah budpekerti Sulawesi Selatan ini pula dipengaruhi oleh leluhur yg sudah meninggal dunia & pula peristiwa dr alam lain. Sebelum agama Islam ini meningkat , masyarakat yg ada di Sulawesi Selatan meyakini kepercayaan nenek moyang, yakni pada Animisme & pula Dinamisme. Lalu apa sih yg dimasukkan dgn Animisme Dinamisme?
Animisme merupakan kepercayaan menyembah roh nenek moyang atau roh dr para leluhur. Roh leluhur tersebut ianggap bersemayam pada watu besar, pohon rindang bahkan hingga pada tempat keramat.
Sedangkan dinamisme ialah kepercayaan akan menyembah segala sesuatu yg ianggap memiliki kekuatan yg dapat mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan dr seseorang. Melalui usaha yg dipakai untuk menjaga hidup, penduduk akan senantiasa mempercayai gunung, bagi, keris yg mempunyai kekuatan.
Benda-benda tersebut diandalkan oleh masyarakat mempunyai penangkal, menahan ancaman & pula alat yg digunakannya untuk memperoleh kekebalan.
Orang pula bertanya
Rumah budpekerti Sulawesi Apa?
Apa nama rumah adab Makassar?
Apa busana adat Sulawesi Selatan?
Apa saja rumah adab?
Penutup
Demikianlah klarifikasi mengenai rumah akhlak Sulawesi Selatan yg terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sukunya.
Semoga klarifikasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian mengenai rumah akhlak Sulawesi Selatan & mudah-mudahan klarifikasi ini pula dapat dipahami dgn baik!
Rumah Adat Sulawesi Selatan
Sumber Refrensi:
@https://www.celebes.co/rumah-budpekerti-sulawesi-selatan
@https://www.pinhome.id/blog/ini-dia-nama-dan-gambar-rumah-budbahasa-sulawesi-selatan/
@https://kumparan.com/viral-food-travel/rumah-akhlak-sulawesi-selatan-tongkonan-si-hunian-khas-kebanggaan-1wAsSYDo2vc