Hari-hari ini ialah masa liburan sekolah. Anak-anak libur kenaikan kelas selama kurang lebih tiga pekan. Bagi bawah umur, piknik adalah waktu yg menggembirakan. Namun sebagai orangtua, “menyenangkan” saja tak cukup. Masa liburan juga harus berguna bagi buah hati, bukan malah membuat mereka merugi.
Berikut ini 5 kiat biar liburan bawah umur menyenangkan & berguna bagi abad depan mereka:
Daftar Isi
Rencanakan Aktifitas di Masa Liburan
Bagaimanapun, sesuatu yg direncanakan dgn baik akan berbeda jadinya dgn sesuatu yg tak pernah direncanakan sama sekali. Karena itu, rencanakanlah aktifitas-aktifitas selama bawah umur liburan sekolah. Ajak suami & anak-anak menciptakan acara selama era piknik itu.
Tentu, dikala ada orangtua di rumah, piknik menjadi lebih mudah. Berbeda jikalau bawah umur yg masih SD atau Taman Kanak-kanak libur, se&gkan kedua orangtuanya melakukan pekerjaan di luar rumah. Mungkin belum dewasa bersama nenek atau anggota keluarga lainnya. Atau bahkan, mereka di rumah cuma bersama khadimat (pembantu). Yang lebih ‘repot’ lagi, jika di rumah tak ada siapa-siapa.
Bagi golongan yg disebutkan terakhir ini, orangtua mampu menyiapkan apakah selama tiga pekan piknik itu, dua pekan belum dewasa berlibur di rumah nenek & sepekan orangtua cuti untuk menemani, atau bagaimana. Selain aktifitas di rumah, perlu direncanakan juga piknik keluarga. Di mana seluruh anggota keluarga berlibur bareng .
Hindari mengandalkan TV
Ada sebagian orangtua yg berpikir, “yg penting anak-anak aman secara fisik & bahagia ketika liburan.” Lalu mereka pun memprogram anak-anaknya untuk berlibur di depan Televisi. Bangun tidur anak eksklusif nonton TV, siang nonton TV, sore nonton TV, bahkan hingga malam nonton TV.
Televisi, selain menciptakan fisik motorik anak tak berkembang baik alasannya kebiasaan duduk lama di depannya, juga menenteng pengaruh negatif bagi huruf & perilaku anak. Sebabnya, banyak program-program televisi yg tak cocok untuk bawah umur. Bahkan, film-film yg diklaim selaku “tontonan anak” juga tak sedikit yg mengajarkan kekerasan, budaya instan, hedonis, hingga pacaran.
Hindari banyak main game & gadget
Ada pula orangtua yg mengandalkan game untuk menemani anak-anak selama piknik. Jika dahulu untuk bermain game orangtua membelikan PS atau anak-anak pergi ke persewaan PS, kini dgn menjamurnya ponsel pintar & gadget, belum dewasa menjadi lebih gampang mengakses game-game yg lebih variatif.
Secara jangka pendek, bermain game lewat gadget memang menciptakan belum dewasa jadi betah di rumah & orangtua seperti bebas beraktifitas lainnya. Tetapi, selain mempunyai pengaruh pada fisik khususnya mata, bermain game dlm waktu yg lama juga membuat belum dewasa kehilangan banyak waktu untuk berbagi fisik motoriknya. Bermain game yg gambarnya bergerak cepat juga membuat belum dewasa sukar menangkap pelajaran yg biasanya menggunakan tulisan & gambar tak bergerak. Sebab, otaknya sudah beradaptasi dgn gambar gerak cepat.
Pilih liburan keluar ke alam bebas
Jika berkesempatan berlibur keluar bersama keluarga, seleksilah liburan ke alam bebas. Misalnya ke pantai, outbond, & sebagainya. Liburan jenis ini jauh lebih bermanfaat dibandingkan dgn pergi ke pusat permainan yg umumnya tersedia di mal-mal.
Penelitian profesor psikologi dari University of Utah, David Strayer, memperoleh, bermain di alam bebas & terjauh dari gadget bisa mengembangkan kreatifitas orang cukup umur sampai 50 persen. Pengaruh faktual bermain di alam bebas juga terjadi pada bawah umur.
Bermain di alam bebas juga bukan hanya perlu dijalankan dikala piknik keluarga. Daripada anak-anak bermain game, lebih cantik bagi mereka melaksanakan permainan tradisional bareng sahabat-temannya. Selain berguna bagi pertumbuhan fisik psikomotorik, permainan tradisional bareng sobat-teman sebayanya juga melatih kecerdasan emosional & menjadi fasilitas bersosialisasi anak.
Tetap jaga shalat
Membuat agenda selama piknik maupun saat berlibur ke luar mesti tetap menjaga shalat lima waktu. Terka&g, ketika liburan, bawah umur lupa tak menunaikan shalat karena asyik bermain. Orangtua perlu menertibkan & mengarahkan, supaya apapun aktifitas anak selama liburan, tergolong ketika berlibur ke luar bersama keluarga, shalat tetap tersadar. [Arifatus Sholihah/Webmuslimah.com]